BI Dukung Rekomendasi IMF untuk Jaga Momentum Pertumbuhan Ekonomi

Selasa, 24 April 2018 11:21 WIB

Agus Martowardojo. TEMPO/Imam Sukamto

TEMPO.CO, Washington - Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo mengatakan pihaknya mendukung rekomendasi kebijakan Dana Moneter Internasional (IMF) untuk menjaga momentum pertumbuhan ekonomi, meningkatkan resiliensi, serta mengutamakan prioritas kebijakan ekonomi jangka menengah-panjang. Kebijakan itu, antara lain, dengan terus mereformasi sektor riil, fiskal, dan memperdalam pasar keuangan.

"Penggunaan kebijakan makroprudensial dibutuhkan untuk memantau risiko dan eksposur aset di sektor keuangan," ujar Agus dalam pernyataannya di Jakarta, Selasa, 24 April 2018. Selain itu, peningkatan kerja sama multilateral disebut menjadi sangat relevan saat ini mengingat adanya ancaman proteksionisme pada sistem perdagangan global.

Baca: Luhut Tawarkan Bos IMF Diving di Labuan Bajo

Bersamaan dengan pelaksanaan Pertemuan Musim Semi IMF yang digelar di Washington DC saat ini, juga diselenggarakan pertemuan G-20 Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral. Gubernur BI Agus Martowardojo hadir dalam pertemuan tersebut bersama Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan dan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati.

Para pemimpin negara yang ikut dalam pertemuan IMF itu menyebut perbaikan ekonomi global masih berlanjut, meskipun dibayangi berbagai tantangan. Tantangan itu di antaranya berupa proses penyesuaian harga aset sejalan dengan proses normalisasi kebijakan moneter negara maju. Selain itu juga ada tensi perdagangan dan ketegangan geopolitik yang berpotensi memberikan dampak negatif terhadap pertumbuhan ekonomi.

Advertising
Advertising

Terkait dengan hal itu, kata Agus, BI sepakat bahwa saat ini merupakan momentum yang tepat untuk mengatasi permasalahan struktural yang menghambat pertumbuhan ekonomi. Selain itu momen saat ini tepat untuk memastikan dampak perkembangan teknologi informasi bagi perekonomian, mengatasi ketimpangan yang umumnya dialami kaum wanita dan memitigasi risiko melalui berbagai kebijakan yang ada.

Agus menjelaskan, Indonesia melihat kondisi pasar keuangan global saat ini masih cukup akomodatif meskipun diwarnai dengan peningkatan harga berbagai aset sebagai akibat kebijakan bank sentral negara-negara maju yang menormalisasi kebijakan moneternya.

Lebih jauh, Agus mengklaim Indonesia konsisten untuk merespons sejumlah tantangan perekonomian global yang disebutkan oleh IMF itu. Respons tersebut berupa kebijakan yang tepat di bidang fiskal, moneter, kebijakan makro-mikroprudensial, serta kebijakan struktural termasuk melalui kebijakan sistem pembayaran dan pengelolaan uang rupiah. "Pertumbuhan ekonomi global diproyeksikan meningkat dari 3,8 persen di 2017 menjadi 3,9 persen pada 2018 dan 2019," katanya.

ANTARA

Berita terkait

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

4 hari lalu

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo membeberkan lima aksi BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.

Baca Selengkapnya

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

4 hari lalu

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

Gubernur BI Perry Warjiyo yakin nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menguat sampai akhir tahun ke level Rp 15.800 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

4 hari lalu

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

Sri Mulyani menyebut perkiraan pertumbuhan ekonomi global pada tahun ini bakal relatif stagnan dengan berbagai risiko dan tantangan yang berkembang.

Baca Selengkapnya

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

4 hari lalu

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

BI menyebut inflasi IHK pada April 2024 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,51 persen, yakni 0,25 persen mtm.

Baca Selengkapnya

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

6 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

7 hari lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

7 hari lalu

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

Bank Rakyat Indonesia atau BRI mengklaim telah mendapatkan izin untuk memproses transaksi pengguna Alipay.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Temui Wapres, Bahas Mitigasi Dampak Geopolitik Timur Tengah

7 hari lalu

Sri Mulyani Temui Wapres, Bahas Mitigasi Dampak Geopolitik Timur Tengah

Menteri Keuangan Sri Mulyani menemui Wakil Presiden Maruf Amin untuk melaporkan hasil pertemuan IMF-World Bank Spring Meeting dan G20 yang saya hadiri di Washington DC. pekan lalu. Dalam pertemuan itu, Sri Mulyani pun membahas mitigasi dampak geopolitik di Timur Tengah.

Baca Selengkapnya

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

8 hari lalu

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

8 hari lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya