Tren Suku Bunga Naik Dinilai Dorong Warga Tingkatkan Simpanan

Reporter

Ghoida Rahmah

Selasa, 31 Juli 2018 08:47 WIB

Ilustrasi Bank Indonesia (BI). Dok. TEMPO/ Dinul Mubarok

TEMPO.CO, Jakarta - Tren suku bunga perbankan yang meningkat, termasuk suku bunga simpanan, dapat mendorong masyarakat untuk meningkatkan inklusi keuangan dan mulai menempatkan dananya di perbankan.

Baca juga: Bank Tahan Kenaikan Suku Bunga Kredit

Deputi Direktur Departemen Elektronifikasi dan Gerbang Pembayaran Nasional Bank Indonesia Aloysius Donanto menuturkan tingkat kepemilikan rekening saat ini masih rendah. Terlebih, untuk kepemilikan rekening digital atau melalui ponsel masih sebesar 3,1 persen. “Rasio inklusi keuangan yang relatif rendah khususnya di daerah di luar Pulau Jawa ini disebabkan oleh ketimpangan ketersediaan infrastruktur,” ujarnya, di Jakarta, Senin, 30 Juli 2018.

Dia mencontohkan dari perbandingan jumlah kantor cabang bank di Pulau Jawa dan Luar Jawa saja menunjukkan gap (selisih) yang signifikan, yaitu 1.897 kantor berbanding dengan 143 kantor. Salah satu upaya yang dilakukan bank sentral untuk mendorong inklusi keuangan dan mengembangkan infrastruktur adalah melalui program elektronifikasi seperti Gerbang Pembayaran Nasional (GPN) dan gerakan non tunai.

Sementara itu, Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Halim Alamsyah mengungkapkan dari sisi daya tarik bunga dapat mendorong masyarakat untuk meningkatkan simpanannya di perbankan. Hal itu seiring dengan kenaikan bunga acuan Bank Sentral AS (The Fed) yang diikuti kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia 7 Days Reverse Repo Rate hingga 100 basis poin, menjadi 5,25 persen.

“Berdasarkan pemantauan kami suku bunga simpanan secara gradual mulai mengalami kenaikan, dan berpotensi untuk terus meningkat,” katanya.

Halim melanjutkan, berdasarkan data yang ada, suku bunga simpanan rupiah di 62 bank mengalami kenaikan 18 basis poin (bps) sehingga menjadi 5,31 persen untuk periode 31 Mei hingga 6 Juli 2018. “Risiko likuiditas perbankan relatif stabil beberapa waktu terakhir, walaupun terdapat tendensi risiko likuiditas yang sedikit meningkat.” Ke

depan, LPS pun mengimbau kepada perbankan untuk lebih memperhatikan ketentuan suku bunga simpanan, memperhatikan risiko likuiditas sesuai dengan ketentuan.

Halim menambahkan masyarakat juga tak perlu khawatir sebab lembaganya akan selalu mengikuti perkembangan perekonomian terkini, khususnya sehubungan dengan tingkat bunga penjaminan simpanan.

Terakhir, LPS memutuskan untuk menaikkan tingkat suku bunga penjaminan simpanan sebesar 25 basis poin menjadi 6,25 persen untuk simpanan rupiah, 1,50 persen untuk simpanan dalam valuta asing, dan 8,75 persen untuk Bank Perkreditan Rakyat (BPR). “Kami akan terus melakukan kebijakan tingkat bunga penjaminan sesuai dengan perkembangan data yang lebih baru,” ujarnya.

Berita terkait

Wamenkeu Suahasil Nazara Soroti 3 Faktor Penting dalam Ekonomi RI, Suku Bunga hingga Kurs Rupiah

1 jam lalu

Wamenkeu Suahasil Nazara Soroti 3 Faktor Penting dalam Ekonomi RI, Suku Bunga hingga Kurs Rupiah

Wamenkeu Suahasil Nazara menyoroti tiga faktor yang menjadi perhatian dalam perekonomian Indonesia saat ini. Mulai dari suku bunga yang tinggi, harga komoditas, hingga nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.

Baca Selengkapnya

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

2 hari lalu

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo membeberkan lima aksi BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.

Baca Selengkapnya

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

2 hari lalu

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

Gubernur BI Perry Warjiyo yakin nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menguat sampai akhir tahun ke level Rp 15.800 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

3 hari lalu

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

BI menyebut inflasi IHK pada April 2024 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,51 persen, yakni 0,25 persen mtm.

Baca Selengkapnya

Rupiah Ditutup Menguat ke Level Rp16.185, Analis: The Fed Membatalkan Kenaikan Suku Bunga

4 hari lalu

Rupiah Ditutup Menguat ke Level Rp16.185, Analis: The Fed Membatalkan Kenaikan Suku Bunga

Data inflasi bulan April dinilai bisa memberikan sentimen positif untuk rupiah bila hasilnya masih di kisaran 3,0 persen year on year.

Baca Selengkapnya

Samuel Sekuritas: IHSG Sesi I Ditutup Mengecewakan, Sejumlah Saham Bank Big Cap Rontok

4 hari lalu

Samuel Sekuritas: IHSG Sesi I Ditutup Mengecewakan, Sejumlah Saham Bank Big Cap Rontok

IHSG turun cukup drastis dan menutup sesi pertama hari Ini di level 7,116,5 atau -1.62 persen dibandingkan perdagangan kemarin.

Baca Selengkapnya

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

5 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Lagi-lagi Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini di Level Rp 16.259 per Dolar AS

5 hari lalu

Lagi-lagi Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini di Level Rp 16.259 per Dolar AS

Kurs rupiah dalam perdagangan hari ini ditutup melemah 4 poin ke level Rp 16.259 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

6 hari lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

6 hari lalu

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

Bank Rakyat Indonesia atau BRI mengklaim telah mendapatkan izin untuk memproses transaksi pengguna Alipay.

Baca Selengkapnya