Menteri Amran Sulaiman Bantah Data Beras Antarlembaga Tak Sesuai

Rabu, 12 September 2018 21:44 WIB

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman melakukan sidak pada hari Senin, 16 Juli 2018 di Balai Besar Karantina Pertanian (BBKP) Surabaya, Jawa Timur.

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pertanian Amran Sulaiman mengatakan kementeriannya telah menyerahkan seluruh data produksi beras nasional kepada Badan Pusat Statistik (BPS). Itu sebabnya, Amran membantah jika ada yang menyebut data produksi antar lembaga pemerintah kerap tidak sesuai satu sama lain.

Baca juga: Di IPB, Menteri Pertanian: 80 Persen Konglomerat dari Pertanian

"Yang keluarkan data siapa, BPS kan? Ya sudah ditanya ke sana, kami sudah sepakat dari awal jika data di BPS satu pintu," kata dia saat ditemui selepas menghadiri rapat pembahasan anggaran bersama Komisi Pertanian DPR di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu, 12 September 2018. "Jadi kami fokus produksi, ekspor, dan investasi."

Amran menjelaskan data di bidang pertanian memang bisa saja berubah setiap hari sehingga harus benar-benar dimengerti oleh semua pihak. "Hari ini tanam, berarti bertambah kan? Hari ini panen, berarti kurang kan? Dari situ saja pasti ada perbedaan."

Sebelumnya menurut Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita, pemerintah telah memberi izin kepada Bulog untuk mengimpor beras lantaran produksi beras pada 2017 meleset dari target. Adapun Kementerian Pertanian memprediksi produksi beras pada 2018 bakal surplus sebesar 13,03 juta ton. Perkiraan surplus tersebut dihitung dari target produksi gabah sebesar 80 juta ton atau 46,5 juta ton setara beras, sementara total konsumsi beras nasional diperkirakan hanya 33,47 juta ton.

Akan tetapi Kementerian Perdagangan ragu akan hal tersebut karena realisasi 2017 juga tak mencapai target. Masalah lain, BPS sudah hampir tiga tahun lamanya tak lagi mengeluarkan statistik resmi pertanian. Padahal angka realisasi dan ramalan produksi padi merupakan data rutin yang setiap tahun diperbarui. "Rencananya, data yang baru keluar Agustus ini, tapi kalau mundur 1-2 bulan, masih oke," kata Kepala BPS Suhariyanto kepada Tempo, beberapa waktu lalu.

Meski diterpa isu impor beras, Amran mengatakan produksi beras saat ini masih cukup untuk memenuhi kebutuhan nasional. Kamis, 6 September lalu, Amran memastikan Indonesia akan surplus beras hingga 400 ribu ton pada November 2018-Januari 2019.

Tapi saat dikonfirmasi terkait harga beras yang kerap naik meski produksi kerap disampaikan surplus, Amran Sulaiman menjelaskan bahwa domain kementeriannya hanyalah sebatas produksi beras saja. Secara peraturan, kewenangan harga di pasaran memang ada di tangan Kementerian Perdagangan, bukan Kementerian Pertanian.

ANDI IBNU | BISNIS

Berita terkait

Pemerintah Filipina Tolak Padi Beras Emas Kembali Dikurung di Laboratorium

1 hari lalu

Pemerintah Filipina Tolak Padi Beras Emas Kembali Dikurung di Laboratorium

Pengadilan baru saja mencabut izin penanaman komersial padi Beras Emas atau Golden Rice hasil rekayasa genetika di Filipina.

Baca Selengkapnya

Beras SPHP Naik, Pengamat: Perlu Penyesuaian Agar Disparitas Harga Tak Jauh

1 hari lalu

Beras SPHP Naik, Pengamat: Perlu Penyesuaian Agar Disparitas Harga Tak Jauh

Pemerintah melalui Perum Bulog menaikkan harga eceran tertinggi atau HET untuk beras SPHP, dari Rp10.900 menjadi Rp12.500 per kilogram sejak 1 Mei 2024

Baca Selengkapnya

Cuaca Ekstrem, Pemerintah Siapkan Impor Beras 3,6 Juta Ton

3 hari lalu

Cuaca Ekstrem, Pemerintah Siapkan Impor Beras 3,6 Juta Ton

Zulkifli Hasan mengatakan impor difokuskan ke wilayah sentra non produksi guna menjaga kestabilan stok beras hingga ke depannya.

Baca Selengkapnya

KPK Bilang Kasus SYL Berpotensi Meluas ke TPPU, Apa Alasannya?

4 hari lalu

KPK Bilang Kasus SYL Berpotensi Meluas ke TPPU, Apa Alasannya?

Menurut KPK, keluarga SYL dapat dijerat dengan hukuman TPPU pasif jika dengan sengaja turut menikmati uang hasil kejahatan.

Baca Selengkapnya

Mengapa Beras Tetap Mahal saat Harga Gabah Terpuruk? Ini Penjelasan Bulog

4 hari lalu

Mengapa Beras Tetap Mahal saat Harga Gabah Terpuruk? Ini Penjelasan Bulog

Diretur Utama Bulog, Bayu Krisnamurthi menjelaskan penyebab masih tingginya harga beras meskipun harga gabah di petani murah.

Baca Selengkapnya

Panen Jagung di Sumbawa, Presiden Tekankan Pentingnya Jaga Keseimbangan Harga

5 hari lalu

Panen Jagung di Sumbawa, Presiden Tekankan Pentingnya Jaga Keseimbangan Harga

Presiden Joko Widodo, menekankan pentingnya menjaga keseimbangan harga baik ditingkat petani, pedagang maupun peternak

Baca Selengkapnya

Uang Korupsi Syahrul Yasin Limpo Mengalir ke Mana? Antara lain Biaya Khitan, Buat Kafe, dan Skincare untuk Cucunya

6 hari lalu

Uang Korupsi Syahrul Yasin Limpo Mengalir ke Mana? Antara lain Biaya Khitan, Buat Kafe, dan Skincare untuk Cucunya

Penggunaan uang korupsi Syahrul Yasin Limpo (SYL) terungkap di pengadilan. Mayoritas digunakan untuk kepentingan keluarga. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Uang Kementan untuk Keluarga Syahrul Yasin Limpo: dari Tagihan Parfum, Skincare, Kafe, hingga Sunatan

7 hari lalu

Uang Kementan untuk Keluarga Syahrul Yasin Limpo: dari Tagihan Parfum, Skincare, Kafe, hingga Sunatan

Dalam sidang terungkap bekas Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo alias SYL acapkali menggunakan uang Kementan untuk keperluan pribadi.

Baca Selengkapnya

Menteri Pertanian Ukraina Ditahan atas Dugaan Korupsi

11 hari lalu

Menteri Pertanian Ukraina Ditahan atas Dugaan Korupsi

Menteri Pertanian Ukraina Mykola Solsky ditahan setelah ditetapkan sebagai tersangka resmi dalam penyelidikan korupsi bernilai jutaan dolar

Baca Selengkapnya

Dagang Sapi Kabinet Prabowo

12 hari lalu

Dagang Sapi Kabinet Prabowo

Partai politik pendukung Prabowo-Gibran dalam pemilihan presiden mendapat jatah menteri berbeda-beda di kabinet Prabowo mendatang.

Baca Selengkapnya