Yenny Wahid Ajak Wanita Berkecimpung di Industri Maritim

Reporter

Antara

Selasa, 11 Desember 2018 15:26 WIB

Zannuba Arifah Chafsoh atau Yenny Wahid. Dok.TEMPO/ JACKY RACHMANSYAH.

TEMPO.CO, Jakarta - Politisi Yenny Wahid mengajak para perempuan untuk lebih berkecimpung di dunia maritim karena industri maritim bukan industri yang tabu untuk perempuan.

Baca juga: Prabowo Didukung Cucu Pendiri NU, Yenny Wahid: Saya Enggak Kaget

"Memperluas peran perempuan memang harus sosialisasi mengundang banyak perempuan untuk bergabung dalam industri ini. Industri ini bukan industri yang tabu dimasuki perempuan ini industri sama seperti industri lainnya sangat terbuka," kata Yenny di sela-sela acara "Women in Maritime" di Jakarta, Selasa, 11 Desember 2018.

Menurut Yenny, saat ini peran perempuan belum optimal di dunia maritim. Padahal potensi maritim dalam menyumbang ke negara sangat lah besar. Yenny mengatakan ke depannya bukan lagi otot yang bekerja, melainkan mental serta "artificial intelligence".

"Perempuan masih ada hambatan psikologis seolah sektor maritim adalah sektor dominan laki-laki, tidak harus seperti itu karena dengan zaman sarat teknologi saat ini kita melihat ke depan itu buka kekuatan otot tapi kekuatan mental. Kalau sudah kekuatan mental baik maupun laki-laki punya potensi yang sama ke depan," katanya.

Dia menambahkan agar perempuan bisa lebih memiliki ruang untuk berkembang di dunia maritim, harus dipastikan suasana industri tidak ada diskriminasi, baik pelecehan seksual maupun penghasilan. Yenny menyebutkan secara global gaji pegawai perempuan lebih rendah 30 persen dari gaji laki-laki.

"Kalau bisa ditingkatkan sama akan ada kesetaraan maka itu akan mengundang perempuan juga masuk ke industri ini," katanya.

Selain itu, menurut dia, perempuan masih terbentur sempitnya kesempatan yang diberikan dibandingkan laki-laki. Contohnya promosi jabatan.

"Akses terhadap promosi lebih banyak diberikan kepada laki-laki daripada perempuan walaupun keahliannya sama, ini masuknya cara pandang masyarakat kita yang patriarki menganggap perempuan di belakang. Maka ada hambatan psikologis prioritas utama diberikan ke laki-laki hambatannya dua, yaitu hambatan struktural dan hamabatan nonstruktural, yaitu kultural," katanya.

Yenny menyebut saat ini perempuan sudah mendapatkan ruang yang lebih. Contohnya sejumlah menteri merupakan perempuan, seperti Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti. Namun perlu dikembangkan juga infrastruktur pendidikan yang mendukung.

"Bahwa industri maritim punya potensi yang luar biasa sebagai penyumbang devisa kita perlu membangun infrastruktur pendidikan fokus ke arah sana, kemudian bisa memfasilitasi anak-anak bangsa kita untuk lebih belajar memperdalam keahliannya dan dipastikan industrinya dengan regulasi yang jelas bisa menyerap tenaga kerja terutama tenaga kerja perempuan," kata Yenny Wahid.

ANTARA

Berita terkait

Pabik Sepatu Bata Tutup, Kemenperin: Rugi atau Strategi Bisnis?

5 jam lalu

Pabik Sepatu Bata Tutup, Kemenperin: Rugi atau Strategi Bisnis?

Kementerian Perindustrian mengaku belum mengetahui penyebab tutupnya pabrik sepatu Bata di Purwakarta, Jawa Barat.

Baca Selengkapnya

Siapa Sebenarnya Pemilik Sepatu Bata yang Pabriknya Tutup di Purwakarta?

23 jam lalu

Siapa Sebenarnya Pemilik Sepatu Bata yang Pabriknya Tutup di Purwakarta?

Bata telah melakukan berbagai upaya selama empat tahun terakhir di tengah kerugian dan tantangan industri.

Baca Selengkapnya

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Aprisindo: Pengetatan Impor Mempersulit Industri Alas Kaki

1 hari lalu

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Aprisindo: Pengetatan Impor Mempersulit Industri Alas Kaki

Asosiasi Persepatuan Indonesia menanggapi tutupnya pabrik sepatu Bata. Pengetatan impor mempersulit industri memperoleh bahan baku.

Baca Selengkapnya

Pabrik Sepatu Bata Gulung Tikar, Berikut Perjalanan Bisnisnya di Indonesia

1 hari lalu

Pabrik Sepatu Bata Gulung Tikar, Berikut Perjalanan Bisnisnya di Indonesia

Pabrik sepatu Bata di Purwakarta tutup karena merugi. Bata pernah menjadi salah satu industri sepatu terbesar di dalam negeri.

Baca Selengkapnya

Realisasi Kredit Bank Mandiri Kuartal I 2024 Tembus Rp 1.435 Triliun

6 hari lalu

Realisasi Kredit Bank Mandiri Kuartal I 2024 Tembus Rp 1.435 Triliun

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. telah menyalurkan kredit konsolidasi sebesar Rp 1.435 triliun pada kuartal I 2024.

Baca Selengkapnya

Polda Metro Jaya Gelar Olah TKP Industri Rumahan Narkoba di Sentul Hari Ini

7 hari lalu

Polda Metro Jaya Gelar Olah TKP Industri Rumahan Narkoba di Sentul Hari Ini

Rumah yang menjadi tempat industri narkoba ini terdiri atas dua lantai, dengan cat berwarna kuning keemasan.

Baca Selengkapnya

Indonesia Bahas Pengurangan Emisi Karbon di Hannover Messe 2024

12 hari lalu

Indonesia Bahas Pengurangan Emisi Karbon di Hannover Messe 2024

Pemerintah RI membahas langkah strategis mengurangi emisi karbon sektor industri di ajang pameran global Hannover Messe 2024 Jerman.

Baca Selengkapnya

Pupuk Kujang Kembangkan Produksi Es Kering

19 hari lalu

Pupuk Kujang Kembangkan Produksi Es Kering

Pupuk Kujang menambah lini produk non pupuk dengan meresmikan pabrik dry ice atau es kering memanfaatkan produksi pabrik CO2 cair.

Baca Selengkapnya

Impor Dibatasi, Pengusaha Tekstil: Meski Belum Signifikan, Tren Kinerja Industri TPT Mulai Positif

24 hari lalu

Impor Dibatasi, Pengusaha Tekstil: Meski Belum Signifikan, Tren Kinerja Industri TPT Mulai Positif

Asosiasi Serat dan Benang Filamen Indonesia (APSyFI) mengungkapkan dampak kebijakan pembatasan impor yang diterapkan oleh pemerintah.

Baca Selengkapnya

CIPS Nilai Aturan Pembatasan Impor Berpotensi Lemahkan Daya Saing Produk Dalam Negeri

30 hari lalu

CIPS Nilai Aturan Pembatasan Impor Berpotensi Lemahkan Daya Saing Produk Dalam Negeri

Dengan aturan ini, dokumen lartas yang sebelumnya hanya berupa laporan survey (LS) kini bertambah menjadi LS dan Persetujuan Impor.

Baca Selengkapnya