Rupiah Melemah, Menko Darmin Tak Khawatir karena IHSG Menguat

Reporter

Dewi Nurita

Editor

Yudono Yanuar

Sabtu, 3 Maret 2018 11:05 WIB

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution berfoto di samping patung ikon pasar modal Banteng Wulung yang di halaman gedung BEI, Jakarta Selatan, Ahad, 13 Agustus 2017. Tempo/Destrianita

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution menilai melemahnya nilai tukar (kurs) rupiah saat ini, tidak berada di level mengkhawatirkan seiring dengan menguatnya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

"Enggak (mengkhawatirkan). Kurs itu mengkhawatirkan kalau rupiah melemah dan IHSG melemah. Tapi ini kan tidak," kata Darmin saat ditemui Tempo di kantornya, Jalan Lapangan Banteng, Jakarta Pusat, Jumat, 2 Maret 2018.

Baca juga: Pelemahan Rupiah Terburuk dalam Beberapa Tahun Terakhir

Kamis pagi, 1 Maret 2018, nilai tukar rupiah sempat menyentuh level 13.800, tepatnya di posisi Rp 13.817 per dolar AS. Nilai tukar rupiah baru berhasil rebound pada akhir perdagangan dengan ditutup menguat tipis 0,02 persen atau 3 poin di Rp 13.748 per dolar AS.

Jumat, 2 Maret 2018, pukul 11.21 WIB, nilai tukar rupiah kembali melemah 9 poin atau 0,07 persen ke level Rp 13.757 per dolar AS.

Advertising
Advertising

Darmin juga mengatakan, pidato Gubernur The Fed yang disinyalir bernada Hawkish atau memberikan indikasi kenaikan suku bunga atau Fed Fund Rate (FFR) lebih dari tiga kali, tidak akan menimbulkan gejolak dalam perekonomian Indonesia.

Sebab menurut dia, fundamental perekonomian Indonesia berada di kondisi yang stabil saat ini. “Mungkin akan ada riak-riak kecil, tapi bukan gejolak,” kata Darmin Nasution.

Menurut Darmin, nilai tukar (kurs) rupiah seharusnya berada di posisi normal. Dia tidak memungkiri jika pidato Gubernur The Red yang bernada Hawkish itu menjadi pemicu melemahnya nilai tukar di hampir seluruh negara di dunia, bukan hanya di Indonesia.

“Karena pidato itu orang mulai pasang kuda-kuda walaupun FFR belum naik. Kalau pun naik mungkin ada riak tapi bukan gejolak,” kata Darmin.

Kepala Departemen Pengelolaan Moneter Bank Indonesia (BI) Doddy Zulverdi juga mengatakan hal senada. Dia menjelaskan, pelemahan rupiah tersebut terjadi karena dua faktor yakni data perbaikan ekonomi AS dan dan juga pidato Gubernur The Fed Jerome Powell yang bernada Hawkish itu.

Namun di lain sisi, kata Doddy, kondisi ekonomi domestik Indonesia seharusnya bisa menahan kurs rupiah di level yang lebih baik. Terlebih, angka inflasi juga masih terkendali.

Selain itu, menurut Doddy, faktor-faktor ekonomi domestik lainnya juga membaik dengan neraca pembayaran surplus, devisa membaik serta rating pertumbuhan ekonomi juga lebih baik. "Tidak ada alasan rupiah melemah jika melihat faktor domestik. Semua karena faktor global," katanya, Kamis, 1 Maret 2018.

Berita terkait

LPEM FEB UI Komentari Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tertinggi Sejak 2015

25 menit lalu

LPEM FEB UI Komentari Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tertinggi Sejak 2015

LPEM FEB UI memaparkan secara keseluruhan pertumbuhan ekonomi masih cenderung stagnan.

Baca Selengkapnya

Rupiah Ditutup Melemah 20 Poin Jadi Rp 16.046 per Dolar AS

8 jam lalu

Rupiah Ditutup Melemah 20 Poin Jadi Rp 16.046 per Dolar AS

Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (dolar AS) yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Selasa melemah 20 poin.

Baca Selengkapnya

Samuel Sekuritas: IHSG Sesi I Ditutup Melemah ke Level 7.128,7, Berikut Saham yang Aktif Diperdagangkan

14 jam lalu

Samuel Sekuritas: IHSG Sesi I Ditutup Melemah ke Level 7.128,7, Berikut Saham yang Aktif Diperdagangkan

IHSG ditutup di level 7.128,7 atau turun 0,09 persen dibanding kemarin.

Baca Selengkapnya

Rupiah Menguat ke Level Rp 16.025 per Dolar AS

1 hari lalu

Rupiah Menguat ke Level Rp 16.025 per Dolar AS

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS menguat dalam penutupan perdagangan hari ini ke level Rp 16.025 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Wamenkeu Suahasil Nazara Soroti 3 Faktor Penting dalam Ekonomi RI, Suku Bunga hingga Kurs Rupiah

1 hari lalu

Wamenkeu Suahasil Nazara Soroti 3 Faktor Penting dalam Ekonomi RI, Suku Bunga hingga Kurs Rupiah

Wamenkeu Suahasil Nazara menyoroti tiga faktor yang menjadi perhatian dalam perekonomian Indonesia saat ini. Mulai dari suku bunga yang tinggi, harga komoditas, hingga nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.

Baca Selengkapnya

Samuel Sekuritas: IHSG Berhasil Tembus ke Zona Hijau, Saham Lippo Karawaci Melejit

1 hari lalu

Samuel Sekuritas: IHSG Berhasil Tembus ke Zona Hijau, Saham Lippo Karawaci Melejit

IHSG menutup sesi pertama hari Ini di level 7,150,9 atau +0.22 persen.

Baca Selengkapnya

IHSG Diperkirakan Menguat, Terpengaruh Sentimen Domestik dan Global

1 hari lalu

IHSG Diperkirakan Menguat, Terpengaruh Sentimen Domestik dan Global

IHSG hari ini, Senin, 6 Mei 2024 dibuka menguat 36,86 poin atau 0,52 persen ke posisi 7.171,58

Baca Selengkapnya

Rupiah Menguat di Akhir Pekan, Sentuh Level Rp 16.083 per Dolar AS

3 hari lalu

Rupiah Menguat di Akhir Pekan, Sentuh Level Rp 16.083 per Dolar AS

Nilai tukar rupiah ditutup menguat Rp 16.083 terhadap dolar AS pada perdagangan Jumat, 3 Mei.

Baca Selengkapnya

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

4 hari lalu

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo membeberkan lima aksi BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.

Baca Selengkapnya

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

4 hari lalu

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

Gubernur BI Perry Warjiyo yakin nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menguat sampai akhir tahun ke level Rp 15.800 per dolar AS.

Baca Selengkapnya