Pengalihan Rekomendasi Izin Impor Garam, Indef: Ego Sektoral

Minggu, 18 Maret 2018 15:23 WIB

Garam Impor Disebar ke Industri Kecil-Menengah

TEMPO.CO, Jakarta - Ekonom dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Bhima Yudhistira, mengatakan keputusan pemerintah mengalihkan hak rekomendasi impor garam industri dari Kementerian Kelautan dan Perikanan ke Kementerian Perindustrian merupakan ego sektoral.

Bhima menjelaskan, pelaku industri memang akan sangat diuntungkan karena izin impor garam akan lebih cepat. “Tapi harus kita lihat dampaknya ke petambak garam lokal,” ujarnya saat dihubungi Tempo, Ahad, 18 Maret 2018.

Simak: Pemerintah Akan Permudah Impor Garam untuk Industri

Menurut Bhima, Kementerian Kelautan dan Perikanan berfungsi sebagai penghalang nontarif sehingga garam impor tidak terlalu membanjiri Indonesia. Jika fungsi itu dihilangkan, kata dia, produksi petambak lokal anak makin berkurang dan jumlahnya bakal menurun drastis.

Dari data pada 2012, dia menyebutkan ada 30.668 petambak garam dan merosot hingga 21.050 pada 2016. “Artinya, ada sekitar 9.600 petambak garam yang alih profesi,” ucapnya.

Advertising
Advertising

Bhima berujar, awal permasalahan hak rekomendasi ini ialah bedanya data kebutuhan data impor antar-kementerian. Seharusnya, kata dia, hal tersebut dapat diselesaikan pada level rapat koordinasi atau rapat terbatas.

Sebelumnya, kegeraman Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti terhadap keputusan Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution, yang mengimpor garam 3,7 juta ton, dipertanyakan pejabat Kementerian Koordinator Perekonomian. Susi kecewa karena kementeriannya hanya merekomendasikan impor garam 2,2 juta ton pada 2018.

Susi menilai jumlah 3,7 juta ini melebihi rekomendasi impor garam Kementerian Kelautan dan Perikanan. Dari data kementeriannya dan Badan Pusat Statistik (BPS), stok garam pada awal 2018 masih 349 ribu ton. Dengan estimasi produksi garam rakyat 2018 sebesar 1,5 juta ton, stok garam diperkirakan mencapai 1,85 juta ton. Rencana penggunaan garam nasional, baik untuk konsumsi maupun industri, diperkirakan 3,98 juta ton sehingga rekomendasi impor dari Kementerian Kelautan dan Perikanan hanya 2,13 juta ton.

CHITRA PARAMAESTI | FAJAR PEBRIANTO

Berita terkait

Indef Minta Pemerintah Antisipasi Penurunan Konsumsi pada Triwulan II

2 jam lalu

Indef Minta Pemerintah Antisipasi Penurunan Konsumsi pada Triwulan II

Pemerintah diminta untuk mengantisipasi potensi menurunnya kinerja konsumsi rumah tangga terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) pada triwulan II 2024.

Baca Selengkapnya

Ekonom Senior INDEF Sebut Indonesia Harus Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel

15 hari lalu

Ekonom Senior INDEF Sebut Indonesia Harus Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel

Meski tidak bersinggungan secara langsung dengan komoditas pangan Indonesia, namun konflik Iran-Israel bisa menggoncang logistik dunia.

Baca Selengkapnya

Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel, Ekonom: Prioritaskan Anggaran untuk Sektor Produktif

16 hari lalu

Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel, Ekonom: Prioritaskan Anggaran untuk Sektor Produktif

Di tengah konflik Iran-Israel, pemerintah mesti memprioritaskan anggaran yang bisa membangkitkan sektor bisnis lebih produktif.

Baca Selengkapnya

Ekonom Indef soal Dugaan Korupsi di LPEI: Padahal Ekspor Andalannya Pemerintahan Jokowi

47 hari lalu

Ekonom Indef soal Dugaan Korupsi di LPEI: Padahal Ekspor Andalannya Pemerintahan Jokowi

Ekonom Indef, Didin S. Damanhuri sangat prihatin atas dugaan korupsi yang terendus di lingkaran LPEI. Padahal, kata dia, ekspor adalah andalan pemerintahan Jokowi

Baca Selengkapnya

Imbas PPN Naik jadi 12 Persen, Indef Sebut Daya Saing Indonesia Bakal Turun

47 hari lalu

Imbas PPN Naik jadi 12 Persen, Indef Sebut Daya Saing Indonesia Bakal Turun

Kebijakan PPN di Tanah Air diatur dalam Undang-Undang-undang Nomor 7 Tahun 2021 tentang Harmonisasi Peraturan Perpajakan (HPP).

Baca Selengkapnya

Tarif PPN Naik jadi 12 Persen, Indef: Indonesia Paling Tinggi di Asia Tenggara

48 hari lalu

Tarif PPN Naik jadi 12 Persen, Indef: Indonesia Paling Tinggi di Asia Tenggara

Peneliti Center of Industry, Trade, and Investment Indef Ahmad Heri Firdaus membandingkan besaran tarif PPN di Asia Tenggara.

Baca Selengkapnya

Indef: PPN jadi 12 Persen Akan Dorong Kenaikan Harga Bahan Pokok

48 hari lalu

Indef: PPN jadi 12 Persen Akan Dorong Kenaikan Harga Bahan Pokok

Indef menyatakan penjual akan reaktif terhadap kenaikan PPN.

Baca Selengkapnya

PPN Naik jadi 12 Persen, Indef: Pertumbuhan Ekonomi Turun karena Orang Tahan Konsumsi

48 hari lalu

PPN Naik jadi 12 Persen, Indef: Pertumbuhan Ekonomi Turun karena Orang Tahan Konsumsi

Indef membeberkan dampak kenaikan pajak pertabambahan nilai atau PPN menjadi 12 persen.

Baca Selengkapnya

Ekonom Ungkap Kriteria Ideal Menkeu Pengganti Sri Mulyani: Tidak Yes Man

7 Maret 2024

Ekonom Ungkap Kriteria Ideal Menkeu Pengganti Sri Mulyani: Tidak Yes Man

Direktur Eksekutif Indef Esther Sri Astuti mengungkapkan kriteria ideal Menkeu seperti apa yang dibutuhkan oleh Indonesia di masa mendatang.

Baca Selengkapnya

Terkini: Ramai-ramai tentang Dana Bos untuk Program Makan Siang Gratis, Harga Bitcoin Tembus Rekor Rp 1 Miliar

6 Maret 2024

Terkini: Ramai-ramai tentang Dana Bos untuk Program Makan Siang Gratis, Harga Bitcoin Tembus Rekor Rp 1 Miliar

Ekonom senior UI Faisal Basri menentang rencana penggunaan dana BOS untuk program makan siang gratis Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya