Asian Games, Penjual Kue Gendu Untung Jutaan Rupiah dalam Sehari
Reporter
Bram Setiawan (Kontributor)
Editor
Ali Akhmad Noor Hidayat
Minggu, 26 Agustus 2018 19:58 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Fransisca Yunisha tak ingin menyiakan ajang Asian Games untuk berjualan kuliner. "Makanan unggulan saya jual kue gendu durian," katanya, Kamis, 23 Agustus 2018. Fransisca adalah pemilik Madam's Kitchen, toko makanan on line yang menjual kuliner Nusantara.
Baca: Evaluasi Inasgoc, Tiket Festival Asian Games 2018 Turun Harga
Ia menyewa stan selama dua pekan Asian Games, 18 Agustus-2 September. Stan yang ia sewa berada di dalam gedung seputaran Plenary Hall Jakarta Convention Center, merupakan area pertandingan cabang taekwondo dan karate.
"Sewa Rp 19 juta," tuturnya. Menurut dia harga sewa tersebut sangat mahal untuk dua pekan, namun ia mafhum. "Acara bergengsi tingkat Asia, kami bisa memperkenalkan kuliner Indonesia dan branding," katanya. Waktu berjualan Madam's Kitchen pukul 09.00-20.00.
Stan Madam's Kitchen berada dekat tangga menuju arena pertandingan taekwondo. Area tersebut merupakan lalu-lalang para kontingen peserta Asian Games. "Pembeli selain Indonesia, banyak orang Korea, Filipina, dan Thailand," tuturnya.
Madam's Kitchen menyewa satu stan yang disekat menjadi dua. Adapun masing-masing berukuran 2×3 meter. Ia menjual makanan ringan, yaitu onde-onde, panada, nagasari, sus, kue lapis.
"Kalau jus enggak ada habisnya, satu hari habis 100 gelas," katanya. Adapun satu gelas jus seharga Rp. 15 ribu. Stan Madam's Kitchen juga menyediakan gudeg, siomay, dan beberapa variasi sate, yaitu taichan, lilit, dan maranggi.
Ia merinci omzet dari penjualan gudeg per hari mencapai Rp. 5 juta. Adapun sate per hari bisa meraup omzet Rp. 2 juta. Kue gendu durian per hari mendapat Rp. 1,5 juta. Sedangkan siomay mencapai Rp. 1,5 juta. "Keuntungan semuanya dibagi untuk enam orang yang bersama saya, kuliner binaan," katanya.
Baca: Tiket Badminton Asian Games Habis, Penonton Saksikan Lewat Layar
Fransisca menjelaskan untuk membuka stan Asian Games, persyaratannya pun tak terlalu rumit. "Harus makanan Indonesia dan punya merek (brand), yang lain tata tertib umum saja," ujarnya.