CEO Facebook Mengaku Juga Jadi Korban Cambridge Analytica

Kamis, 12 April 2018 07:31 WIB

CEO Facebook Mark Zuckerberg tiba untuk bersaksi di depan sidang bersama Komite Perdagangan dan Energi di Capitol Hill di Washington, 10 April 2018. (AP Photo, Alex Brandon)

TEMPO.CO, Washington - CEO Facebook Inc Mark Zuckerberg mengaku juga menjadi korban penyalahgunaan data oleh Cambridge Analytica. Pengakuan bahwa ia juga termasuk dari sekitar 87 juta pengguna Facebook yang data pribadinya dimanfaatkan secara tidak wajar oleh Cambridge Analytica disampaikan Zuckerberg kepada parlemen, Rabu, 11 April 2018.

Namun Zuckerberg menolak dugaan anggota kongres bahwa pengguna tidak memiliki cukup kendali atas datanya di Facebook. "Setiap kali seorang pengguna memilih membagikan sesuatu di Facebook, ada pengendalian. Ada di situ. Tidak terkubur dalam pengaturan di suatu tempat, tapi ada di situ," katanya dalam sidang Komite Energi dan Perdagangan Dewan Perwakilan Rakyat Amerika Serikat, seperti dikutip Reuters, Rabu, 11 April 2018.

Baca: TIME Siarkan Langsung Kesaksian Bos Facebook di depan Kongres

Dalam sidang hari kedua tersebut, ia kembali mengenakan jas berwarna gelap, bukan kaus abu-abu yang biasa dipakainya. Sehari sebelumnya, ia dicecar dengan pertanyaan selama hampir lima jam dalam sidang Senat Amerika tanpa memberikan janji lebih lanjut untuk mendukung undang-undang baru atau mengubah cara jaringan media gaul itu menjalankan usahanya.

Penanam modal terkesan dengan penampilan pertamanya dalam sidang Senat Amerika tersebut. Hal ini terlihat dari saham Facebook yang mengalami peningkatan terbesar sehari-hari dalam dua tahun pada Selasa, 10 April 2018, yaitu ditutup dengan peningkatan sebesar 4,5 persen. Namun, sehari kemudian atau Rabu, saham Facebook turun 0,7 persen dalam perdagangan pagi.

Advertising
Advertising

Facebook terlilit kekacauan selama hampir satu bulan sejak terungkap kabar bahwa informasi pribadi milik jutaan penggunanya telah secara tidak wajar dipanen Cambridge Analytica. Cambridge Analytica merupakan perusahaan konsultan politik, yang salah satu kliennya adalah tim pemilihan Presiden Amerika Donald Trump.

Meluasnya kekhawatiran juga terlihat dari bagaimana para anggota kongres mencecar Zuckerberg dengan pertanyaan soal bagaimana Facebook berbagi data para penggunanya.
"Bagaimana para konsumen bisa mengontrol data mereka ketika Facebook tidak bisa mengendalikan data mereka?" tanya anggota DPR, Frank Pallone, dari New Jersey, salah satu wakil tertinggi Demokrat di Komite Energi dan Perdagangan.

Zuckerberg menangkis permintaan untuk mendukung perundang-undangan tertentu. Ketika ditekan agar mendukung undang-undang yang akan mewajibkan perusahaan-perusahaan mendapatkan izin dari orang-orang sebelum membagikan informasi pribadi mereka, Zuckerberg setuju untuk membicarakannya lebih lanjut.

Menurut Zuckerberg, hal tersebut merupakan hal yang masuk akal. "Pada dasarnya, menurut saya, itu masuk akal. Saya akan menyiapkan tim kami untuk bekerja sama dengan Anda dalam membahas itu," tutur bos Facebook tersebut.

ANTARA

Berita terkait

Meta AI Resmi Diluncurkan, Ini Fitur-fitur Menariknya

12 hari lalu

Meta AI Resmi Diluncurkan, Ini Fitur-fitur Menariknya

Chatbot Meta AI dapat melakukan sejumlah tugas seperti percakapan teks, memberi informasi terbaru dari internet, menghubungkan sumber, hingga menghasilkan gambar dari perintah teks.

Baca Selengkapnya

Chat Sering Tenggelam, WhatsApp Luncurkan Fitur Filter Obrolan untuk Mengatasinya

18 hari lalu

Chat Sering Tenggelam, WhatsApp Luncurkan Fitur Filter Obrolan untuk Mengatasinya

Fitur baru WhatsApp ini memungkinkan pengguna untuk mengetahui pesan baru atau yang terlewatkan dari pandangannya.

Baca Selengkapnya

Selain Tim Cook, Siapa Saja Bos Perusahaan Teknologi Dunia yang Pernah Bertemu Jokowi?

19 hari lalu

Selain Tim Cook, Siapa Saja Bos Perusahaan Teknologi Dunia yang Pernah Bertemu Jokowi?

Selain CEO Apple Tim Cook, Jokowi tercatat beberapa kali pernah bertemu dengan bos-bos perusahaan dunia. Berikut daftarnya:

Baca Selengkapnya

Prajogo Pangestu Masuk Daftar 5 Orang Terkaya Dunia, Kekayaannya Paling Banyak Bertambah Sepanjang 2023

26 hari lalu

Prajogo Pangestu Masuk Daftar 5 Orang Terkaya Dunia, Kekayaannya Paling Banyak Bertambah Sepanjang 2023

Prajogo Pangestu orang terkaya bersama Jeff Bezos, Mark Zuckerberg, dan Elon Musk yang kekayaannya terbanyak bertambah sepanjang 2023 versi Forbes.

Baca Selengkapnya

Sudah Bisa Diakses, Facebook Bikin Pembaruan Fitur Video Jadi Mirip di TikTok

31 hari lalu

Sudah Bisa Diakses, Facebook Bikin Pembaruan Fitur Video Jadi Mirip di TikTok

Pada aplikasi TikTok telah menjadi pedoman tetap namun bagi Facebook, ini sebuah inovasi dan kemajuan.

Baca Selengkapnya

Cara Unblock Akun Seseorang di Facebook dengan Mudah

34 hari lalu

Cara Unblock Akun Seseorang di Facebook dengan Mudah

Ada beberapa cara unblock teman di Facebook, bisa melalui handphone maupun laptop. Cukup ikuti beberapa langkah berikut ini.

Baca Selengkapnya

Rayakan Hari Paskah dengan 55 Link Twibbon, Begini Cara Menggunakannya

38 hari lalu

Rayakan Hari Paskah dengan 55 Link Twibbon, Begini Cara Menggunakannya

Hari Paskah dapat dirayakan menggunakan twibbon beragam pilihan. Berikut memilih twibbon Hari Paskah yang sesuai selera dan cara menggunakannya!

Baca Selengkapnya

Survei Meta Ungkap Pengguna Medsos Usia Muda di Indonesia Berani dan Aktif

38 hari lalu

Survei Meta Ungkap Pengguna Medsos Usia Muda di Indonesia Berani dan Aktif

Sebanyak 87 persen responden dalam survei Meta menyatakan bahwa media sosial adalah platform efektif untuk sampaikan pesan dan mendorong perubahan.

Baca Selengkapnya

WhatsApp Aplikasi Perpesanan Paling Populer, Semua Bermula di Sebuah Garasi Rumah pada 2009

39 hari lalu

WhatsApp Aplikasi Perpesanan Paling Populer, Semua Bermula di Sebuah Garasi Rumah pada 2009

WhatsApp dibuat 2 mantan karyawan Yahoo, Brian Acton dan Jan Koum pada 2009 di sebuah garasi rumah di California. Begini perkembangannya.

Baca Selengkapnya

Fitur Khusus Meta untuk Batasi Konten Politik, Begini Cara Mengaktifkannya

41 hari lalu

Fitur Khusus Meta untuk Batasi Konten Politik, Begini Cara Mengaktifkannya

Meta menambahkan fitur khusus untuk membatasi konten politik pada platform yang dinaunginya, terutama Instagram.

Baca Selengkapnya