Rupiah Melemah, BI: Fenomena Dunia Seperti di 2013 dan 2015

Jumat, 2 Maret 2018 16:53 WIB

Mirza Adityaswara, Deputi Senior Bank Indonesia. TEMPO/Riyan Nofitra

TEMPO.CO, Jakarta - Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Mirza Adityaswara mengatakan penurunan nilai mata uang tidak hanya terjadi pada Rupiah di Indonesia. Bahkan, negara maju pun ikut terkena imbas penurunan nilai mata uang sejak awal hingga akhir Februari itu.

"Apa yang dialami dalam pelemahan rupiah itu sebenarnya dialami juga oleh berbagai negara lain," ujar Mirza di Kompleks Bank Indonesia, Jakarta, Jumat, 2 Maret 2018.

Baca: Kurs Rupiah Melemah Lagi ke Level Rp 13.757 per Dolar AS

Mirza menjelaskan, di antara mata uang negara maju yang ikut melemah adalah Dolar Kanada yang melemah 3,6 persen, Krona Swedia yang melemah 4,9 persen, serta Dolar Australia yang juga melemah 3,6 persen. Sementara untuk negara berkembang, selain Rupiah Indonesia, Rupee India juga ikut melemah 2,4 persen. Hal yang sama juga terjadi pada mata uang Filipina, Peso, yang melemah 1,5 persen.

Rupiah Indonesia pada pasar spot pada siang hari ini, Jumat, 2 Maret 2018, pukul 11.21 WIB melemah 9 poin atau 0,07 persen ke level Rp 13.757 per dolar AS. Sebelumnya, pada pukul 08.00 WIB, nilai tukar rupiah di pasar spot dibuka menguat 8 poin atau 0,06 persen ke level Rp 13.740 per dolar AS. Rupiah diprediksi akan kembali menguat hari ini setelah dalam sesi perdagangan kemarin, Kamis, 1 Maret 2018, menyentuh level Rp 13.800 per dolar AS.

Advertising
Advertising

Menurut Mirza, fluktuasi nilai mata uang memang sudah diprediksikan akan terjadi pada bulan Februari. Prediksi itu muncul setelah adanya data-data yang mengkonfirmasi bahwa Federal Reserve milik Amerika akan menaikkan bunga di bulan Maret dan Juni. "Ini fenomena dunia, sama seperti yang dialami tahun 2013 atau 2015 waktu Amerika memberikan aba-aba untuk menaikkan bunga," tuturnya.

Saat ini, kata Mirza, pasar sedang menunggu pidato Gubernur Bank Sentral Amerika Jerome Powell. Ia telah memberikan dua kali pidato, pertama di kongres, kemudian di senat. Saat pidato di kongres, pasar menginterpretasikan bahwa kenaikan suku bunga yang dipercepat itu kemungkinan besar terjadi.

"Tapi kemarin malam di senat beliau agak tone down mengenai kemungkinan itu," ucap Mirza. Hal itu pula yang diduga kemudian berimbas pada pelemahan kurs Rupiah.

Berita terkait

Rupiah Menguat di Akhir Pekan, Sentuh Level Rp 16.083 per Dolar AS

16 jam lalu

Rupiah Menguat di Akhir Pekan, Sentuh Level Rp 16.083 per Dolar AS

Nilai tukar rupiah ditutup menguat Rp 16.083 terhadap dolar AS pada perdagangan Jumat, 3 Mei.

Baca Selengkapnya

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

1 hari lalu

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo membeberkan lima aksi BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.

Baca Selengkapnya

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

1 hari lalu

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

Gubernur BI Perry Warjiyo yakin nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menguat sampai akhir tahun ke level Rp 15.800 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Meski Kurs Rupiah Melemah, Masih Lebih Baik dibanding Baht dan Ringgit

1 hari lalu

Sri Mulyani: Meski Kurs Rupiah Melemah, Masih Lebih Baik dibanding Baht dan Ringgit

Menkeu Sri Mulyani mengatakan, nilai tukar rupiah pada triwulan I 2024 mengalami depresiasi 2,89 persen ytd sampai 28 Maret 2024.

Baca Selengkapnya

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

1 hari lalu

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

BI menyebut inflasi IHK pada April 2024 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,51 persen, yakni 0,25 persen mtm.

Baca Selengkapnya

Rupiah Menguat di Angka Rp 16.088

1 hari lalu

Rupiah Menguat di Angka Rp 16.088

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menguat di angka Rp 16.088 pada perdagangan akhir pekan ini.

Baca Selengkapnya

Rupiah Ditutup Menguat ke Level Rp16.185, Analis: The Fed Membatalkan Kenaikan Suku Bunga

2 hari lalu

Rupiah Ditutup Menguat ke Level Rp16.185, Analis: The Fed Membatalkan Kenaikan Suku Bunga

Data inflasi bulan April dinilai bisa memberikan sentimen positif untuk rupiah bila hasilnya masih di kisaran 3,0 persen year on year.

Baca Selengkapnya

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

3 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Lagi-lagi Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini di Level Rp 16.259 per Dolar AS

4 hari lalu

Lagi-lagi Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini di Level Rp 16.259 per Dolar AS

Kurs rupiah dalam perdagangan hari ini ditutup melemah 4 poin ke level Rp 16.259 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

4 hari lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya