SBY Minta Kader Demokrat Sabar Tanggapi Kritikan Jokowi Soal BBM

Rabu, 16 Mei 2018 13:33 WIB

Jokowi berbincang dengan SBY di Beranda Istana Merdeka, Jakarta, 9 Maret 2017. Pertemuan tersebut diinformasikan tertutup untuk media. TEMPO/Aditya

TEMPO.CO, Jakarta -Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY menanggapi komentar Presiden Joko Widodo atau Jokowi ihwal kebijakan bahan bakar minyak di era kepemimpinannya. Menurut SBY, Jokowi mengkritik dan menyalahkan dia mengenai kebijakan subsidi dan harga bahan bakar minyak.

Menanggapi kritikan tersebut, SBY meminta kader Partai Demokrat dan bekas menterinya bersabar. "Saya minta para mantan Menteri dan pejabat pemerintah di era SBY, para kader Demokrat dan konstituen saya, TETAP SABAR. *SBY*," katanya melalui akun twitter pribadinya, Selasa, 15 Mei 2018.

Menurut SBY, dia mengikuti percakapan publik termasuk di media sosial. "Saya mengikuti percakapan publik, termasuk di media sosial, menyusul pernyataan Presiden Jokowi yang salahkan kebijakan SBY 5 tahun lalu. *SBY*," cuit SBY.

SBY menilai, bersatu padu dan rukun merupakan yang terpenting. Presiden Indonesia dua periode 2004-2014 itu meminta untuk menghindari cekcok dan memberi contoh yang tak baik kepada rakyat. "Malu kita. *SBY*," tulis SBY.

Baca: Jokowi Optimistis Angka Kemiskinan Turun: Insya Allah Satu Digit

Salah satu sindiran Jokowi tentang kebijakan BBM di pemerintahan sebelumnya disampaikan pada Desember 2016. Jokowi mengatakan kebijakan subsidi BBM sebesar Rp 300 triliun pemerintahan sebelumnya didiamkan. Sementara dia yang mengalokasikan Rp 800 miliar membuat heboh.

Advertising
Advertising

Menurut ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Bhima Yudhistira, kebijakan subsidi bahan bakar minyak (BBM) Jokowi dan SBY sama-sama memiliki kelemahan dan kelebihan. Di era Jokowi, subsidi energi dipangkas 70 persen lebih selama tiga tahun pertama.

Akan tetapi, kebijakan itu hanya memindahkan beban anggaran ke PT Pertamina. "Akibatnya potential loss (potensi kerugian) Pertamina cukup besar," kata Bhima saat dihubungi, Rabu, 16 Mei 2018.

Menurut Bhima, potensi kerugian Pertamina mencapai Rp 18,9 triliun per tahun akibat BBM penugasan dan BBM satu harga. Alhasil, Pertamina harus mengurangi 50 persen pasokan premium di Jawa, Madura, dan Bali.

Potensi kerugian itu berpengaruh pada penurunan jumlah wilayah kerja (WK) eksplorasi. Bila hal ini terus berlanjut, Bhima memperkirakan ancaman krisis minyak karena produksi turun bisa terjadi 10-15 tahun lagi.

Sementara saat kepemimpinan SBY, subsidi BBM tergolong besar tapi tidak tepat sasaran. Padahal, sebagian anggaran subsidi itu bisa digunakan untuk kegiatan produktif seperti pembangunan infrastruktur. "Kelebihan Jokowi sebagian subsidi dipangkas untuk infrastruktur," ujar Bhima.

Walau begitu, SBY mampu menjaga daya beli masyarakat. Buktinya, pertumbuhan ekonomi di pemerintahan SBY sebesar enam persen sempat ditopang konsumsi rumah tangga yang menguat.

YUSUF MANURUNG I LANI DIANA

Berita terkait

Sorotan Media Asing Soal Luhut Buka Kemungkinan Kewarganegaraan Ganda bagi Diaspora , Apa Alasan dan Syaratnya?

31 menit lalu

Sorotan Media Asing Soal Luhut Buka Kemungkinan Kewarganegaraan Ganda bagi Diaspora , Apa Alasan dan Syaratnya?

Menkomarinves Luhut Pandjaoitan buka kemungkinan kewarganegaraan ganda untuk diaspora. Apa saja alasan dan syaratnya?

Baca Selengkapnya

Ketahui 3 Aturan Baru Tentang Kepala Desa Dalam UU Desa

56 menit lalu

Ketahui 3 Aturan Baru Tentang Kepala Desa Dalam UU Desa

Pemerintah akhirnya mengesahkan UU Desa terbaru yang telah diteken Jokowi dan diwacanakan perubahannya sejak Mei 2022. Apa saja aturan barunya?

Baca Selengkapnya

Prabowo Ingin Buat Presidential Club, Tanggapan Jokowi hingga Pengamat Politik

1 jam lalu

Prabowo Ingin Buat Presidential Club, Tanggapan Jokowi hingga Pengamat Politik

Prabowo Subianto berkeinginan membuat klub kepresidenan atau presidential club

Baca Selengkapnya

Permintaan Tambah Masa Jabatan Kepala Desa Dikabulkan, Kok Bisa?

1 jam lalu

Permintaan Tambah Masa Jabatan Kepala Desa Dikabulkan, Kok Bisa?

Permintaan para kepala desa agar masa jabatannya ditambah akhirnya dikabulkan pemerintah. Samakah hasilnya dengan UU Desa?

Baca Selengkapnya

Perjalanan Ubah Regulasi Masa Jabatan Kepala Desa di UU Desa, Setelah Unjuk Rasa Menjelang Pemilu 2024

4 jam lalu

Perjalanan Ubah Regulasi Masa Jabatan Kepala Desa di UU Desa, Setelah Unjuk Rasa Menjelang Pemilu 2024

Masa jabatan kepala desa akhirnya diperpanjang dari 6 tahun menjadi 8 tahun. Beleid gres itu tertuang dalam UU Desa yang diteken Jokowi.

Baca Selengkapnya

Ragam Tanggapan atas Rencana Prabowo Bentuk Presidential Club

5 jam lalu

Ragam Tanggapan atas Rencana Prabowo Bentuk Presidential Club

Prabowo ingin menjaga silaturahmi kebangsaan dan menjadi teladan lewat presidential club.

Baca Selengkapnya

Jokowi Soal Susunan Kabinet Prabowo: Kalau Enggak Diminta Saran tapi Ikut Nimbrung, Enggak Boleh

12 jam lalu

Jokowi Soal Susunan Kabinet Prabowo: Kalau Enggak Diminta Saran tapi Ikut Nimbrung, Enggak Boleh

Menurut Jokowi, berbagai masukan tentang susunan kabinet mendatang itu boleh diberikan jika Prabowo meminta.

Baca Selengkapnya

Jokowi soal Rencana Pemberian Insentif Mobil Listrik: Masih Dibicarakan

13 jam lalu

Jokowi soal Rencana Pemberian Insentif Mobil Listrik: Masih Dibicarakan

Presiden Joko Widodo alias Jokowi buka suara soal kelanjutan rencana pemerintah memberi insentif untuk mobil hybrid.

Baca Selengkapnya

Nadiem Berterima Kasih ke Jokowi atas Dukungan terhadap Merdeka Belajar

13 jam lalu

Nadiem Berterima Kasih ke Jokowi atas Dukungan terhadap Merdeka Belajar

Nadiem mengatakan, semua keberhasilan gerakan Merdeka Belajar selama ini berkat dukungan dan arahan dari Presiden Jokowi.

Baca Selengkapnya

Jokowi Sebut Kapasitas Produksi Motor Listrik di RI 1,6 Juta Unit, Baru Tercapai 100 Ribu Unit

13 jam lalu

Jokowi Sebut Kapasitas Produksi Motor Listrik di RI 1,6 Juta Unit, Baru Tercapai 100 Ribu Unit

Presiden Jokowi menyebut Indonesia memiliki peluang pasar yang besar untuk mengembangkan ekosistem kendaraan motor listrik. Begini penjelasannya.

Baca Selengkapnya