Menteri PUPR Pelajari Teknologi Peningkatan Dam di Jepang

Reporter

Antara

Jumat, 30 November 2018 13:45 WIB

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono menyeruput kopi usai meninjau pembangunan arena Asian Games 2018 di GBK, Senayan, Jakarta, 10 Mei 2018. Basuki melihat progres pembangunan taman,arena olahraga Squash dan Elevated Parking untuk Asian Games 2018. TEMPO/Fakhri Hermansyah

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengunjungi dua lokasi proyek bendungan di Jepang untuk mempelajari teknologi peningkatan dam atau "Dam Upgrading" yang tengah dilakukan di 21 bendungan di Jepang.

Baca juga: Menteri PUPR Bidik 300 Jembatan Gantung Dibangun 2018 - 2019

"Dari pengalaman Jepang melakukan 'Dam Upgrading', kita dapat belajar bagaimana mengoptimalkan fungsi bendungan yang sudah ada," kata Basuki melalui keterangan tertulis di Jakarta, Jumat, 30 November 2018.

Kedua lokasi yang dikunjungi Menteri Basuki yakni Amagase Dam Re-Development Project Tunnel di Kota Uji, Prefektur Kyoto, dan Bendungan Yamaguchi di Prefektur Saitama. Kunjungan tersebut dilakukan di sela pertemuan 12th High Level Experts and Leaders Panel (HELP) on Water and Disasters Meeting di Tokyo.

Basuki menjelaskan bendungan-bendungan di Jepang sudah berusia tua dan mengalami penurunan fungsi. Sementara untuk pembangunan bendungan baru, ketersediaan lahan sangat terbatas dan tidak mudah pembebasannya. Karenanya, Dam Upgrading menjadi pilihan untuk memperpanjang fungsi bendungan.

Menurut dia, Dam Upgrading memiliki kelebihan dibandingkan membangun bendungan baru. Di antaranya tidak diperlukan pembebasan lahan, lebih ramah lingkungan dan waktu yang lebih cepat.

Bendungan serbaguna Amagase dibangun dan mulai beroperasi pada 1964 di Sungai Uji anak sungai dari Sungai Yodo yang mengalir melintas Prefecture Kyoto dan Osaka, dan berada di hilir outlet Danau Biwa. Bendungan berfungsi sebagai pengendali banjir, pembangkit listrik dan pemasok air baku air minum kota Kyoto dan Osaka.

Amagase Dam Re-Development Project Tunnel dilakukan pemerintah Jepang dengan tujuan agar pertambahan debit banjir yang keluar dari Danau Biwa dapat dialirkan dengan aman, meningkatkan kapasitas tampungan efektif Bendungan Amagase.

Bendungan juga berguna memenuhi tambahan kebutuhan air baku bagi kota Kyoto sebesar 0,6 m3/detik, menjaga output daya listrik PLTA tetap tinggi di musim panas dan mengendalikan banjir di kawasan Danau Biwa.

Pengembangan ini dilakukan dengan membangun Saluran Pelepas Debit Tambahan berupa struktur terowongan samping berdiameter dalam 10,3 meter, panjang 617 meter menembus bukit di sisi kiri bendungan dan dilengkapi dengan pintu-pintu pengatur.

Saluran pelepas debit tambahan ini mampu mengalirkan debit sebesar 600 m3/detik, sehingga dengan tambahan ini kemampuan bendungan untuk mengalirkan debit banjir meningkat menjadi sebesar 1500 m3/detik, karena pelimpah yang saat ini mampu mengalirkan debit banjir sebesar 900 m3/detik.

Setelah dilakukan pengembangan, tampungan air baku bendungan Amagase akan meningkat dari 600.000 m3 menjadi 2,14 juta m3 dan tampungan air untuk membangkitkan listrik meningkat dari 3,8 juta m3 menjadi 5,21 juta m3.

Sementara itu di Bendungan Yamaguchi, Menteri Basuki mendapat penjelasan bahwa bendungan ini dioperasikan pada 1934 dengan kapasitas tampung 1,95 juta m3.

Agar keamanan dapat dipantau secara teratur, pada tubuh bendungan utama dipasang alat alat pemantau percepatan gempa di dasar maupun di puncak bendungan, pemantau tekanan air pori, serta pemantau besar rembesan air di tubuh bendungan. Perkuatan-perkuatan dan pemantauan keamanan waduk-waduk tersebut dilakukan secara ketat, karena kedua waduk berada di bagian hulu permukiman yang sangat padat.

Selain bendungan, Menteri Basuki dan rombongan meninjau Sungai Kanda dengan reservoir bawah tanah yang dibangun untuk meredam puncak dan mengendalikan banjir dengan memanfaatkan ruang bawah tanah di bawah Jalur Jalan Metropolitan Tokyo sepanjang 4,5 Km.

Pilihan struktur ini diambil karena sangat sukar dan mahal untuk memperoleh Kolam Pengendali Banjir biasa di permukaan pada sungai perkotaan yang mengalir di permukiman padat.

Reservoir pengendali banjir dibangun pada kedalaman 50 m di bawah tanah, berupa terowongan dengan diameter bagian dalam 12,5 meter dan mampu menampung air sebesar 540.000 m3. Reservoir dilengkapi dengan 3 buah lubang "Intake" yang didesain secara khusus agar air dapat mengalir masuk dengan lancar di Sungai Kanda, Sungai Zenpukiji dan Sungai Myoshoji, serta adanya Menara Ventilasi Udara untuk menghidari hantaman hidraulik (Water Hammer).

Reservoir juga dilengkapi dengan pompa-pompa yang mampu mengosongkan reservoir dalam waktu 48 jam agar reservoir siap dimanfaatkan kembali. Dari penjelasan yang disampaikan ke Menteri PUPR, walaupun menggunakan teknologi yang kompleks dan mahal, biaya yang dikeluarkan dapat kembali hanya dalam kurun waktu 7 tahun.

Berita terkait

Top 3 Dunia; Gedung Putih Sebut Tel Aviv Siap-siap Serang Rafah

1 hari lalu

Top 3 Dunia; Gedung Putih Sebut Tel Aviv Siap-siap Serang Rafah

Top 3 dunia, di urutan pertama berita tentang Pemerintah Israel yang bersikukuh akan menyerang Rafah.

Baca Selengkapnya

Delegasi Indonesia Partisipasi di Festival Hakata Dontaku

1 hari lalu

Delegasi Indonesia Partisipasi di Festival Hakata Dontaku

Festival Hakata Dontaku adalah festival kesenian dan budaya terbesar di Fukuoka Jepang. Indonesia menampilkan angklung, tari Bali, dan tari Saman

Baca Selengkapnya

Dubes RI Resmikan Pesantren Pertama NU di Jepang

2 hari lalu

Dubes RI Resmikan Pesantren Pertama NU di Jepang

Duta Besar Republik Indonesia untuk Jepang Heri Akhmadi meresmikan pesantren pertama Nahdlatul Ulama (NU)

Baca Selengkapnya

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

2 hari lalu

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Pemerintah Jepang menanggapi komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor penghambat pertumbuhan ekonomi di Cina, India dan Jepang.

Baca Selengkapnya

Indonesia Pamer Infrastruktur Hijau Dalam World Water Forum ke-10, Proyek Apa yang Menonjol?

2 hari lalu

Indonesia Pamer Infrastruktur Hijau Dalam World Water Forum ke-10, Proyek Apa yang Menonjol?

Berbagai konsep dan realisasi infrastruktur energi hijau milik Pemerintah Indonesia bakal menampang di World Water Forum ke-10 di Bali.

Baca Selengkapnya

Fakta Bandara Internasional Kansai Jepang, Biaya Pembangunan Termahal dan Terancam Tenggelam

2 hari lalu

Fakta Bandara Internasional Kansai Jepang, Biaya Pembangunan Termahal dan Terancam Tenggelam

Mulai dari lokasi pembangunannya di pulau buatan sampai ancaman tenggelam, simak informasi menarik tentang Bandara Internasional Kansai Jepang.

Baca Selengkapnya

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

2 hari lalu

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Menteri Luar Negeri India menolak komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi negaranya.

Baca Selengkapnya

Bandara di Jepang Ini Tak Pernah Kehilangan Bagasi Penumpang, Apa Rahasianya?

2 hari lalu

Bandara di Jepang Ini Tak Pernah Kehilangan Bagasi Penumpang, Apa Rahasianya?

Bandara Internasional Kansai Jepang pertama kali dibuka pada 1994, dan diperkirakan melayani 28 juta penumpang per tahun.

Baca Selengkapnya

Banjir Rendam Selatan Brasil, 39 Orang Tewas dan 68 Lainnya Hilang

2 hari lalu

Banjir Rendam Selatan Brasil, 39 Orang Tewas dan 68 Lainnya Hilang

Sebanyak 39 orang tewas dan 68 lainnya belum ditemukan akibat hujan lebat dan banjir yang melanda Rio Grande do Sul, Brasil.

Baca Selengkapnya

Jepang Juara Piala Asia U-23 2024 Usai Kalahkan Uzbekistan 1-0

3 hari lalu

Jepang Juara Piala Asia U-23 2024 Usai Kalahkan Uzbekistan 1-0

Timnas U-23 Jepang keluar sebagai juara Piala Asia U-23 2024 setelah mengalahkan Uzbekistan pada partai final. Rekor sempurna Uzbekistan runtuh.

Baca Selengkapnya