Pemerintah Tunda Pembahasan Aturan Cadangan Minyak

Rabu, 28 Februari 2018 06:00 WIB

Cadangan Minyak Menyusut
TEMPO.CO, Jakarta - Dewan Energi Nasional menyatakan sudah menyelesaikan draf aturan tentang cadangan penyangga energi, seperti minyak, sejak dua tahun lalu. Dewan juga sudah menyerahkan naskah aturan ke pemerintah. Namun, kata anggota DEN Sony Keraf, pemerintah memutuskan tidak melanjutkan pembahasan regulasi karena dianggap tidak mendesak.
"Kami sudah menyelesaikan draf itu sudah dua tahun. Tapi masih ditahan pemerintah," ujar Sony kepada Tempo, Selasa 27 Februari 2018.
Keputusan pemerintah menahan aturan disepakati dalam rapat DEN. Dalam pertemuan itu, anggota yang berasal dari unsur pemerintah mempertanyakan urgensi pencadangan minyak karena keuangan negara terbatas. Berdasarkan perhitungan pemerintah, anggaran yang harus tersedia untuk cadangan penyangga mencapai Rp 30 triliun.
Duit itu digunakan untuk cadangan selama 30 hari. Volume minyaknya mencapai 48 juta barel.
Sony menyayangkan pemerintah yang menahan kebijakan cadangan energi. Padahal harga minyak saat ini cenderung lemah jika dibanding tahun 2013 lalu. Dia juga memprediksi keputusan mencadangkan minyak akan sulit dibuat pemerintah karena kebutuhan anggarannya semakin besar.
Sekretaris Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi Susyanto membenarkan cadangan penyangga belum mendesak. Pasalnya, pemerintah masih membutuhkan dana untuk keperluan lainnya seperti pembangunan infrastruktur dan program bantuan sosial. Meski begitu, dia menyatakan cadangan penyangga tetap penting.
"Memang penting. Tapi harus ditimbang, uang menganggur segitu besar, sementara kejadian itu belum tentu," tutur dia.
Penundaan kebijakan cadangan minyak bukan sekali terjadi. Pada tahun 2015, Menteri Energi Sudirman Said batal meneruskan usulan ini karena ketiadaan infrastruktur. Padahal, pengadaan cadangan adalah rekomendasi tim Reformasi Tata Kelola Migas pimpinan Faisal Basri yang dibentuk Sudirman sendiri.
Dalam rekomendasinya, tim juga memandang pemerintah perlu membiayai pembelian minyak mentah ataupun bahan bakar minyak (BBM) dalam jumlah besar untuk cadangan nasional. Hingga saat ini, Indonesia tidak memiliki cadangan penyangga. Jauh tertinggal dibanding negara lain seperti Turki (90 hari), Amerika Serikat (137 hari), bahkan Estonia (283 hari). Badan Energi Internasional (IEA) mewajibkan Indonesia memiliki cadangan penyangga minimal 90 hari.
Tahun berikutnya, Sudirman mengumumkan usulan anggaran Rp 800 miliar untuk cadangan strategis dalam rencana anggaran pendapatan dan belanja negara-perubahan 2016. Duit berasal dari cadangan anggaran Kementerian Energi sebesar Rp 1,6 triliun. Uang segitu rencananya bakal dipakai untuk membeli 1,6 juta barel minyak. Volume setara dengan konsumsi minyak sehari.
Cadangan, kata Sudirman kala itu, hanya bisa dipakai jika negara berstatus krisis dan darurat energi. Status, sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2014 tentang Kebijakan Energi Nasional, hanya bisa ditetapkan oleh Presiden. Sayangnya, usulan kandas karena belum ada aturan teknisnya.
Direktur Eksekutif Reforminer Institute Komaidi Notonegoro menyatakan tarik ulur kebijakan menandakan pemerintah tidak berkomitmen dalam ketahanan energi nasional. Padahal, cadangan minyak adalah amanat Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2014 tentang Kebijakan Energi Nasional.
"Pemerintah jangan mementingkan untung rugi jangka pendek. Karena pemerintah bukan badan usaha," tuturnya.

Berita terkait

Pertamina Hulu Energi: Produksi Migas 1,04 Juta Barel per Hari Triwulan I-2024

4 jam lalu

Pertamina Hulu Energi: Produksi Migas 1,04 Juta Barel per Hari Triwulan I-2024

Hingga Maret 2024, Pertamina Hulu Energi juga mencatatkan kinerja penyelesaian pengeboran tiga sumur eksplorasi.

Baca Selengkapnya

Gedung Putih Minta Rusia Dijatuhi Sanksi Lagi karena Kirim Minyak ke Korea Utara

1 hari lalu

Gedung Putih Minta Rusia Dijatuhi Sanksi Lagi karena Kirim Minyak ke Korea Utara

Gedung Putih menyarankan agar Rusia dijatuhi lagi sanksi karena diduga telah secara diam-diam mengirim minyak olahan ke Korea Utara

Baca Selengkapnya

Pedagang Sembako Pasar Palmerah Keluhkan Harga Gula Pasir dan Sagu Naik

4 hari lalu

Pedagang Sembako Pasar Palmerah Keluhkan Harga Gula Pasir dan Sagu Naik

Selain gula pasir, bahan pokok lain yang dikeluhkan adalah keberadaan minyak kita yang hilang dari peredaran.

Baca Selengkapnya

5 Sumber Kekayaan Negara Iran, Ada Gas Alam Hingga Saffron

7 hari lalu

5 Sumber Kekayaan Negara Iran, Ada Gas Alam Hingga Saffron

Iran dikenal memiliki sumber daya alam dan potensi kekayaan yang tinggi. Termasuk saffron, apakah itu?

Baca Selengkapnya

Solusi Amin Ak Antisipasi Pengaruh Konflik Iran-Israel Terhadap Pasokan Minyak Domestik

12 hari lalu

Solusi Amin Ak Antisipasi Pengaruh Konflik Iran-Israel Terhadap Pasokan Minyak Domestik

Anggota Komisi VI sekaligus anggota Panja Energi DPR RI, Amin Ak, mengingatkan pemerintah agar mengantisipasi dampak ekonomi dari konflik Iran dengan Israel, terutama dalam hal menjaga pasokan minyak domestik.

Baca Selengkapnya

Ini Dua Dampak Konflik Iran-Israel Menurut Asosiasi Pengusaha Indonesia

15 hari lalu

Ini Dua Dampak Konflik Iran-Israel Menurut Asosiasi Pengusaha Indonesia

Asosiasi Pengusaha Indonesia atau Apindo merespons soal imbas konflik Iran-Israel.

Baca Selengkapnya

Imbas Serangan Iran ke Israel, Pemerintah akan Evaluasi Anggaran Subsidi BBM 2 Bulan ke Depan

18 hari lalu

Imbas Serangan Iran ke Israel, Pemerintah akan Evaluasi Anggaran Subsidi BBM 2 Bulan ke Depan

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto merespons soal imbas serangan Iran ke Israel terhadap harga minyak dunia. Ia mengatakan pemerintah akan memonitor kondisi selama dua bulan ke depan sebelum membuat keputusan ihwal anggaran subsidi bahan bakar minyak atau BBM.

Baca Selengkapnya

Pakar Ini Sebut Konflik Iran-Israel Tak akan Pengaruhi Harga Emas dan Minyak Berkepanjangan

19 hari lalu

Pakar Ini Sebut Konflik Iran-Israel Tak akan Pengaruhi Harga Emas dan Minyak Berkepanjangan

Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi menyebut serangan Iran ke Israel tidak berdampak pada pasar Asia hari ini.

Baca Selengkapnya

Iran Serang Israel, Harga Emas dan Minyak Dunia Masih Standar

19 hari lalu

Iran Serang Israel, Harga Emas dan Minyak Dunia Masih Standar

Direktur Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi mengatakan harga emas dan minyak dunia saat ini masih standar.

Baca Selengkapnya

Iran Serang Israel, Harga Emas dan Minyak Berpotensi Naik

20 hari lalu

Iran Serang Israel, Harga Emas dan Minyak Berpotensi Naik

Serangan Iran ke Israel mengakibatkan harga emas dan minyak berpotensi naik.

Baca Selengkapnya