Kemenkeu Beberkan Penyebab Penyerapan Anggaran Seret

Kamis, 6 Desember 2018 07:15 WIB

Direktur Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) pada Ditjen Anggaran Kementerian Keuangan, Askolani. TEMPO/Dhemas Reviyanto

TEMPO.CO, Bali - Direktorat Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Askolani membeberkan beberapa penyebab seretnya penyerapan anggaran di kementerian dan lembaga. Walhasil, capaian-capaian dari program nasional pun tidak bisa maksimal ketika uang yang seharusnya telah tersedia malah telat dibelanjakan.

Simak: Sri Mulyani Ubah Gaya Komunikasi Kemenkeu, Gunakan Medsos

Penyebab pertama adalah perencanaan yang tidak matang di tingkat kementerian dan lembaga. Ini merupakan salah satu penyebab utamanya. "Seharusnya kalau perencanaannya baik, 1 Januari setiap tahunnya, program bisa langsung jalan," kata Askolani dalam diskusi di Nusa Dua, Bali, Rabu, 5 Desember 2018.

Penyebab kedua adalah adanya proses lelang yang dilakukan tidak sedari awal. Seharusnya, kata dia, kementerian dan lembaga bisa saja memulai pra-lelang sejak bulan November dan difinalisasi bulan Desember. Sehingga ketika Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) disetujui DPR dan Pemerintah di akhir tahun, lagi-lagi pemenang lelang bisa langsung memulai program di 1 Januari tahun berikutnya.

Beberapa kementerian baru memulai proses lelang di awal tahun yang biasanya membutuhkan waktu sekitar 40 hari. Itu pun belum termasuk waktu sanggah bagi mereka yang kalah dalam lelang. Akibatnya, kata Askolani, banyak program yang baru dimulai paa bulan ketiga dan keempat setiap tahunnya.

Kondisi inilah salah satunya yang membuat Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyindir Kementerian Perhubungan yang serapan anggarannya tidak pernah lebih dari 90 persen sejak 2010 hingga 2017. Padahal, anggaran Kemenhub terus dinaikkan setiap tahun. "Itu pun saya akan bertanya berapa yang betul-betul dibelanjakan," kata dia, 1 Februari 2018.

Advertising
Advertising

Untuk diketahui, APBN biasanya memasuki proses pembahasan sejak bulan Agustus dan disetujui pada bulan November. Di bulan Desember, presiden pun menyerahkan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA). DIPA inilah yang menjadi patokan dari kementerian dan lembaga sebelum menggelontorkan dana untuk program mereka masing-masing.

Askolani melanjutkan periode waktu penyerahan DIPA menjadi salah satu penyebab ketiga dari lambannya penyerapan anggaran. Tapi, tren selama ini telah menunjukkan perbaikan. Dia menyebut bahwa dalam empat tahun terakhir, penyerahan DIPA ke kementerian dan lembaga bisa dipercepat hingga minggu pertama dan kedua Desember.

Penyebab terakhir yaitu kementerian dan lembaga itu sendiri yang suka mengganti-ganti pejabat pengguna anggaran. Kadang kala, anggaran sudah dialokasi untuk kementerian tersebut, namun pejabat pengguna anggaran justru belum ditunjuk sama sekali. "Kalau gak ada pejabatnya, ya tidak ada yang bisa menandatangani," tutur Askolani.

Keseluruhan penyebab ini, akhirnya membuat belanja anggaran di kementerian lambat di awal, tapi menukik besar di akhir tahun. Padahal, Kemenkeu ingin belanja anggaran konsisten setiap bulannya hingga akhirnya terserap penuh di akhir tahun. " Jadi kalau dibuat grafik, penyerapannya itu landai, ini yang baik dan efektif," ujarnya.

FAJAR PEBRIANTO / SYAFIUL HADI

Berita terkait

Jokowi Resmikan Bendungan Tiuk Suntuk di NTB, Pembangunannya Telan Biaya Rp 1,4 Triliun

4 hari lalu

Jokowi Resmikan Bendungan Tiuk Suntuk di NTB, Pembangunannya Telan Biaya Rp 1,4 Triliun

Presiden Joko Widodo alias Jokowi meresmikan Bendungan Tiu Suntuk di Sumbawa Barat, NTB, pada Kamis, 2 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Jokowi Resmikan Jalan 5 Inpres di NTB Senilai Rp 211 Miliar: Anggaran yang Tidak Kecil

4 hari lalu

Jokowi Resmikan Jalan 5 Inpres di NTB Senilai Rp 211 Miliar: Anggaran yang Tidak Kecil

Jokowi meresmikan pelaksanaan Instruksi Presiden (Inpres) Jalan Daerah di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) pada Kamis pagi, 2 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Viral Bea Masuk Rp 31,8 Juta untuk Sepatu Seharga Rp 10 Juta, Begini Cara Perhitungan Bea Cukai

11 hari lalu

Viral Bea Masuk Rp 31,8 Juta untuk Sepatu Seharga Rp 10 Juta, Begini Cara Perhitungan Bea Cukai

Ditjen Bea Cukai menanggapi pemberitaan penetapan bea masuk untuk produk sepatu impor yang dibeli oleh konsumen sebesar Rp 31,8 juta.

Baca Selengkapnya

Penjelasan Kemenkeu soal Prediksi Kenaikan Rasio Utang jadi 40 Persen pada 2025

12 hari lalu

Penjelasan Kemenkeu soal Prediksi Kenaikan Rasio Utang jadi 40 Persen pada 2025

Kemenkeu merespons soal kenaikan rasio utang pemerintah terhadap produk domestik bruto (PDB) pada 2025.

Baca Selengkapnya

Kemenkeu Antisipasi Dampak Penguatan Dolar terhadap Neraca Perdagangan

12 hari lalu

Kemenkeu Antisipasi Dampak Penguatan Dolar terhadap Neraca Perdagangan

Kementerian Keuangan antisipasi dampak penguatan dolar terhadap neraca perdagangan Indonesia.

Baca Selengkapnya

Jokowi Resmikan Jalan Inpres di Gorontalo Senilai Rp 161 Miliar: Di Sini Ada Produksi Kelapa, Jagung..

14 hari lalu

Jokowi Resmikan Jalan Inpres di Gorontalo Senilai Rp 161 Miliar: Di Sini Ada Produksi Kelapa, Jagung..

Presiden Joko Widodo atau Jokowi meresmikan pembangunan jalan daerah di Provinsi Gorontalo pada hari ini, Senin, 22 April 2024.

Baca Selengkapnya

7 Fakta Bandara Panua Pohuwato yang Diresmikan Jokowi Hari Ini

14 hari lalu

7 Fakta Bandara Panua Pohuwato yang Diresmikan Jokowi Hari Ini

Presiden Jokowi meresmikan Bandara Panua Pohuwato pada hari ini, Senin, 22 April 2024. Berikut 7 fakta Bandara Panua Pohuwato, Gorontalo.

Baca Selengkapnya

Wacana MRT di Tangsel, Benyamin Angkat Tangan Jika Gunakan Anggaran Pemda

14 hari lalu

Wacana MRT di Tangsel, Benyamin Angkat Tangan Jika Gunakan Anggaran Pemda

Wacana pembangunan MRT kembali mencuat setelah sebelumnya proyek tersebut merupakan usulan dari Pemkot Tangsel pada beberapa tahun lalu.

Baca Selengkapnya

Jokowi Resmikan Bandara Panua Pohuwato Senilai Rp 437 Miliar

14 hari lalu

Jokowi Resmikan Bandara Panua Pohuwato Senilai Rp 437 Miliar

Presiden Joko Widodo atau Jokowi meresmikan bandara Panua Pohuwato, Kabupaten Pohuwato, Gorontalo, pada hari ini, Senin, 22 April 2024.

Baca Selengkapnya

Imbas Serangan Iran ke Israel, Pemerintah akan Evaluasi Anggaran Subsidi BBM 2 Bulan ke Depan

20 hari lalu

Imbas Serangan Iran ke Israel, Pemerintah akan Evaluasi Anggaran Subsidi BBM 2 Bulan ke Depan

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto merespons soal imbas serangan Iran ke Israel terhadap harga minyak dunia. Ia mengatakan pemerintah akan memonitor kondisi selama dua bulan ke depan sebelum membuat keputusan ihwal anggaran subsidi bahan bakar minyak atau BBM.

Baca Selengkapnya