Rupiah Tembus Rp 15 Ribu, Gubernur BI: Lihat Volatilitasnya

Rabu, 3 Oktober 2018 14:54 WIB

Gubernur BI Perry Warjiyo memberikan keterangan saat Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia di Jakarta, Rabu, 15 Agustus 2018. Keputusan ini konsisten dengan upaya mempertahankan daya tarik pasar keuangan domestik dan mengendalikan defisit transaksi berjalan dalam batas yang aman. TEMPO/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Bank Indonesia atau BI Perry Warjiyo meminta banyak pihak tak khawatir mengenai kondisi nilai tukar rupiah yang telah mencapai level Rp 15 ribu per dolar Amerika Serikat (AS). Menurut dia, depresiasi nilai rupiah yang mencapai angka Rp 15 ribu tersebut harus pula dibandingkan dengan nilai tukar mata uang negara lain.

Baca juga: Kurs Jisdor, Rupiah Melemah ke Rp 15.088 per Dolar AS Hari Ini

"Jangan dilihat kalau Rp 15 ribu per dolar AS sudah kiamat. Dibandingkan dulu dengan negara yang juga mengalami depresiasi. Jadi bukan tingkat atau levelnya, Rp 15 ribu atau Rp 14 ribu tapi juga volatilitasnya (naik turunya)," kata Perry di hadapan anggota DPR Fraksi Partai Golkar, Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta Selatan, Rabu, 3 Oktober 2018.

Hari ini merujuk pada Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate atau JISDOR nilai tukar rupiah berada pada angka Rp 15.088 per dolar Amerika Serikat pada Rabu, 3 Oktober 2018. Adapun, di pasar valuta asing, merujuk data RTI, rupiah diperdagangkan sebesar Rp 15.058 per dolar Amerika Serikat.

Menurut Perry, kondisi nilai tukar rupiah yang terus terkoreksi tersebut merupakan kondisi yang terjadi tak hanya di Indonesia saja tetapi juga negara lain. Terutama negara-negara emerging market yang juga sama-sama memiliki defisit transaksi berjalan atau neraca pembayaraan impornya lebih tinggi dibandingkan ekspornya.

Perry menjelaskan pelemahan nilai tukar sejak Desember 2017 atau secara year to date berada pada level 9,82 persen. Adapun negara-negara lain yang juga memiliki defisit transaksi seperti Turki nilai tukarnya telah melemah 37,7 persen, Brasil mencapai 17,6 persen, Afrika Selatan sebesar 13,8 persen dan India mencapai 12,4 persen.

"Selain itu, dilihat dari tingkat pelemahan, naik turun atau volatilitasnya melemah 7,3 persen. Dari sana terlihat suhu panas kita masih relatif terjaga," kata Perry.

Karena itu, Perry meminta semua pihak tak perlu khawatir. Sebab, dari sisi ekonomi domestik masih menunjukkan kondisi yang cukup baik. Misalnya, kata Perry, tekanan harga atau inflasi selama dua bulan terakhir Agustus - September 2018 tetap terjaga, bahkan mengalami deflasi.

"Tekanan harga rendah, Inflasi year to date mencapai 3,2 persen dan masih rendah dari target. Harga pangan dan harga yang diatur pemerintah bagus," kata Perry.

Selain itu, Perry juga menjelaskan, pelemahan rupiah ternyata tidak mempengaruhi kondisi harga barang dan komoditas. Sebab, kapasitas ekonomi domestik masih cukup besar dan pelaku usaha masih memiliki ekspektasi pasar yang bagus. Para pengusaha juga memilih tidak menaikkan harga tetapi memilih melakukan efisiensi. Adapun kredit perbankan masih tumbuh 11 persen begitu juga dengan pembiayaan non perbankan.

Berita terkait

LPEM FEB UI Komentari Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tertinggi Sejak 2015

5 jam lalu

LPEM FEB UI Komentari Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tertinggi Sejak 2015

LPEM FEB UI memaparkan secara keseluruhan pertumbuhan ekonomi masih cenderung stagnan.

Baca Selengkapnya

Rupiah Ditutup Melemah 20 Poin Jadi Rp 16.046 per Dolar AS

13 jam lalu

Rupiah Ditutup Melemah 20 Poin Jadi Rp 16.046 per Dolar AS

Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (dolar AS) yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Selasa melemah 20 poin.

Baca Selengkapnya

Rupiah Menguat ke Level Rp 16.025 per Dolar AS

1 hari lalu

Rupiah Menguat ke Level Rp 16.025 per Dolar AS

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS menguat dalam penutupan perdagangan hari ini ke level Rp 16.025 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Wamenkeu Suahasil Nazara Soroti 3 Faktor Penting dalam Ekonomi RI, Suku Bunga hingga Kurs Rupiah

1 hari lalu

Wamenkeu Suahasil Nazara Soroti 3 Faktor Penting dalam Ekonomi RI, Suku Bunga hingga Kurs Rupiah

Wamenkeu Suahasil Nazara menyoroti tiga faktor yang menjadi perhatian dalam perekonomian Indonesia saat ini. Mulai dari suku bunga yang tinggi, harga komoditas, hingga nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.

Baca Selengkapnya

Rupiah Menguat di Akhir Pekan, Sentuh Level Rp 16.083 per Dolar AS

4 hari lalu

Rupiah Menguat di Akhir Pekan, Sentuh Level Rp 16.083 per Dolar AS

Nilai tukar rupiah ditutup menguat Rp 16.083 terhadap dolar AS pada perdagangan Jumat, 3 Mei.

Baca Selengkapnya

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

4 hari lalu

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo membeberkan lima aksi BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.

Baca Selengkapnya

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

4 hari lalu

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

Gubernur BI Perry Warjiyo yakin nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menguat sampai akhir tahun ke level Rp 15.800 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Meski Kurs Rupiah Melemah, Masih Lebih Baik dibanding Baht dan Ringgit

4 hari lalu

Sri Mulyani: Meski Kurs Rupiah Melemah, Masih Lebih Baik dibanding Baht dan Ringgit

Menkeu Sri Mulyani mengatakan, nilai tukar rupiah pada triwulan I 2024 mengalami depresiasi 2,89 persen ytd sampai 28 Maret 2024.

Baca Selengkapnya

Rupiah Menguat di Angka Rp 16.088

4 hari lalu

Rupiah Menguat di Angka Rp 16.088

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menguat di angka Rp 16.088 pada perdagangan akhir pekan ini.

Baca Selengkapnya

Rupiah Ditutup Menguat ke Level Rp16.185, Analis: The Fed Membatalkan Kenaikan Suku Bunga

5 hari lalu

Rupiah Ditutup Menguat ke Level Rp16.185, Analis: The Fed Membatalkan Kenaikan Suku Bunga

Data inflasi bulan April dinilai bisa memberikan sentimen positif untuk rupiah bila hasilnya masih di kisaran 3,0 persen year on year.

Baca Selengkapnya