Warga Indonesia di Perbatasan Lebih Memilih Elpiji Malaysia
Reporter
Antara
Editor
Anisa Luciana
Jumat, 13 Juli 2018 11:48 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Warga perbatasan Indonesia-Malaysia yang berada di wilayah Kapuas Hulu, Kalimantan Barat, mengaku lebih memilih produk gas elpiji dari negara tetangga dengan beberapa pertimbangan.
"Elpiji Malaysia lebih murah dan isinya sesuai, tidak seperti elpiji kita Indonesia, isinya biasa jauh berkurang," kata Yohanes, warga perbatasan di Kecamatan Badau, Kapuas Hulu, Jumat, 13 Juli 2018.
Baca juga: Pertamina Siapkan Dua Skema Penyaluran Elpiji 3 Kilogram
Menurut Yohanes, harga elpiji Malaysia ukuran 15,5 kilogram (kg) dan 16,5 kg hanya Rp 150 ribu-Rp 170 ribu per tabung. Untuk elpiji Indonesia Rp 180 ribu-Rp 200 ribu per tabung, sedangkan elpiji 3 kg tukar tabung gas Rp 35 ribu per tabung.
Dikatakan dia, elpiji non subsidi ukuran 5 kg nyaris tidak ada di Badau, karena memang kebanyakan masyarakat menggunakan gas Malaysia dan gas elpiji yang 3 kg. "Gas 3 kg memang ada juga digunakan, namun rata-rata masyarakat menggunakan gas Malaysia," ungkap Yohanes.
Ia juga menyampaikan, bazar murah khusus elpiji Indonesia di Badau yang diselenggarakan pemerintah daerah justru tidak diminati masyarakat. Tidak hanya di Badau, bahkan di Putussibau, Ibu Kota Kapuas Hulu, masih banyak juga masyarakat memesan elpiji dari Malaysia.
Baca juga: Isi Ulang Elpiji Bright Gas 3 Kg Dijual Rp 39 Ribu per Tabung
Sudirman, seorang warga Putussibau, mengatakan dirinya lebih memilih elpiji Malaysia karena memang pas ukuran tidak berkurang. "Terkadang kami kecewa meskipun tabung gas masih tersegel namun isinya tidak sesuai justru jauh berkurang, bahkan harganya jauh lebih mahal di banding elpiji Malaysia," tuturnya.
Menyikapi persoalan produk gas elpiji negara tetangga lebih diminati oleh masyarakat Indonesia yang tinggal di perbatasan itu, Dinas Perdagangan Kapuas Hulu belum bisa dikonfirmasi.
ANTARA