Ribuan Hektar Sawah dan Rumah Terancam di Bengkulu Banjir Bandang

Jumat, 23 Februari 2018 13:07 WIB

Banjir bandang di Oku Selatan, 9 November 2017. Foto: Dok. Kapenrem 044/Gapo
TEMPO.CO, Bengkulu - Kepala Dinas Lingkungan Hidup, Kabupaten Lebong, Zamhari mengatakan bencana banjir bandang mengerikan akan terus terjadi terhadap ribuan hektare sawah dan pemukiman masyarakat jika PT Pertamina Geothermal Energi (PGE) tidak melaksanakan rekomendasi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).
"Dari hasil kajian, Kementerian ESDM telah rekomendasi beberapa hal untuk segera dilakukan PGE dan pemerintah terhadap bencana ini, namun hingga kini belum dilakukan secara maksimal sesuai rekomendasi," kata Zamhari, Jumat 23 Februari 2018.
Seperti diketahui hampir 2 tahun lebih banjir bandang terjadi di beberapa desa yang ada di Kecamatan Bingin Kuning Kabupaten Lebong akibat aktifitas penggalian geothermal yang dilakukan PT PGE.
Banjir bandang yang membawa material tanah mengakibatkan Sungai Kotok mendangkal. Akibatnya air sungai melubernya air ke persawahan dan permukiman. Sebanyak 30 hektare sawah rusak total, puluhan rumah, tempat usaha rakyat rusak, dan tercatat sebanyak 9 orang tewas akibat banjir bandang yang selalu terjadi selama 2 tahun terakhir.
Zamhari menjelaskan dalam rekomendasi tertanggal 10 Mei 2016 tersebut, antara lain, pertama, jika bandang susulan berpotensi akan terus terjadi sehingga jika ada hujan deras masyarakat dihimbau tidak berada disekitar kawasan.
Rekomendasi kedua melakukan normalisasi Sungai Kotok dan Air Karat dari hulu sampai ke hilir dengan cara mengeruk endapan lumpur banjir dan memperlebar aliran sungai agar lancar dan membuat tanggul-tanggul pengendalian aliran air sungai.
Ketiga, membuat sabo dam di lereng pada bagian atas dan tengah, membuat cekdam pada aliran Air Kotok dan Air Karat.
Keempat, membuat tanggul yang kuat dan tebal sesuai dengan aturan teknis di atas pengeboran geothermal.
Kelima, penanaman pohon berakar kuat di lereng dan bagian atas kawasan pengeboran. Keenam tidak membangun permukiman di lembah dan bantaran sungai.
Ketujuh, apabila terjadi hujan deras maka masyarakat di hilir sungai perlu diungsikan. Kedelapan rumah warga yang berada di kelokan sungai perlu direlokasi. Kesembilan tidak melakukan pemotongan lereng degan sudut lebih dari 40 persen dengan tinggi lebih dari 2,5 meter.
"Sejauh ini dari rekomendasi itu baru beberapa saja dilakukan, tapi tidak secara menyeluruh, seperti normalisasi air. PGE hanya lakukan normalisasi di hulu saja di hilir tidak," ungkapnya.
Zamhari menegaskan jika dalam rekomendasi itu tidak ada batasan waktu, namun pihaknya berharap dapat segera dilaksanakan sebelun lebih banyak lagi korban dan kerugian yang harus ditanggung masyarakat.
"Kami bisa saja memberikan sanksi ringan hingga berat salah satunya menghentikan operasi bila ditemukan pelanggaran," tegasnya kemudian.
Sementara itu Pimpro PT PGE, Hasan Basri membantah jika banjir bandang yang terjadi disebabkan oleh aktifitas penggalian perusahaan milik negara tersebut.
"Kawasan kami berada di luar kawasan yang kena banjir. Kami juga sebenarnya korban dari longsor," kilah Hasan.

Berita terkait

Wali Kota Depok Bicara Pembebasan Lahan Warga Terdampak Banjir Kali Pesanggrahan

1 hari lalu

Wali Kota Depok Bicara Pembebasan Lahan Warga Terdampak Banjir Kali Pesanggrahan

Bila anggaran mencukupi, Pemkot Depok akan melakukan pembebasan lahan warga terdampak banjir menggunakan anggaran belanja tambahan (ABT).

Baca Selengkapnya

Banjir Rob Pesisir Semarang 3 Hari Terakhir, Tanggul Satu Meter Tak Ada Artinya

1 hari lalu

Banjir Rob Pesisir Semarang 3 Hari Terakhir, Tanggul Satu Meter Tak Ada Artinya

Banjir karena rob merendam sejumlah titik di pesisir Kota Semarang, Jawa Tengah, sepanjang tiga hari terakhir.

Baca Selengkapnya

Banjir Bandang dan Tanah Longsor di Kenya Menewaskan 181 Orang

2 hari lalu

Banjir Bandang dan Tanah Longsor di Kenya Menewaskan 181 Orang

Banjir bandang ini telah berdampak pada negara tetangga Kenya yakni Burundi dan Tanzania

Baca Selengkapnya

Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Peringatan Waspada Banjir Jateng, 3 Sesar Aktif di Sekitar IKN, Redmi Pad SE

7 hari lalu

Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Peringatan Waspada Banjir Jateng, 3 Sesar Aktif di Sekitar IKN, Redmi Pad SE

Topik tentang BMKG mengimbau warga Jawa Tengah waspada potensi banjir dan tanah longsor menjadi berita terpopuler Top 3 Tekno Berita Hari Ini.

Baca Selengkapnya

Tanggapan Walhi Jatim Terhadap Banjir di Kota Surabaya Sepanjang 2024

7 hari lalu

Tanggapan Walhi Jatim Terhadap Banjir di Kota Surabaya Sepanjang 2024

Pada 2024, Kota Surabaya menjadi salah satu wilayah di Jawa Timur yang merasakan langsung dampak banjir. Walhi Jatim beri tanggapan.

Baca Selengkapnya

BMKG Imbau Masyarakat Jawa Tengah Waspadai Banjir Meski Jelang Kemarau

8 hari lalu

BMKG Imbau Masyarakat Jawa Tengah Waspadai Banjir Meski Jelang Kemarau

BMKG imbau masyarakat Jawa Tengah mewaspadai potensi banjir dan longsor. Jawa Tengah diperkirakan mulai masuk kemarau bulan April ini.

Baca Selengkapnya

Ratusan Rumah di Luwu Sulawesi Selatan Terendam Banjir setelah Hujan 10 Jam

8 hari lalu

Ratusan Rumah di Luwu Sulawesi Selatan Terendam Banjir setelah Hujan 10 Jam

Kendati mulai surut, BNPB mengantisipai banjir susulan.

Baca Selengkapnya

BNPB: Hujan Lebat 10 Jam, Lebih dari 100 Rumah Terendam Banjir di Kabupaten Luwu

8 hari lalu

BNPB: Hujan Lebat 10 Jam, Lebih dari 100 Rumah Terendam Banjir di Kabupaten Luwu

BNPB menyatakan, hujan lebat selama 10 jam menyebabkan banjir di Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan.

Baca Selengkapnya

Ketua DPRD DKI Singgung Pemprov dalam Atasi Masalah Jakarta: Program Kurang Maksimal akan Saya Coret

9 hari lalu

Ketua DPRD DKI Singgung Pemprov dalam Atasi Masalah Jakarta: Program Kurang Maksimal akan Saya Coret

DPRD DKI menyinggung program Pemprov DKI untuk mengatasi banjir dan kemacetan, salah satunya sumur resapan.

Baca Selengkapnya

BNPB: Banjir Tiga dari Lima Kecamatan di Musi Rawas Utara Surut

10 hari lalu

BNPB: Banjir Tiga dari Lima Kecamatan di Musi Rawas Utara Surut

Sebelumnya banjir merendam lima daerah di Kabupaten Musi Rawas Utara sejak 16 April lalu.

Baca Selengkapnya