Perjuangan Siti Rukayah, Eks TKI yang Sukses Jadi Juragan Tenun

Kamis, 9 Agustus 2018 14:02 WIB

Aktivitas menenun di rumah Siti Rukayah di Kelurahan Bandar Kidul, Kecamatan Mojoroto, Kota Kediri. (Hari Tri Warsono - Tempo)

TEMPO.CO, Jakarta - Keindahan tenun ikat asal Kediri, telah lama dikenal orang. Dikerjakan secara turun temurun, usaha ini sempat mengalami pasang surut.

Adalah Siti Rukayah, salah satu pengrajin tenun ikat, pemegang merek Medali Mas. Bersama suaminya, Munawar, ia membesarkan usaha tenun ikat sejak 1989. Produk Medali Mas kini tak hanya untuk dalam negeri, melainkan menembus pasar Amerika Serikat.

Rata-rata setiap bulannya, Rukayah membukukan omzet hingga Rp 300 juta. Dengan jumlah pekerja 98 orang, kapasitas produksi per hari bisa mencapai 60 hingga 70 potong kain. Harga jual bervariasi mulai Rp 160 ribu sampai Rp 380 ribu per potong.

Kisah sukses Siti Rukayah tak dimulai dalam sekejap. Perjalanan panjang dan jatuh bangun dalam berbisnis sudah dilaluinya.

Perempuan berusia 48 tahun ini mengatakan berkenalan dengan industri tenun melalui keluarga suaminya. Munawar, sang suami adalah pengrajin tenun. Setelah menikah, Rukayah ikut memproduksi kain dengan berbekal mesin tenun warisan sang mertua.

Advertising
Advertising

Saat itu Kelurahan Bandar Kidul, Kecamatan Mojoroto, Kota Kediri belum dikenal sebagai sentra tenun ikat. Industri tenun di sana redup. Dari lima kawasan sentra tenun ikat di Kediri, hanya Kelurahan Bandar Kidul saja yang masih mempertahankan bisnis ini, salah satunya Siti Rukayah.

Siti Rukayah menunjukkan pakaian yang dijahit dari kain tenun buatannya.

Tak pernah mengenyam pendidikan formal di sekolah seni, Siti Rukayah belajar menggambar secara autodidak. “Saya menggambar sendiri sesuai angan-angan. Sebagian juga mencontoh motif lain yang saya ubah,” kata Rukayah kepada Tempo, Kamis 9 Agustus 2018.

Bisnisnya sempat moncer. Dia menambah mesin tenun dari dua menjadi 15 unit dan merekrut beberapa pekerja. Namun seiring dengan krisis ekonomi pada 1997, usahanya pun meredup. “Tak ada yang bisa kami lakukan selain menutup usaha,” ujar Rukayah.

Dia memutuskan menjadi pembantu rumah tangga di Arab Saudi untuk mengumpulkan modal. Dua tahun di sana, Rukayah pulang kampung dengan membawa uang tunai Rp 14 juta.

Gajinya selama di Arab Saudi itu dijadikan modal usaha. Satu per satu bekas karyawannya ditarik kembali untuk membantu. “Pemasaran saya lakukan sendiri dari rumah ke rumah,” kata Rukayah.

Sepulang dari Arab, Siti Rukayah aktif di Dinas Koperasi Kota Kediri. Dia mendapat bantuan kredit dari Bank Jatim. “Kami ingin membangkitkan kembali Kelurahan Bandar Kidul sebagai sentra tenun ikat,” kata Kepala Bagian Humas Pemerintah Kota Kediri Apip Permana.

Berbeda dari sebelumnya, Siti Rukayah menggandeng perbankan untuk melakukan ekspansi bisnis. Semula ia enggan berurusan dengan pihak bank karena takut akan ancaman denda dan asetnya disita.

Kini Siti Rukayah tercatat sebagai salah satu debitor Bank Jatim yang aktif mengajukan pinjaman untuk pengembangan bisnis. “Saya mengajukan pinjaman lagi ke Bank Jatim untuk menambah mesin,” kata Rukayah.

Berbekal pinjaman tersebut, bisnis Siti Rukayah kian berkembang. Mesin tenunnya bertambah dari 15 menjadi 35 unit. Dengan hanya membayar bunga pinjaman enam persen per tahun, Rukayah mampu mengelola dana yang diterima untuk mendongkrak omzet.

Kesuksesan Siti Rukayah ini sekaligus menjadi tolok ukur efektivitas kredit dana bergulir dari Pemerintah Propinsi Jawa Timur. Melalui Bank Jatim, Pemprov Jatim berupaya menguatkan modal usaha bagi usaha mikro, kecil, menengah dan koperasi. Dengan persyaratan mudah dan bunga ringan, Bank Jatim memastikan setiap pelaku usaha dalam keadaan sehat, produktif dan berkembang.

Berita terkait

LPS Sudah Bayar Dana Nasabah BPRS Saka Dana Mulia yang Ditutup OJK Sebesar Rp 18 Miliar

14 jam lalu

LPS Sudah Bayar Dana Nasabah BPRS Saka Dana Mulia yang Ditutup OJK Sebesar Rp 18 Miliar

Kantor BPRS Saka Dana Mulia ditutup untuk umum dan PT BPRS Saka Dana Mulia menghentikan seluruh kegiatan usahanya.

Baca Selengkapnya

Citi Indonesia Raih Penghargaan FinanceAsia Awards 2024

1 hari lalu

Citi Indonesia Raih Penghargaan FinanceAsia Awards 2024

Citi Indonesia menerima lima penghargaan sekaligus dalam ajang FinanceAsia Awards 2024.

Baca Selengkapnya

Didemo Nasabah, BTN: Tak Ada Uang Nasabah yang Raib

2 hari lalu

Didemo Nasabah, BTN: Tak Ada Uang Nasabah yang Raib

PT Bank Tabungan Negara (Persero) atau BTN patuh dan taat hukum yang berlaku di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Realisasi Kredit Bank Mandiri Kuartal I 2024 Tembus Rp 1.435 Triliun

3 hari lalu

Realisasi Kredit Bank Mandiri Kuartal I 2024 Tembus Rp 1.435 Triliun

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. telah menyalurkan kredit konsolidasi sebesar Rp 1.435 triliun pada kuartal I 2024.

Baca Selengkapnya

CIMB Niaga Belum Naikkan Suku Bunga Usai BI Rate Naik

5 hari lalu

CIMB Niaga Belum Naikkan Suku Bunga Usai BI Rate Naik

Bank CIMB Niaga belum berencana untuk menaikkan suku bunga, setelah BI menaikkan suku bunga acuan menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

Angkat Tenun Bima, Festival Rimpu Mantika jadi Daya Tarik Turis Mancanegara

6 hari lalu

Angkat Tenun Bima, Festival Rimpu Mantika jadi Daya Tarik Turis Mancanegara

Festival Rimpu Mantika tidak hanya pawai semata, selain tradisi busana, juga disuguhkan kekayaan keindahan budaya Bima dan ekonomi kreatif.

Baca Selengkapnya

Pawai Rimpu Mantika di Bima Diikuti Puluhan Ribu Peserta, Ada Fashion Show

7 hari lalu

Pawai Rimpu Mantika di Bima Diikuti Puluhan Ribu Peserta, Ada Fashion Show

Pawai rimpu merupakan acara puncak dari Festival Rimpu Mantika Kota Bima 2024.

Baca Selengkapnya

Mengenal Kain Tenun Bima, Ada Tembe Mee yang Dipercaya Bisa untuk Pengobatan Penyakit Kulit

7 hari lalu

Mengenal Kain Tenun Bima, Ada Tembe Mee yang Dipercaya Bisa untuk Pengobatan Penyakit Kulit

Kain tenun Bima yang sudah ada sejak sebelum Islam masuk ke Bima ini memiliki ciri khas, misalnya warna hitam pada tenun Donggo.

Baca Selengkapnya

Kinerja Keuangan Dinilai Baik, Bank DBS Raih 2 Peringkat dari Fitch Ratings Indonesia

9 hari lalu

Kinerja Keuangan Dinilai Baik, Bank DBS Raih 2 Peringkat dari Fitch Ratings Indonesia

Bank DBS Indonesia meraih peringkat AAA National Long-Term Rating dan National Short-Term Rating of F1+ dari Fitch Ratings Indonesia atas kinerja keuangan yang baik.

Baca Selengkapnya

Bank KB Bukopin Turunkan Rasio Kredit Berisiko

11 hari lalu

Bank KB Bukopin Turunkan Rasio Kredit Berisiko

PT Bank KB Bukopin menurunkan rasio kredit berisiko hingga di bawah 35 persen.

Baca Selengkapnya