Kisah Susi Pudjiastuti tentang Petani Garam: Banyak yang Menangis

Sabtu, 20 Oktober 2018 11:59 WIB

Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti tampak mengenakan kacamata hitam saat mengikuti sidang kabinet paripurna di Istana Negara, Jakarta, Selasa, 16 Oktober 2018. Menteri Susi terpaksa mengenakan kacamata hitam untuk melindungi matanya yang sakit. TEMPO/Subekti.

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah mencabut kewenangan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti untuk memberikan rekomendasi impor garam. Sejak awal 2018, rekomendasi impor garam menjadi wewenang Menteri Perindustrian.

BACA: Sandiaga Mau Belajar Perikanan Asal Tak Ditenggelamkan Susi

"Saya sebenarnya tidak mau bicara soal garam, karena sekarang saya cuma diminta mengurusi produksi petani garam," ujar Susi di Yogyakarta Kamis petang 18 Oktober 2018.

Dia menuturkan, maraknya garam impor membuat harga di tingkat petani pun anjlok. Hal itu terjadi sejak kewenangannya dicabut. Banyak petani garam kembali menangis karena harga panennya kembali murah. "Saya sedih tapi tak bisa berbuat apa-apa sekarang," ujarnya.

Susi Pudjiastuti menuturkan, ia sebenarnya punya harapan besar agar garam Indonesia bisa swasembada asalkan Indonesia mau. Kemauan yang dimaksud Susi adalah kemauan membeli produk garam dalam negeri dan memberi kesempatan luas bagi petani garam untuk bisa mendapatkan harga yang pantas di setiap produksi garam yang dihasilkan.

"Kalau tidak mau memberi kesempatan itu, ya petani tidak akan mau bikin garam," ujar Susi.

Susi Pudjiastuti mencontohkan ketika tahun 2016, ia sengaja membatasi jumlah impor garam. Saat itu Susi hanya menjatah impor sebesar 2,7 juta ton dan ia mencicil mengeluarkan rekomendasi itu. Meskipun saat itu diakui Susi garam produksi Indonesia juga tak cukup untuk memenuhi kebutuhan garam industri dan konsumsi.

Namun saat dibatasi impor itu, permintaan garam petani lokal naik tajam hingga Rp 2-3 ribu lebih per kilogram. Para petani saat itu begitu gembira harga garamnya naik tajam dan menguntungkan dengan harga jual Rp 2.600- 3.200 perkilogram.

"Tapi ya ternyata banyak yang tidak suka dengan kebijakan itu (pembatasan impor), tidak mudah untuk swasembada ini," ujarnya.

Advertising
Advertising

Susi Pudjiastuti menilai impor garam itu memang sangat menguntungkan. Kebutuhan bisa terpenuhi tanpa investasi besar, tidak butuh bikin tambak, keluar tenaga dan harganya murah sekitar Rp 600 per kilogram. Namun sampai Indonesia, ujar Susi, garam itu bocor untuk kebutuhan konsumsi dan harganya naik menjadi Rp 2500 perkilogram.

"Kalau petani tetap dikasih harga Rp 600 saat panen garam ya mereka jelas tak mau bikin garam lagi," ujar Susi Pudjiastuti.


Berita terkait

Bulog Terapkan Skema Komersial untuk Penyerapan Gabah dan Beras dari Petani Solo Raya

12 jam lalu

Bulog Terapkan Skema Komersial untuk Penyerapan Gabah dan Beras dari Petani Solo Raya

Pemimpin Cabang Bulog Surakarta Andy Nugroho mengemukakan penyerapan gabah atau beras langsung dari petani dilakukan Bulog sejak awal 2024 dengan menerapkan skema komersial.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Sri Mulyani Tanggapi Ramai Barang Bawaan ke Luar Negeri, THR Jokowi dan Ma'ruf Amin

2 hari lalu

Terpopuler: Sri Mulyani Tanggapi Ramai Barang Bawaan ke Luar Negeri, THR Jokowi dan Ma'ruf Amin

Berita terpopuler bisnis pada Senin, 25 Maret 2024, dimulai dari respons Sri Mulyani Indrawati soal ramai pembahasan barang bawaan ke luar negeri.

Baca Selengkapnya

Terkini: Nilai THR Jokowi dan Ma'ruf Amin, Kisah Sri Mulyani Dirayu Susi Pudjiastuti Pulang ke Indonesia

3 hari lalu

Terkini: Nilai THR Jokowi dan Ma'ruf Amin, Kisah Sri Mulyani Dirayu Susi Pudjiastuti Pulang ke Indonesia

Berita terkini: Berapa nilai THR yang diterima Jokowi dan Ma'ruf Amin? Kisah Sri Mulyani saat dirayu Susi Pudjiastuti untuk pulang ke Indonesia.

Baca Selengkapnya

Cerita Sri Mulyani Dibujuk Susi Pudjiastuti Pulang ke Indonesia Menjadi Menkeu

3 hari lalu

Cerita Sri Mulyani Dibujuk Susi Pudjiastuti Pulang ke Indonesia Menjadi Menkeu

Sri Mulyani bercerita pertemuan dia dengan Susi Pudjiastuti yang membujuknya pulang ke Indonesia menjadi Menteri Keuangan.

Baca Selengkapnya

Bulog Dinilai Gagal Serap Gabah Petani, CORE: Cadangan Beras Mayoritas dari Impor

7 hari lalu

Bulog Dinilai Gagal Serap Gabah Petani, CORE: Cadangan Beras Mayoritas dari Impor

Pengamat pertanian dari CORE menilai Bulog seharusnya menyerap gabah petani saat panen raya untuk menjadi stok penyangga.

Baca Selengkapnya

Petani Desa Pakel Laporkan Dugaan Kasus Intimidasi dan Penganiayaan ke Polresta Banyuwangi

10 hari lalu

Petani Desa Pakel Laporkan Dugaan Kasus Intimidasi dan Penganiayaan ke Polresta Banyuwangi

Walhi Jawa Timur mencatat sudah ada puluhan kasus intimidasi dan kriminalisasi oleh PT Bumi Sari terhadap warga Desa Pakel, buntut konflik agraria.

Baca Selengkapnya

Mendag Zulhas Bantah DPR soal Harga Gabah Murah: Keliru, Gabah Mahal

10 hari lalu

Mendag Zulhas Bantah DPR soal Harga Gabah Murah: Keliru, Gabah Mahal

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan atau Zulhas membantah pernyataan anggota Dewan Perwakilan Rakyat soal harga gabah yang murah.

Baca Selengkapnya

Guru Besar IPB Kritisi Program Pembangunan Pangan Jokowi: Semua Program Itu Gagal, Ini Buktinya

11 hari lalu

Guru Besar IPB Kritisi Program Pembangunan Pangan Jokowi: Semua Program Itu Gagal, Ini Buktinya

Target swasembada padi, jagung, kedelai melalui program UPSUS Pajale, swasembada gula, sebagai program pangan Jokowi. Guru besar IPB sebut gagal semua

Baca Selengkapnya

Komnas HAM Buka Suara Soal 9 Petani Digunduli karena Kasus Menentang Proyek Bandara IKN

12 hari lalu

Komnas HAM Buka Suara Soal 9 Petani Digunduli karena Kasus Menentang Proyek Bandara IKN

Atas insiden 9 petani digunduli itu, Komnas HAM mendesak Kapolri dan Kapolda Kalimantan Timur melakukan penegakan hukum terhadap oknum kepolisian.

Baca Selengkapnya

PT Bumisari Bantah Intimidasi dan Aniaya Petani Desa Pakel, Ini Penjelasan Manajemen

12 hari lalu

PT Bumisari Bantah Intimidasi dan Aniaya Petani Desa Pakel, Ini Penjelasan Manajemen

Pihak PT Perkebunan dan Dagang Bumisari Maju Sukses menjawab tudingan intimidasi yang dilakukannya terhadap petani di Desa Pakel

Baca Selengkapnya