The Fed New York: Kebijakan Normalisasi Suku Bunga Berlanjut

Rabu, 10 Oktober 2018 10:05 WIB

Economic Counsellor IMF Maurice Obstfeld (kanan) berbincang dengan Deputy Director, Research Department IMF Gian Maria Milesi-Ferretti (kiri) di sela-sela sesi konferensi pers Pertemuan Tahunan IMF-World Bank Group 2018 di Bali International Convention Center (BICC), Nusa Dua, Bali, Selasa 9 Oktober 2018. ANTARA FOTO/ ICom/AM IMF-WBG//Nyoman Budhiana

TEMPO.CO, Nusa Dua - President and Chief Executive Officer, Federal Reserve Bank (The Fed) of New York Central Banking, John C. Williams mengatakan bahwa saat ini kondisi perekonomian di Amerika Serikat telah terus mengalami perbaikan terus setelah mengalami krisis finansial pada 2008. Dengan kondisi tersebut, The Fed memiliki dua mandat yang mesti dikerjakan untuk menciptakan ekonomi yang terus membaik, yakni mengurangi jumlah pengangguran dan juga menjaga harga-harga barang tetap stabil (inflasi).

Baca: Jerome Powell Jadi Bos The Fed, Ini Pengaruh ke IHSG

"Hasilnya The Fed tetap akan secara natural bergerak ke depan dengan melakukan normalisasi kebijakan moneternya. Melalui kebijakan tersebut kami akan tetap menjalankan kebijakan normalisasi secara gradual," kata John dalam pidatonya dalam acara Central Banking Forum di The Conrad Hotel di sela-sela Pertemuan IMF-World Bank di Nusa Dua, Bali, Rabu, 10 Oktober 2018.

John menjelaskan normalisasi tersebut sejalan dengan rencana kebijakan Bank Sentral untuk menaikan suku bunga untuk menjaga momentum pertumbuhan dan perbaikan ekonomi AS. Meskipun demikian, John memastikan bahwa seluruh kebijakan pemerintah dan The Federal Reserve akan disampaikan secara transparan kepada seluruh pihak.

Bank Indonesia hari ini, mengelar sejumlah pertemuan dengan Bank Sentral Amerika atau The Federal Reserve (The Fed). Dalam acara ini, Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo akan menyampaikan pidato dengan tema "Perkembangam Ekonomi Terkini Indonesia." Sedangkan dari The Federal hadir Presiden dan Chief Executive Officer, Federal Reserve Bank of New York, John Williams. Dia rencananya akan membahas mengenai "Perkembangan Terkini Kebijakan Moneter Amerika Serikat."

Advertising
Advertising

Acara ini merupakan inisiasi BI yang akan membahas kondisi ekonomi global dan juga kebijakan moneter dan fiskal Amerika Serikat. Selain itu, dalam acara ini bakal dibahas pula mengenai kondisi ekonomi negara emerging market merespon kebijakan moneter dan fiskal Amerika Serikat dari masing-masing negara berkembang.

Dalam pidatonya, John menyampaikan ekonomi Amerika Serikat yang terus menguat tersebut ditunjukkan lewat indikator kuatnya pasar lapangan kerja dengan tingkat pengangguran yang mencapai 3,7 persen. Selain itu, inflasi juga telah mencapai target, yakni sedikit berada di atas 2 persen.

"Saya belum melihat ada tanda-tanda bahwa tekanan inflasi akan membesar. Kondisi ini tentu bagus terutama dalam kondisi pascapemulihan ekonomi Amerika Serikat dan inflasi rendah yang terus berlanjut sejak krisis finansial 2008," kata dia.

John memperkirakan bahwa PDB Amerika Serikat akan meingkat sekitar 3 persen pada 2018 dan akan meningkat sebesar 2,5 persen pada 2019. Tahun depan, ia juga memperkirakan tingkat pengangguran bakal terus berkurang menjadi 2,5 persen dan menjadi level terendah dalam 50 tahun terakhir.

Simak terus berita tentang The Fed hanya di Tempo.co

Berita terkait

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

22 jam lalu

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

Sri Mulyani menyebut perkiraan pertumbuhan ekonomi global pada tahun ini bakal relatif stagnan dengan berbagai risiko dan tantangan yang berkembang.

Baca Selengkapnya

Rupiah Ditutup Menguat ke Level Rp16.185, Analis: The Fed Membatalkan Kenaikan Suku Bunga

1 hari lalu

Rupiah Ditutup Menguat ke Level Rp16.185, Analis: The Fed Membatalkan Kenaikan Suku Bunga

Data inflasi bulan April dinilai bisa memberikan sentimen positif untuk rupiah bila hasilnya masih di kisaran 3,0 persen year on year.

Baca Selengkapnya

Samuel Sekuritas: IHSG Sesi I Ditutup Mengecewakan, Sejumlah Saham Bank Big Cap Rontok

2 hari lalu

Samuel Sekuritas: IHSG Sesi I Ditutup Mengecewakan, Sejumlah Saham Bank Big Cap Rontok

IHSG turun cukup drastis dan menutup sesi pertama hari Ini di level 7,116,5 atau -1.62 persen dibandingkan perdagangan kemarin.

Baca Selengkapnya

Lagi-lagi Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini di Level Rp 16.259 per Dolar AS

3 hari lalu

Lagi-lagi Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini di Level Rp 16.259 per Dolar AS

Kurs rupiah dalam perdagangan hari ini ditutup melemah 4 poin ke level Rp 16.259 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

BNI Sampaikan Langkah Hadapi Geopolitik Global dan Kenaikan Suku Bunga

4 hari lalu

BNI Sampaikan Langkah Hadapi Geopolitik Global dan Kenaikan Suku Bunga

PT Bank Negara Indonesia atau BNI bersiap menghadapi perkembangan geopolitik global, nilai tukar, tekanan inflasi, serta suku bunga.

Baca Selengkapnya

BNI Telah Salurkan Kredit hingga Rp 695,16 Triliun per Kuartal I 2024

4 hari lalu

BNI Telah Salurkan Kredit hingga Rp 695,16 Triliun per Kuartal I 2024

Tiga bulan pertama 2024, kredit BNI utamanya terdistribusi ke segmen kredit korporasi swasta.

Baca Selengkapnya

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

4 hari lalu

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi

8 hari lalu

Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan tensi geopolitik di Timur Tengah cenderung meningkat dan menjadi fokus perhatian para pemimpin dunia. Ia menegaskan kondisi ini mempengaruhi beberapa dampak ekonomi secara signifikan.

Baca Selengkapnya

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

8 hari lalu

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

Direktur Institute for Demographic and Poverty Studies (Ideas) Yusuf Wibisono menyebut RAPBN 2025 akan sejumlah tantangan berat.

Baca Selengkapnya

Setelah Kemarin Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini Diprediksi Menguat

8 hari lalu

Setelah Kemarin Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini Diprediksi Menguat

Analis Ibrahim Assuaibi, memperkirakan rupiah hari ini fluktuatif dan akan ditutup menguat pada rentang Rp 16.150 sampai Rp 16.220 per dolar AS.

Baca Selengkapnya