Bulog: Beras Saset 200 Gram Rp 2.500 Laris di Jawa Barat

Reporter

Caesar Akbar

Senin, 9 Juli 2018 18:30 WIB

Pengemasan beras saset 200 gram, Beras Kita, di Gudang Banjar Kemantren Perum BULOG Subdivre Surabaya Utara, Buduran, Sidoarjo Jumat, 6 Juli 2018. TEMPO/ Candrika Radita Putri

TEMPO.CO, Jakarta - Perum Badan Urusan Logistik atau Bulog telah melakukan uji coba penjualan beras saset ukuran 200 gram di beberapa wilayah, antara lain Jawa Barat dan Jawa Timur. Tercatat, sekitar 11 ton beras saset sudah didistribusikan di Jawa Barat, sementara di Jawa Timur sekitar 8 ton.

"Di Jawa Barat ini kemasannya sembilan rol itu sudah habis," ujar Direktur Pengembangan Bisnis dan Industri Bulog, Imam Subowo, di Kantor Kementerian Badan Usaha Milik Negara, Jakarta, Senin, 9 Juli 2018.

Baca juga: Bulog Jawa Timur Perkenalkan Beras Saset 200 Gram Harga Rp 2.500

Imam mengatakan perkembangan distribusi beras saset itu sejauh ini cukup baik. Apalagi kalau melihat tingginya produksi di Jawa Barat. Saat ini, produksi juga dilakukan di Jawa Tengah dan Jawa Timur.

"Secara bertahap, mungkin pekan ketiga Juli ini seluruh Indonesia sudah bisa produksi. Kita bergerak dari Jabar," kata Imam.

Bulog menargetkan pemasaran beras premium dalam kemasan ekonomis itu bisa dilakukan di seluruh Indonesia pada September 2018. Rencananya beras saset itu juga akan dijual di ritel-ritel modern.

Kehadiran beras saset itu, kata Imam, sesuai dengan tugas utama Bulog, yaitu menjamin ketersediaan beras di mana-mana. Dengan demikian, masyarakat akan mudah mencari beras.

Saat ini, Imam mematok target ketersediaan beras renceng itu. "Target kita sih ketersediaan dulu," ujar Imam. Dia mendorong agar beras itu bisa tersedia di banyak titik penjualan.

Daerah yang sudah dipastikan menyediakan beras renceng saat ini adalah Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Yogyakarta, dan Sulawesi Selatan. Selain itu, dalam waktu dekat, beras dalam kemasan ekonomis itu akan diproduksi di Nusa Tenggara barat, dan Bengkulu.

Mengenai harga, Imam mengatakan beras saset itu akan dibanderol dengan harga sama di seluruh Indonesia, yakni Rp 2.500 per saset. Ia mengatakan akan terus mengevaluasi harga tersebut. "Yang pasti Bulog enggak boleh rugi, tapi targetnya ketersediaan," ujar Imam.

Ia yakin beras saset itu akan laris di pasaran. Misalnya, untuk para pekerja harian yang uangnya hanya cukup untuk membeli beras per hari, maupun untuk pegiat alam bebas yang membawa beras untuk perbekalan. Bulog juga masih akan melakukan evaluasi ihwal ukuran per saset beras tersebut.

Berita terkait

Pemerintah Filipina Tolak Padi Beras Emas Kembali Dikurung di Laboratorium

8 jam lalu

Pemerintah Filipina Tolak Padi Beras Emas Kembali Dikurung di Laboratorium

Pengadilan baru saja mencabut izin penanaman komersial padi Beras Emas atau Golden Rice hasil rekayasa genetika di Filipina.

Baca Selengkapnya

Beras SPHP Naik, Pengamat: Perlu Penyesuaian Agar Disparitas Harga Tak Jauh

23 jam lalu

Beras SPHP Naik, Pengamat: Perlu Penyesuaian Agar Disparitas Harga Tak Jauh

Pemerintah melalui Perum Bulog menaikkan harga eceran tertinggi atau HET untuk beras SPHP, dari Rp10.900 menjadi Rp12.500 per kilogram sejak 1 Mei 2024

Baca Selengkapnya

Harga Beras SPHP Naik jadi Rp 12.500 per Kilogram, Bapanas Beberkan Alasannya

1 hari lalu

Harga Beras SPHP Naik jadi Rp 12.500 per Kilogram, Bapanas Beberkan Alasannya

Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo buka suara soal naiknya harga beras merek SPHP.

Baca Selengkapnya

Terpopuler Bisnis: Penjelasan Bulog atas Harga Beras Mahal, Viral Tas Hermes hingga Kekayaan Dirjen Bea Cukai

2 hari lalu

Terpopuler Bisnis: Penjelasan Bulog atas Harga Beras Mahal, Viral Tas Hermes hingga Kekayaan Dirjen Bea Cukai

Penjelasan Bulog atas harga beras yang tetap mahal saat harga gabah terpuruk.

Baca Selengkapnya

Cuaca Ekstrem, Pemerintah Siapkan Impor Beras 3,6 Juta Ton

2 hari lalu

Cuaca Ekstrem, Pemerintah Siapkan Impor Beras 3,6 Juta Ton

Zulkifli Hasan mengatakan impor difokuskan ke wilayah sentra non produksi guna menjaga kestabilan stok beras hingga ke depannya.

Baca Selengkapnya

Bulog Beberkan Alasan Penyerapan Jagung Belum Maksimal

3 hari lalu

Bulog Beberkan Alasan Penyerapan Jagung Belum Maksimal

Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurthi membeberkan alasan penyerapan jagung dari petani hingga kini masih terkendala.

Baca Selengkapnya

Mengapa Beras Tetap Mahal saat Harga Gabah Terpuruk? Ini Penjelasan Bulog

3 hari lalu

Mengapa Beras Tetap Mahal saat Harga Gabah Terpuruk? Ini Penjelasan Bulog

Diretur Utama Bulog, Bayu Krisnamurthi menjelaskan penyebab masih tingginya harga beras meskipun harga gabah di petani murah.

Baca Selengkapnya

Bulog Salurkan Bantuan Pangan di Jakarta Selatan

3 hari lalu

Bulog Salurkan Bantuan Pangan di Jakarta Selatan

Perum Bulog menyalurkan Bantuan Pangan Tahap II berupa beras kepada keluarga penerima manfaat (KPM) di Jakarta Selatan.

Baca Selengkapnya

Dagang Sapi Kabinet Prabowo

11 hari lalu

Dagang Sapi Kabinet Prabowo

Partai politik pendukung Prabowo-Gibran dalam pemilihan presiden mendapat jatah menteri berbeda-beda di kabinet Prabowo mendatang.

Baca Selengkapnya

Harga Gabah Anjlok, Kemendag: Gara-gara Panen Raya

12 hari lalu

Harga Gabah Anjlok, Kemendag: Gara-gara Panen Raya

Harga gabah anjlok menjadi Rp 4.500 per kilogram. Kemendag sebut gara-gara panen raya.

Baca Selengkapnya