Urgensi Relaksasi Daftar Negatif Investasi Menurut Jusuf Kalla

Sabtu, 24 November 2018 11:34 WIB

Wakil Presiden Jusuf Kalla tiba saat menghadiri pembukaan KTT Asia-Europe Meeting (ASEM) Ke-12 di Brussels, Belgia, 18 Oktober 2018. REUTERS/Piroschka van de Wouw

TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan relaksasi daftar negatif investasi (DNI) diperlukan untuk mengejar ketertinggalan Indonesia dari negara tetangga. Perkembangan ekonomi Indonesia terpantau lebih lambat.

Baca juga: Jokowi Minta Sri Mulyani Evaluasi Insentif Pajak Karena...

"Dari data yang ada, perkembangan kita lebih rendah dibanding dengan Vietnam, Malaysia dan Thailand," kata JK di Istana Wakil Presiden, Jakarta, Jumat, 23 November 2018.

Pemerintah sebelumnya merelaksasi sejumlah ketentuan DNI dalam Paket Kebijakan Ekonomi ke-16. Terdapat 25 bidang usaha yang kepemilikannya 100 persen boleh dimiliki oleh investor asing atau penanaman modal asing (PMA). Harapannya, kebijakan tersebut bisa mendorong substitusi barang impor. Namun, Kamar Dagang dan Industri Indonesia meminta pemerintah menunda paket kebijakan tersebut.

Kalla mengatakan perkembangan negara-negara tersebut lebih pesat lantaran mereka lebih terbuka dengan asing. Indonesia juga harus menawarkan investasi yang menarik agar bisa membuat investor menanamkan modalnya di dalam negeri. Tanpa investasi, sulit untuk mendorong perekonomian.

Menurut Kalla, membuka kesempatan kepada asing bukan berarti menghilangkan ruang untuk pengusaha lokal. Revisi DNI diputuskan dengan tetap mempertimbangkan kepentingan dalam negeri. Salah satunya ialah transfer teknologi saat asing masuk.

Dia mencontohkan, puluhan tahun lalu pembangunan gedung bertingkat di Indonesia selalu ditangani asing. Perusahaan Indonesia hanya berperan sebagai sub kontraktor. Sementara saat ini kontraktor dalam negeri sudah mampu membangun sendiri lantaran ada transfer ilmu pengetahuan.

Kedatangan asing juga disertai aliran valuta asing ke dalam negeri. "Untuk mengurangi defisit CAD itu kan kita butuh lebih banyak lagi devisa masuk," kata Jusuf Kalla.

Berita terkait

LPEM UI: Proyeksi Ekonomi RI Tumbuh 5,15 Persen di Kuartal I 2024

10 jam lalu

LPEM UI: Proyeksi Ekonomi RI Tumbuh 5,15 Persen di Kuartal I 2024

Perayaan bulan suci Ramadan dan hari raya Idul Fitri juga dapat memacu pertumbuhan ekonomi domestik lebih lanjut.

Baca Selengkapnya

Bendesa Adat Diduga Peras Pengusaha Rp 10 Miliar, Seperti Apa Perannya dalam Izin Investasi di Bali?

16 jam lalu

Bendesa Adat Diduga Peras Pengusaha Rp 10 Miliar, Seperti Apa Perannya dalam Izin Investasi di Bali?

Kejaksaan Tinggi Bali menangkap seorang Bendesa Adat karena diduga telah memeras seorang pengusaha untuk rekomendasi izin investasi.

Baca Selengkapnya

Basuki Hadimuljono Pastikan Groundbreaking Keenam di IKN Setelah World Water Forum 2024 Digelar

1 hari lalu

Basuki Hadimuljono Pastikan Groundbreaking Keenam di IKN Setelah World Water Forum 2024 Digelar

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan groundbreaking keenam di IKN dilakukan akhir Mei atau awal Juni 2024.

Baca Selengkapnya

Delegasi Uni Eropa Kunjungi IKN untuk Jajaki Peluang Investasi

1 hari lalu

Delegasi Uni Eropa Kunjungi IKN untuk Jajaki Peluang Investasi

Delegasi Uni Eropa mengunjungi Ibu Kota Nusantara (IKN) untuk penjajakan peluang investasi.

Baca Selengkapnya

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

2 hari lalu

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

Menteri Bahlil membantah investasi di Indonesia selama ini dikuasai oleh Cina, karena pemodal terbesar justru Singapura.

Baca Selengkapnya

Kejati Bali Lakukan OTT Anggota Bendesa Adat yang Diduga Lakukan Pemerasan Investasi

2 hari lalu

Kejati Bali Lakukan OTT Anggota Bendesa Adat yang Diduga Lakukan Pemerasan Investasi

Kejati Bali melakukan operasi tangkap tangan (OTT) terhadap oknum Bendesa Adat di Bali. Bendesa itu diduga melakukan pemerasan investasi.

Baca Selengkapnya

Apple dan Microsoft Bilang ke Jokowi Mau Investasi di Indonesia, Ahli ICT Beri Catatan Ini

2 hari lalu

Apple dan Microsoft Bilang ke Jokowi Mau Investasi di Indonesia, Ahli ICT Beri Catatan Ini

Ahli ini menyatakan tak anti investasi asing, termasuk yang dijanjikan datang dari Apple dan Microsoft.

Baca Selengkapnya

Rencana Investasi Microsoft Senilai Rp 27,6 Triliun, Pengamat: Harus Jelas Pembuktiannya

2 hari lalu

Rencana Investasi Microsoft Senilai Rp 27,6 Triliun, Pengamat: Harus Jelas Pembuktiannya

Rencana investasi Microsoft itu diumumkan melalui agenda Microsoft Build: AI Day yang digelar di Jakarta.

Baca Selengkapnya

Jokowi Resmikan Jalan 5 Inpres di NTB Senilai Rp 211 Miliar: Anggaran yang Tidak Kecil

2 hari lalu

Jokowi Resmikan Jalan 5 Inpres di NTB Senilai Rp 211 Miliar: Anggaran yang Tidak Kecil

Jokowi meresmikan pelaksanaan Instruksi Presiden (Inpres) Jalan Daerah di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) pada Kamis pagi, 2 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

3 hari lalu

Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. mencatatkan pertumbuhan pendapatan di kuartal I 2024 ini meningkat hingga 18,07 persen dibandingkan kuartal I 2023.

Baca Selengkapnya