Luncurkan ORI015, Pemerintah Targetkan Raup Dana Rp 10 Triliun

Reporter

Bisnis.com

Kamis, 4 Oktober 2018 20:36 WIB

Obligasi Negara Ritel Seri ORI009. TEMPO/Eko Siswono Toyudho

TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Keuangan mengalokasikan kuota penjualan instrumen obligasi ritel Indonesia seri ORI015 kepada 17 mitra distribusi senilai total Rp10 triliun. Kuota penjualan ORI015 masih kemungkinan meningkat bila banyak permintaan.

Loto Srinaita Ginting, Direktur Surat Utang Negara Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan, mengatakan bahwa, pemerintah mengalokasikan penjualan instrumen surat berharga negara (SBN) ritel tahun ini sebesar kurang lebih Rp 30 triliun.

Sepanjang tahun berjalan, pemerintah sudah menerbitkan 3 instrumen SBN ritel, yakni sukuk ritel seri SR-010 senilai Rp 8,44 triliun, saving bond retail seri SBR003 senilai Rp 1,93 triliun dan SBR 004 senilai Rp 7,32 triliun. Total ketiganya mencapai Rp 17,69 triliun.

Artinya, masih tersisa kurang lebih Rp 12 triliun hingga Rp 13 triliun lagi alokasi penjualan SBN ritel. Padahal, pemerintah masih akan menerbitkan dua instrumen SBR ritel lagi tahun ini, yakni ORI015 dan sukuk tabungan.

“Kalau nanti animonya besar, nanti kita lihat lagi. Kalau SBN ritel demand-nya lebih tinggi, berarti kita akan kurangi target di lelang rutin,” katanya usai membuka masa penawaran ORI015 di Bursa Efek Indonesia, Kamis, 4 Oktober 2018.

Advertising
Advertising

Loto optimistis instrumen ORI015 ini akan diserap pasar cukup tinggi, bahkan melebihi kuota yang diberikan pada para agen penjual. Pasalnya, instrumen ini diterbitkan dengan kupon tinggi, yakni 8,25 persen lebih tinggi dibandingkan kupon SBR004 bulan lalu yang sebesar 8,05 persen.

Namun, berbeda dibandingkan SBR004, instrumen ORI tidak dipasarkan secara langsung oleh pemerintah secara online, melainkan melalui perantara penjualan oleh para mitra distribusi dengan kuota yang telah ditetapkan.

Para mitra distribusi yang sudah memiliki jaringan atau infrastruktur pemasaran yang cukup solid tentu bisa juga menjual instrumen ini secara online.

Instrumen ini akan dipasarkan dalam waktu yang relatif singkat, yakni 3 pekan hingga 25 Oktober 2018 mendatang. Berbeda dibandingkan ORI sebelumnya, investor ritel dapat membeli ORI015 dengan minimum pembelian hanya Rp 1 juta dengan kelipatan Rp 1 juta, bukannya Rp 5 juta dengan kelipatan Rp 5 juta.

Sementara itu, batas atas pemesanan per investor adalah Rp 3 miliar. Hal ini memastikan instrumen ini benar-benar terserap oleh investor ritel dan menjangkau lebih banyak investor, terutama dari kalangan milenial.

Tahun lalu, ORI014 hanya mendulang minat sebesar Rp 8,95 triliun lantaran kuponnya sangat rendah, yakni hanya 5,85 persen. Ini merupakan nilai penerbitan terendah sejak 2010, sedangkan kuponnya adalah yang terendah sepanjang sejarah ORI sejak 2016.

BISNIS

Berita terkait

CIMB Niaga Dorong Masyarakat Giat Investasi dengan Dana Mulai Rp 10 Ribu

39 hari lalu

CIMB Niaga Dorong Masyarakat Giat Investasi dengan Dana Mulai Rp 10 Ribu

CIMB Niaga mendorong masyarakat untuk giat berinvestasi, salah satunya dengan menempatkan dana dengan nominal paling terjangkau mulai dari Rp 10 ribu.

Baca Selengkapnya

BRI Tawarkan ORI025, Pilihan Aman Bagi Investor Lama dan Pemula

3 Februari 2024

BRI Tawarkan ORI025, Pilihan Aman Bagi Investor Lama dan Pemula

ORI025 menggunakan jenis kupon tetap atau fixed rate

Baca Selengkapnya

DBS Ungkap Peluang Investasi Kuartal I 2024, Obligasi Sangat Menjanjikan

24 Januari 2024

DBS Ungkap Peluang Investasi Kuartal I 2024, Obligasi Sangat Menjanjikan

DBS Group Research memproyeksikan investasi aset-aset yang berisiko lebih menjanjikan. Obligasi korporasi dengan peringkat A atau BBB yang terbaik.

Baca Selengkapnya

Tertinggi Setelah Vietnam, Pasar Saham RI Menguat 2,71 Persen pada Desember 2023

9 Januari 2024

Tertinggi Setelah Vietnam, Pasar Saham RI Menguat 2,71 Persen pada Desember 2023

OJK optimistis industri pasar modal Indonesia masih tumbuh luas untuk semakin memberikan kontribusi optimal bagi perekonomian nasional.

Baca Selengkapnya

Dana Pihak Ketiga Perbankan Rendah, Ekonom Sebut Milenial Lebih Suka Simpan Duit di Saham

29 Desember 2023

Dana Pihak Ketiga Perbankan Rendah, Ekonom Sebut Milenial Lebih Suka Simpan Duit di Saham

Ekonom senior Indef Aviliani mengatakan pertumbuhan dana pihak ketiga perbankan hanya 4 persen.

Baca Selengkapnya

Kreditur Obligasi Waskita Karya Belum Setuju Skema Restrukturisasi, Ini Kata Stafsus Erick Thohir

19 Desember 2023

Kreditur Obligasi Waskita Karya Belum Setuju Skema Restrukturisasi, Ini Kata Stafsus Erick Thohir

Stafsus Erick Thohir menanggapi kreditur obligasi Waskita Karya yang belum menyetujui skema restrukturisasi.

Baca Selengkapnya

Obligasi dan Sukuk untuk Pembiayaan IKN Nusantara

14 Desember 2023

Obligasi dan Sukuk untuk Pembiayaan IKN Nusantara

Ruang bagi Otorita IKN Nusantara menerbitkan obligasi dan sukuk sudah terbuka dengan adanya klausul dalam revisi UU IKN Nusantara.

Baca Selengkapnya

Obligasi Waskita Karya Terancam Masalah Keuangan, Asosiasi Asuransi Bicara Tata Kelola Investasi

30 November 2023

Obligasi Waskita Karya Terancam Masalah Keuangan, Asosiasi Asuransi Bicara Tata Kelola Investasi

Ketua Dewan Pengurus AAJI Budi Tampubolon menjelaskan bahwa pengurus AAJI selalu menyampaikan prinsip kehati-hatian dalam tata kelola investasi kepada anggotanya.

Baca Selengkapnya

Bos AAJI Buka Suara soal Obligasi Industri Asuransi di Waskita Karya yang Terancam Masalah Keuangan

30 November 2023

Bos AAJI Buka Suara soal Obligasi Industri Asuransi di Waskita Karya yang Terancam Masalah Keuangan

Waskita Karya mengalami masalah keuangan yakni gagal bayar bunga dan pelunasan obligasi perseroan.

Baca Selengkapnya

Ternyata Ini Alasan Saham Waskita Karya Terancam Delisting dari Bursa

28 November 2023

Ternyata Ini Alasan Saham Waskita Karya Terancam Delisting dari Bursa

PT Waskita Karya (Persero) Tbk. berpotensi bakal delisting saham dari BEI karena beberapa alasan. Apa saja penyebabnya?

Baca Selengkapnya