BI: Dana Asing yang Keluar Takkan Goyang Pasar Obligasi

Reporter

Dewi Nurita

Editor

Martha Warta

Jumat, 4 Mei 2018 18:45 WIB

(ki-ka) Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI) Agusman Zainal, Gubernur BI Agus Martowardojo, Deputi Gubernur BI Erwin Rijanto, dan Kepala Departemen Pengelolaan Moneter Bank Indonesia Doddy Zulverdi saat konferensi pers di kantornya, Jakarta Pusat, 26 April 2018. Tempo/M Yusuf Manurung

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Departemen Pengelolaan Moneter Nanang Hendarsah menjamin dana milik investor asing jangka pendek yang keluar saat ini takkan menggoyang pasar obligasi. BI percaya diri jika iklim investasi di Indonesia masih menarik, dan bisa mengendalikan stabilitas dengan keluar masuknya dana asing di pasar obligasi.

"BI sudah terbiasa dengan dana asing yang keluar masuk ini. Lagipula, yang keluar ini adalah jangka pendek, bukan long term. Jadi tak begitu mengkhawatirkan," ujar Nanang si kantornya pada Jumat, 4 Mei 2018.

Baca: Revisi Aturan Uang Elektronik Akan Diterbitkan Bulan Ini

Mengutip data Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan sepanjang April lalu, jumlah dana asing di Surat Berharga Negara atau SBN telah berkurang sebesar Rp 10,31 triliun menjadi Rp 848,48 triliun per 26 April 2018. Namun, secara year to date, asing masih mencatatkan net buy sebesar Rp 16,61 triliun.

Menurut Nanang, dana asing jangka pendek memang berpatokan pada pergerakan currency, berbeda dengan dana asing long term yang lebih melihat konsistensi dan stabilitas perekonomian. "Saat ini, ada dana asing di SBN yang jumlahnya besar dan itu view-nya fundamental. Datanya tentu tidak bisa di-publish," ujarnya.

Selain itu, ujarnya yield obligasi pemerintah Indonesia dengan tenor 10 tahun juga masih berada di angka 6,9 persen. Turun dari angka sebelumnya di level 7 persen. "Jadi, yang harus dilakukan adalah membuat investor tetap stay dengan kebijakan moneter dan fiskal yang kredibel," ujarnya.

Dengan defisit anggaran di bawah 3 persen, inflasi di bawah 3,5 persen dan rating perekonomian Indonesia yang membaik, BI menjamin bisa menahan gejolak pasar global. "BI akan terus menjaga stabilitas kurs dan berada di pasar secara terukur sesuai suplai demand valas untuk menjaga kepercayaan pasar," ujarnya.

Berita terkait

Aliran Modal Asing Rp 19,77 T, Terpengaruh Kenaikan BI Rate dan SRBI

4 jam lalu

Aliran Modal Asing Rp 19,77 T, Terpengaruh Kenaikan BI Rate dan SRBI

Kenaikan suku bunga acuan atau BI rate menarik aliran modal asing masuk ke Indonesia.

Baca Selengkapnya

Bank Danamon Belum Berencana Naikkan Suku Bunga KPR

11 jam lalu

Bank Danamon Belum Berencana Naikkan Suku Bunga KPR

Bank Danamon Indonesia belum berencana menaikkan suku bunga KPR meski suku bunga acuan BI naik menjadi 6,25 persen

Baca Selengkapnya

Cadangan Devisa RI Akhir April 2024 Anjlok Menjadi USD 136,2 Miliar

20 jam lalu

Cadangan Devisa RI Akhir April 2024 Anjlok Menjadi USD 136,2 Miliar

Posisi cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 6,1 bulan impor atau 6,0 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah.

Baca Selengkapnya

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

5 hari lalu

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo membeberkan lima aksi BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.

Baca Selengkapnya

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

5 hari lalu

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

Gubernur BI Perry Warjiyo yakin nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menguat sampai akhir tahun ke level Rp 15.800 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Kuartal I-2024, KSSK Sebut Stabilitas Sistem Keuangan RI Terjaga meski Ketidakpastian Meningkat

5 hari lalu

Kuartal I-2024, KSSK Sebut Stabilitas Sistem Keuangan RI Terjaga meski Ketidakpastian Meningkat

Menkeu Sri Mulyani mengatakan Stabilitas Sistem Keuangan Indonesia pada kuartal pertama tahun 2024 masih terjaga.

Baca Selengkapnya

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

5 hari lalu

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

BI menyebut inflasi IHK pada April 2024 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,51 persen, yakni 0,25 persen mtm.

Baca Selengkapnya

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

8 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

8 hari lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

9 hari lalu

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

Bank Rakyat Indonesia atau BRI mengklaim telah mendapatkan izin untuk memproses transaksi pengguna Alipay.

Baca Selengkapnya