Sejumlah calon penumpang mencari informasi saat penutupan Bandara Ngurah Rai, Bali, 28 November 2017. Bandara ditutup karena dampak abu vulkanik Gunung Agung. ANTARA
TEMPO.CO, Jakarta- Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Sutopo Purwo Nugroho menuturkan setidaknya ada 48 penerbangan di Bandara I Gusti Ngurah Rai dibatalkan akibat Gunung Agung mengeluarkan abu vulkanik.
"Penerbangan internasional sebanyak 38 flight dengan penumpang 6.611 orang dan penerbangan domestik 10 flight dengan penumpang 1.723 orang," kata Sutopo dalam keterangan tertulisnya, Jumat, 29 Juni 2018.
Sutopo menjelaskan berdasarkan Rapat Koordinasi Penanganan Dampak Erupsi Gunung Agung, diputuskan Penutupan Bandara (Closed Aerodrome) direkomendasikan mulai pukul 03.00 WITA sampai dengan 19.00 WITA.
Embusan menerus Gunung Agung di Bali yang mengeluarkan asap dan abu vulkanik telah menyebabkan hujan abu di bagian barat hingga barat daya. Sehingga operasi penerbangan di Bandara I Gusti Ngurah ditutup sementara.
Wilayah yang terpapar abu, ujar Sutopo, sementara ini terjadi di wilayah Purage, Pempatan Rendang, Keladian, Besakih, Br. Beluhu, Desa Suter karena angin dan abu mengarah ke barat.
Menurut Sutopo, hal tersebut mengindikasikan masih adanya pembangunan tekanan oleh magma di dalam tubuh Gunung Agung. Hingga saat ini, inflasi tubuh Gunung Agung masih belum mengalami penurunan.
Radius berbahaya tetap di dalam radius 4 kilometer dari puncak kawah. Masyarakat yang tinggal di lereng Gunung Agung melakukan evakuasi mandiri. Sebanyak 309 jiwa masyarakat mengungsi yang berada di 3 titik pengungsi yaitu di Dusun Tegeh Desa Amerta Bhuana, Banjar Dinas Galih Desa Jungutan dan Banjar Desa Untalan Desa Jungutan di Kabupaten Karangasem.
Sutopo berujar, masyarakat diimbau tetap tenang terkait aktivitas Gunung Agung. BNPB terus melakukan koordinasi dengan Kementerian Perhubungan, PVMBG, BMKG, BPBD, Pemda Bali, dan lainnya.