Kadin Cermati 2 Hal Sebagai Dampak Perang Dagang AS - Cina

Reporter

Bisnis.com

Minggu, 8 Juli 2018 15:19 WIB

Shinta Widjaja Kamdani , CEO Sintesa Group. Shinta memiliki 18 anak usaha yang bergerak di sektor produk konsumen, produk industrial, hingga energi dengan total revenue pada 2013 sebesar US$ 1,1 miliar. TEMPO/Aditia Noviansyah

TEMPO.CO, Jakarta - Di tengah perang dagang antara Cina dan Amerika Serikat, Wakil Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Bidang Hubungan Internasional Shinta W Kamdani mengatakan para pelaku usaha mencermati dua hal. Pertama, proses peninjauan penggunaan fasilitas generalized system of preference (GSP) yang dilakukan oleh AS kepada Indonesia, dan kedua pembahasan perjanjian dagang bebas Regional Comprehensive Economic Partnership dengan Cina.

"Saat ini proses peninjauan fasilitas generalized system of preference (GSP) tengah dilakukan oleh AS kepada Indonesia," kata Shinta.

Baca juga: Perang Dagang AS Cina Segera Dimulai, Rupiah Makin Remuk?

Peninjauan tahap pertama berupa pemeriksaan produk ekspor asal Indonesia yang mendapat fasilitas GSP telah dilakukan pada Januari-April 2018. Adapun 5 produk ekspor utama Indonesia yang memanfaatkan insentif GSP pada 2017 antara lain perhiasan (US$182,4 juta), ban (US$164,8 juta), kawat berisolasi (US$118,7 juta), asam lemak monokarboksilat industrial (US$91,4 juta), dan alat musik (US$86,7 juta).

“Sementara itu, proses peninjauan tahap kedua, baru akan dilakukan oleh AS pada 19 Juli nanti. Proses ini perlu dicermati, karena ini menyangkut perlakuan Indonesia kepada produk-produk dan perusahaan asal AS, adil atau tidak bagi mereka,” ujarnya.

Pada pemeriksaan tahap kedua tersebut, lanjutnya, Washington akan melihat bagaimana tingkat aksesibilitas produk asal Abang Sam di Tanah Air. Apabila dinilai sengaja memberikan halangan, maka akan menjadi perhatian dan penilaian bagi AS untuk memberikan fasilitas GSP kepada Indonesia.

Selain itu, AS akan menilai pangsa pasar produk mereka di Indonesia dan dampak pemberian GSP kepada produk asal Indonesia terhadap serapan tenaga kerja domestik AS.

“Dari perlakukan AS ke Cina saat ini, kita perlu mencermati, apakah berpotensi dilakukan ke Indonesia juga. Mengingat, defisit neraca perdagangan AS dengan Indonesia cukup besar,” katanya.

Di sisi lain, dampak perang dagang AS—Cina juga berpotensi memengaruhi proses perundingan pakta perdagangan bebas RCEP yang diinisiasi oleh Negeri Cina.

Shinta memaparkan, dengan adanya proteksi atas sejumlah produk ekspor China ke AS, maka tidak menutup kemungkinan Beijing akan memaksa para negara calon anggota RCEP untuk menerima produk-produk yang dihalangi oleh AS melalui sejumlah poin perjanjian. Seperti diketahui, Indonesia menjadi salah satu negara yang tertarik untuk ikut serta dalam RCEP.

“Kita harus kawal, jangan sampai pasal-pasal perjanjian dalam RCEP itu sengaja dibuat untuk mengalihkan produk ekspor China yang ditolak AS, menuju negara anggota,” ungkap Wakil Ketua Kadin tersebut terkait dampak perang dagang AS-Cina.

BISNIS

Berita terkait

Kadin Ingatkan Pemerintah Hati-hati Membentuk Badan Otorita Penerimaan Negara

3 hari lalu

Kadin Ingatkan Pemerintah Hati-hati Membentuk Badan Otorita Penerimaan Negara

Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia meminta pemerintah agar berhati-hati dalam pembentukan Badan Otorita Penerimaan Negara.

Baca Selengkapnya

Solo Great Sale 2024 Targetkan Pengembangan Potensi Investasi Aglomerasi

4 hari lalu

Solo Great Sale 2024 Targetkan Pengembangan Potensi Investasi Aglomerasi

Gelaran Solo Great Sale atau SGS kembali hadir di Kota Solo, Jawa Tengah, menyemarakkan bulan Mei 2024 ini.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Airlangga dan Menteri Perdagangan Inggris Bahas Produk Susu, Gunung Ruang Erupsi 5 Bandara di Sulawesi Kemarin Masih Ditutup

5 hari lalu

Terpopuler: Airlangga dan Menteri Perdagangan Inggris Bahas Produk Susu, Gunung Ruang Erupsi 5 Bandara di Sulawesi Kemarin Masih Ditutup

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto saat melakukan kunjungan kerja di London, bertemu dengan Menteri Perdagangan Inggris The Rt. Hon. Greg Hands MP

Baca Selengkapnya

Segini Jatah Bonus Tiap Pemain Timnas U-23 Indonesia

6 hari lalu

Segini Jatah Bonus Tiap Pemain Timnas U-23 Indonesia

Pengusaha beri Rp 23 miliar. Masing-masing pemain Timnas U-23 Indonesia akan dapat bonus berkisar Rp 605,2 juta.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Zulhas Revisi Permendag Barang Bawaan Impor, Teten Evaluasi Pernyataan Pejabatnya soal Warung Madura

6 hari lalu

Terpopuler: Zulhas Revisi Permendag Barang Bawaan Impor, Teten Evaluasi Pernyataan Pejabatnya soal Warung Madura

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan atau Zulhas merevisi lagi peraturan tentang barang bawaan impor penumpang warga Indonesia dari luar negeri.

Baca Selengkapnya

Tanggapan Heru Budi hingga Ketua Kadin DKI Soal UU DKJ yang Resmi Diteken Jokowi

7 hari lalu

Tanggapan Heru Budi hingga Ketua Kadin DKI Soal UU DKJ yang Resmi Diteken Jokowi

Heru Budi Hartono meyakini pengesahan UU DKJ adalah yang terbaik untuk Jakarta.

Baca Selengkapnya

Erick Thohir Terbang ke Doha, Pengusaha Patungan Beri Bonus Rp23 M untuk Timnas U-23

7 hari lalu

Erick Thohir Terbang ke Doha, Pengusaha Patungan Beri Bonus Rp23 M untuk Timnas U-23

Sejumlah pengusaha, yang diinisiasi oleh Kadin Indonesia Komite Tiongkok (KIKT), mengumpulkan dana Rp23 milar untuk Timnas U-23.

Baca Selengkapnya

KPU Tetapkan Prabowo-Gibran Pemenang Pilpres 2024, Ini Tanggapan PBNU, PP Muhammadiyah hingga Kadin

11 hari lalu

KPU Tetapkan Prabowo-Gibran Pemenang Pilpres 2024, Ini Tanggapan PBNU, PP Muhammadiyah hingga Kadin

Reaksi PBNU, PP MUhammadiyah, Kadin Terhadap Penetapan Prabowo - Gibran Pemenang Pilpres 2024 oleh KPU

Baca Selengkapnya

37 Tahun Rudy Salim, Pernah Menolak Denda 9 Mobil Mewah dari Bea Cukai

12 hari lalu

37 Tahun Rudy Salim, Pernah Menolak Denda 9 Mobil Mewah dari Bea Cukai

Pengusaha muda kelahiran 24 April 1987, Rudy Salim pernah menolak denda untuk 9 mobil mewah dari Bea Cukai.

Baca Selengkapnya

Rupiah Terus Melemah, Kadin Khawatir Dunia Usaha Terdampak

19 hari lalu

Rupiah Terus Melemah, Kadin Khawatir Dunia Usaha Terdampak

Nilai tukar rupiah yang terus melemah terhadap dolar menyebabkan para pengusaha khawatir.

Baca Selengkapnya