Hari Buruh, Serikat Pekerja Suarakan Nasib Ojek Online

Reporter

Dewi Nurita

Editor

Martha Warta

Minggu, 29 April 2018 13:18 WIB

Para buruh mengadakan doa bersama dalam rangka memperingati Hari Pahlawan dalam aksi unjuk rasa di Balai Kota DKI, 10 November 2017. Tempo / Friski Riana

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia atau KSPSI Andi Gani Nena Wea sudah menyiapkan berbagai isu yang akan diangkat dalam peringatan May Day atau Hari Buruh di Istana Negara, Jakarta, pada 1 Mei 2018. Selain menyangkut buruh pada umumnya, KSPSI akan menyuarakan nasib ojek online atau driver online.

"Karena mereka juga bagian dari perjuangan kami," ujar Gani saat ditemui di bilangan Kemang, Jakarta Selatan, pada Sabtu malam, 29 April 2018.

Baca: May Day 2018, Sandiaga Uno Minta Buruh Daftar Kartu Pekerja

Selain itu, ujar Gani, isu yang diangkat tidak jauh-jauh dari mengkritisi peraturan-peraturan pemerintah. Pertama, ihwal metode pengupahan. Khususnya, Peraturan Pemerintah Nomor 78 tentang Pengupahan yang menghilangkan survei gaji upah layak. "Bagaimana kita tahu kebutuhan buruh di suatu daerah, kalau tidak ada survei skala upah," ujarnya.

Kedua, KSPSI menuntut revisi Peraturan Presiden Nomor 20 Tahun 2018 tentang Pengaturan Tenaga Kerja Asing. "Kami tidak menolak Perpres ini, tapi menginginkan ada poin yang secara jelas mengatur tentang pengawasan tenaga kerja asing atau TKA," ujarnya.

Advertising
Advertising

Seperti diketahui, banyak pihak yang mengkhawatirkan Perpres TKA ini akan memudahkan jalan pekerja asing, termasuk buruh kasar, masuk ke Indonesia. Salah satu kritik muncul dari ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Bhima Yudhistira. Dia mengatakan alasan pemerintah mempekerjakan pekerja asing untuk menyederhanakan regulasi, akan terbentur dengan fakta mayoritas pekerja buruh di Indonesia yang berpendidikan rendah.

"Kita tidak bisa bersaing karena 60 persen buruh ini lulusan SMP," ujar Bhima di Warung Daun, Jakarta Pusat, pada Sabtu, 28 April 2018.

Sedangkan Menteri Ketenagakerjaan Hanif Dhakiri menjamin hal itu tidak akan terjadi. Sebab, regulasi yang dibuat pemerintah tidak membuka ruang sedikit pun untuk TKA buruh kasar masuk dan mengambil pekerjaan 60 persen buruh lulusan SMP tersebut. "Kalau dari sisi implementasi di lapangan, pasti ada kasus TKA ilegal, tapi itu kasus jangan di-generalisir. Pemerintah pasti menindaklanjuti setiap kasus tersebut," ujarnya.

Baca berita lainnya tentang Hari Buruh di Tempo.co.

ZARA AMELIA

Berita terkait

Tiga Karyawan Tambang Nikel di Halmahera Selatan Dipecat usai Aksi Hari Buruh

1 hari lalu

Tiga Karyawan Tambang Nikel di Halmahera Selatan Dipecat usai Aksi Hari Buruh

Tiga karyawan PT Wanatiara Persada, perusahaan tambang nikel di Halmahera Selatan dipecat usai melakukan aksi Hari Buruh.

Baca Selengkapnya

Hari Buruh Internasional, Berikut Profil 4 Tokoh Aktivis Buruh Indonesia dari Marsinah hingga Muchtar Pakpahan

4 hari lalu

Hari Buruh Internasional, Berikut Profil 4 Tokoh Aktivis Buruh Indonesia dari Marsinah hingga Muchtar Pakpahan

Berikut profil dari 4 tokoh hari buruh: Marsinah, Muchtar Pakpahan, Widji Thukul, dan Jacob Nuwa Wea

Baca Selengkapnya

Hari Buruh Internasional dari Masa ke Masa di Indonesia, Kapan Mulai Jadi Hari Libur Nasional?

4 hari lalu

Hari Buruh Internasional dari Masa ke Masa di Indonesia, Kapan Mulai Jadi Hari Libur Nasional?

Hari Buruh diperingati setiap tahun pada 1 Mei. Kapan pertama kali diperingati di Indonesia, kapan pula ditetapkan sebagai hari libur nasional?

Baca Selengkapnya

KM ITB Desak Pemerintah Cabut UU Cipta Kerja dan Cegah Eksploitasi Kelas Pekerja

4 hari lalu

KM ITB Desak Pemerintah Cabut UU Cipta Kerja dan Cegah Eksploitasi Kelas Pekerja

Keberadaan UU Cipta Kerja tidak memberi jaminan dan semakin membuat buruh rentan.

Baca Selengkapnya

Presiden Jokowi dalam Sorotan Aksi Hari Buruh Internasional Kemarin

4 hari lalu

Presiden Jokowi dalam Sorotan Aksi Hari Buruh Internasional Kemarin

Aksi Hari Buruh Internasional pada Rabu kemarin menyoroti janji reforma agraria Presiden Jokowi. Selain itu, apa lagi?

Baca Selengkapnya

Rekam Jejak Andi Gani Nena Wea, Presiden KSPSI yang Ditunjuk Jadi Staf Ahli Kapolri

4 hari lalu

Rekam Jejak Andi Gani Nena Wea, Presiden KSPSI yang Ditunjuk Jadi Staf Ahli Kapolri

Presiden KSPSI Andi Gani Nena Wea ditunjuk Jenderal Listyo Sigit Prabowo sebagai Staf Ahli Kapolri. Berikut profilnya.

Baca Selengkapnya

Kelompok Petani Singgung Janji Reforma Agraria Jokowi yang Tak Tuntas di Demo Hari Buruh

4 hari lalu

Kelompok Petani Singgung Janji Reforma Agraria Jokowi yang Tak Tuntas di Demo Hari Buruh

Dewi mempertanyakan jumlah tanah yang sudah dikembalikan kepada rakyat dalam agenda reforma agraria Jokowi.

Baca Selengkapnya

May Day, Buruh di Yogyakarta Tuntut Kenaikan UMP Minimal 15 Persen

5 hari lalu

May Day, Buruh di Yogyakarta Tuntut Kenaikan UMP Minimal 15 Persen

Kelompok Majelis Pekerja Buruh Indonesia (MPBI) Yogyakarta menggelar aksi memperingati hari buruh atau May Day dengan menyampaikan 16 tuntutan

Baca Selengkapnya

Massa Aksi May Day Bakar Baliho Jokowi dan Hakim MK Sebagai Bentuk Kekecewaan

5 hari lalu

Massa Aksi May Day Bakar Baliho Jokowi dan Hakim MK Sebagai Bentuk Kekecewaan

Peserta aksi Hari Buruh Internasional atau May Day membakar baliho bergambar Presiden Jokowi di kawasan Patung Arjuna Wijaya, Jakpus

Baca Selengkapnya

Hari Buruh Internasional, Deretan Tuntutan Unjuk Rasa Gabungan Buruh dan Mahasiswa Surabaya

5 hari lalu

Hari Buruh Internasional, Deretan Tuntutan Unjuk Rasa Gabungan Buruh dan Mahasiswa Surabaya

Unjuk rasa Hari Buruh Internasional dengan pagelaran teatrikal dan aksi berjalan kaki (long march)

Baca Selengkapnya