BI Rate 5,50 Persen, Berapa Kenaikan Bunga Bank Nanti

Senin, 20 Agustus 2018 07:00 WIB

Bank Indonesia memutuskan mempertahankan BI 7-day Reverse Repo Rate sebesar 4,25 persen, dengan suku bunga deposit facility tetap 3,50 persen dan lending facility tetap 5,00 persen. M JULNIS FIRMANSYAH

TEMPO.CO, Jakarta - Keputusan Bank Indonesia untuk menaikkan kembali suku bunga acuan 7 Days Reverse Repo Rate dari 5,25 persen menjadi 5,50 persen berdampak pada sektor perbankan. Imbas dari kenaikan bunga acuan ini salah satunya adalah suku bunga kredit maupun deposito perbankan mau tak mau juga ikut terkerek.

Baca: Krisis Turki Berimbas ke Bank-bank Eropa, Asia Waspada

“Dengan keputusan tersebut kami tentu harus menyesuaikan bunga kredit maupun dana pihak ketiga kami sesuai dengan suku bunga acuan BI serta perkembangan pasar,” ujar Direktur PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk Iman Nugroho Soeko, kepada Tempo, seperti dikutip di Koran Tempo, edisi Senin 20 Agustus 2018.

Sementara itu, Direktur Utama Bank Mayapada Haryono Tjahjarijadi mengatakan dengan situasi pelemahan rupiah saat ini, pihaknya memahami keputusan yang harus diambil BI tersebut. “Tapi ini juga tidak boleh hanya dibebankan kepada BI, pemerintah juga harus mengambil kebijakan yang beriringan dengan BI, karena stabilisasi kurs itu penting,” katanya.

Terkait dengan kemungkinan untuk menaikkan bunga lagi, Haryono menuturkan pihaknya tak ingin terburu-buru. “Harus dilihat perkembangannya di pasar dalam 1-2 pekan ke depan.”

Advertising
Advertising

Direktur PT Bank Central Asia Tbk (BCA) Santoso mengatakan pihaknya telah memperhitungkan hal ini sebelumnya, mengingat tekanan perekonomian dari eksternal cenderung menguat beberapa waktu terakhir. “Jadi kebijakan BI ini untuk mengantisipasi rencana kenaikan The Fed dan juga untuk mengimbangi dampak jatuhnya mata uang Lira Turki walaupun tidak secara langsung dengan Indonesia,” ujarnya.

Perihal kemungkinan BCA untuk menaikkan bunga kembali, dia mengatakan akan diputuskan pada rapat direksi bulan ini. “Kami akan mengevaluasi apakah ada tekanan terhadap likuiditas dan kebutuhan pembiayaan.”

Ekonom Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Piter Abdullah berujar suku bunga acuan kisaran 5,5 persen dinilai masih dapat diakomodir oleh perbankan. “Mereka masih bisa menyesuaikan suku bunganya tanpa mengganggu penyaluran kredit, tidak juga berpotensi mengakibatkan kredit bermasalah,” ucapnya.

Namun, menurut Piter bank sentral tetap perlu melengkapi atau menyeimbangkan kebijakan kenaikan bunga acuan ini dengan pelonggaran kebijakan makroprudensial. “Tapi tetap diiringi pengawasan yang ketat, jangan sampai pelonggaran likuiditas justru memicu spekulasi valas,” katanya.

Berita terkait

Rupiah Ditutup Melemah 20 Poin Jadi Rp 16.046 per Dolar AS

9 jam lalu

Rupiah Ditutup Melemah 20 Poin Jadi Rp 16.046 per Dolar AS

Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (dolar AS) yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Selasa melemah 20 poin.

Baca Selengkapnya

Rupiah Menguat ke Level Rp 16.025 per Dolar AS

1 hari lalu

Rupiah Menguat ke Level Rp 16.025 per Dolar AS

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS menguat dalam penutupan perdagangan hari ini ke level Rp 16.025 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Wamenkeu Suahasil Nazara Soroti 3 Faktor Penting dalam Ekonomi RI, Suku Bunga hingga Kurs Rupiah

1 hari lalu

Wamenkeu Suahasil Nazara Soroti 3 Faktor Penting dalam Ekonomi RI, Suku Bunga hingga Kurs Rupiah

Wamenkeu Suahasil Nazara menyoroti tiga faktor yang menjadi perhatian dalam perekonomian Indonesia saat ini. Mulai dari suku bunga yang tinggi, harga komoditas, hingga nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.

Baca Selengkapnya

LPS Sudah Bayar Dana Nasabah BPRS Saka Dana Mulia yang Ditutup OJK Sebesar Rp 18 Miliar

3 hari lalu

LPS Sudah Bayar Dana Nasabah BPRS Saka Dana Mulia yang Ditutup OJK Sebesar Rp 18 Miliar

Kantor BPRS Saka Dana Mulia ditutup untuk umum dan PT BPRS Saka Dana Mulia menghentikan seluruh kegiatan usahanya.

Baca Selengkapnya

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

4 hari lalu

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo membeberkan lima aksi BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.

Baca Selengkapnya

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

4 hari lalu

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

Gubernur BI Perry Warjiyo yakin nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menguat sampai akhir tahun ke level Rp 15.800 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

4 hari lalu

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

BI menyebut inflasi IHK pada April 2024 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,51 persen, yakni 0,25 persen mtm.

Baca Selengkapnya

Citi Indonesia Raih Penghargaan FinanceAsia Awards 2024

4 hari lalu

Citi Indonesia Raih Penghargaan FinanceAsia Awards 2024

Citi Indonesia menerima lima penghargaan sekaligus dalam ajang FinanceAsia Awards 2024.

Baca Selengkapnya

Rupiah Ditutup Menguat ke Level Rp16.185, Analis: The Fed Membatalkan Kenaikan Suku Bunga

5 hari lalu

Rupiah Ditutup Menguat ke Level Rp16.185, Analis: The Fed Membatalkan Kenaikan Suku Bunga

Data inflasi bulan April dinilai bisa memberikan sentimen positif untuk rupiah bila hasilnya masih di kisaran 3,0 persen year on year.

Baca Selengkapnya

Samuel Sekuritas: IHSG Sesi I Ditutup Mengecewakan, Sejumlah Saham Bank Big Cap Rontok

5 hari lalu

Samuel Sekuritas: IHSG Sesi I Ditutup Mengecewakan, Sejumlah Saham Bank Big Cap Rontok

IHSG turun cukup drastis dan menutup sesi pertama hari Ini di level 7,116,5 atau -1.62 persen dibandingkan perdagangan kemarin.

Baca Selengkapnya