Peringkat Utang RI Naik Lagi, BI: Bukti Ekonomi Membaik

Reporter

Antara

Jumat, 13 April 2018 13:58 WIB

Petugas tengah memindahkan uang rupiah ke dalam Cash Center Bank Mandiri, 2 Maret 2018. Di pasar spot, pergerakan nilai tukar rupiah terpantau melemah 17 poin atau 0,12% ke level Rp13.765 per dolar AS pada pukul 10.20 WIb. TEMPO/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo mengatakan naiknya peringkat Sovereign Credit Rating Indonesia oleh lembaga pemeringkat utang Moody’s Investor Service dari Baa3/Outlook Positif menjadi Baa2/Outlook Stabil merupakan bukti membaiknya perekonomian.

"Dengan perbaikan rating ke level Baa2 oleh Moody's, kini Indonesia telah diakui oleh empat lembaga pemeringkat internasional berada pada satu tingkat lebih tinggi dari level investment grade sebelumnya," kata Agus dalam pernyataan tertulis, Jumat, 13 April 2018.

Agus mengatakan peringkat tersebut merupakan level tertinggi yang pernah dicapai oleh Indonesia dari Moody's dan merupakan pencapaian besar ketika ketidakpastian ekonomi global yang mempengaruhi perkembangan ekonomi di kawasan masih berlanjut. "Hal ini dapat terwujud melalui konsistensi upaya Bank Indonesia bersama dengan pemerintah dalam menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan," kata Agus.

Baca: SBY Disebut Raja Utang, Demokrat Bandingkan dengan Jokowi

Bank Indonesia, kata Agus, akan terus mewaspadai peningkatan risiko global dan mengoptimalkan bauran kebijakan, termasuk kebijakan makroprudensial dan pendalaman pasar keuangan dalam menjaga stabilitas perekonomian. Hal ini menjadi landasan utama bagi terciptanya pertumbuhan ekonomi yang lebih kuat, berkelanjutan, dan inklusif.

Sebelumnya, Moody's memperbaiki peringkat SCR Republik Indonesia dari stabil menjadi positif sekaligus mengafirmasi rating pada Baa3 atau layak investasi pada 8 Februari 2017. Kemudian peringkat utang tersebut kembali meningkat dari Baa3/Outlook Positif menjadi Baa2/Outlook Stabil pada 13 April 2018.

Advertising
Advertising

Dalam siaran persnya, Moody's menyatakan faktor kunci yang mendukung keputusan tersebut adalah Indonesia mempunyai kerangka kebijakan yang kredibel dan efektif yang dinilai kondusif bagi stabilitas makroekonomi.

Peningkatan cadangan devisa serta penerapan kebijakan fiskal dan moneter yang berhati-hati telah memperkuat ketahanan dan kapasitas Indonesia menghadapi gejolak eksternal.

ANTARA

Berita terkait

Pemerintah Serap Rp 7,025 Triliun dari Lelang Surat Utang SBSN

18 jam lalu

Pemerintah Serap Rp 7,025 Triliun dari Lelang Surat Utang SBSN

Pemerintah menyerap dana sebesar Rp 7,025 triliun dari pelelangan tujuh seri surat utang yakni Surat Berharga Syariah Negara (SBSN).

Baca Selengkapnya

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

4 hari lalu

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo membeberkan lima aksi BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.

Baca Selengkapnya

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

4 hari lalu

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

Gubernur BI Perry Warjiyo yakin nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menguat sampai akhir tahun ke level Rp 15.800 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

4 hari lalu

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

BI menyebut inflasi IHK pada April 2024 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,51 persen, yakni 0,25 persen mtm.

Baca Selengkapnya

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

6 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

7 hari lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

7 hari lalu

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

Bank Rakyat Indonesia atau BRI mengklaim telah mendapatkan izin untuk memproses transaksi pengguna Alipay.

Baca Selengkapnya

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

8 hari lalu

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

8 hari lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

8 hari lalu

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

BI mempersiapkan perluasan cakupan sektor prioritas Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).

Baca Selengkapnya