BI Waspadai Tekanan terhadap Rupiah bila Bunga The Fed Naik

Jumat, 16 Februari 2018 08:13 WIB

Petugas money changer menghitung mata uang dolar. Rupiah semakin tertekan terhadap nilai tukar dolar Amerika Serikat, di level Rp14.060 per Dolar AS. Jakarta, 25 Agustus 2015. TEMPO/Subekti

TEMPO.CO, Jakarta - Bank Indonesia memperkirakan ekspektasi kenaikan Fed Fund Rate (FFR) yang lebih tinggi pada awal Februari 2018 memunculkan tekanan yang cukup kuat terhadap nilai tukar mata uang global, tak terkecuali rupiah. Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo mengatakan pihaknya akan mewaspadai meningkatnya risiko ketidakpastian pasar keuangan global terhadap mata uang rupiah.

"(Kami) tetap melakukan langkah-langkah stabilisasi nilai tukar agar sesuai dengan nilai fundamentalnya dengan tetap menjaga bekerjanya mekanisme pasar," ucap Agus saat konferensi pers di Bank Indonesia, Jakarta, Kamis, 15 Februari 2018.

Agus memaparkan nilai tukar rupiah bergerak menguat pada Januari 2018 setelah sempat mengalami tekanan pada triwulan keempat 2017. Pada triwulan IV 2017, secara rata-rata harian, rupiah melemah sebesar 1,51 persen menjadi 13.537 per dolar Amerika Serikat. "Namun rupiah kembali menguat sebesar 1,36 persen menjadi 13.378 per dolar Amerika pada Januari 2018," ujarnya.

Menurut Agus, penguatan ini didorong oleh aliran modal asing yang kembali masuk sejalan dengan persepsi positif investor terhadap perekonomian domestik dan penguatan mata uang kawasan.

Sementara itu, inflasi pada Januari 2018 tetap terkendali dalam kisaran sasaran. Inflasi IHK Januari 2018 tercatat 0,62 persen (mtm), menurun dibandingkan dengan inflasi bulan sebelumnya sebesar 0,71 persen (mtm). Secara tahunan, inflasi IHK tercatat 3,25 persen (yoy) atau berada pada kisaran sasaran inflasi 2018 sebesar 3,5±1 persen (yoy).

Advertising
Advertising

"Terkendalinya inflasi dipengaruhi oleh tetap terkelolanya inflasi inti sejalan dengan konsistensi kebijakan Bank Indonesia dalam menjaga stabilitas nilai tukar dan mengarahkan ekspektasi inflasi," tuturnya.

Di samping itu, Agus menjelaskan, terkendalinya inflasi juga bersumber dari administered prices yang deflasi seiring normalisasi tarif angkutan seusai musim liburan. Namun inflasi volatile food meningkat terutama disebabkan oleh kenaikan harga beras. Bank Indonesia memperkirakan inflasi ke depan tetap berada pada sasaran inflasi 2018, yaitu 3,5±1 persen (yoy).

"Koordinasi kebijakan pemerintah dan Bank Indonesia dalam mengendalikan inflasi akan terus diperkuat, antara lain sebagai antisipasi risiko meningkatnya tekanan inflasi, khususnya yang bersumber dari volatile food," katanya.

Berita terkait

Rupiah Ditutup Melemah 20 Poin Jadi Rp 16.046 per Dolar AS

2 jam lalu

Rupiah Ditutup Melemah 20 Poin Jadi Rp 16.046 per Dolar AS

Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (dolar AS) yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Selasa melemah 20 poin.

Baca Selengkapnya

Rupiah Menguat ke Level Rp 16.025 per Dolar AS

1 hari lalu

Rupiah Menguat ke Level Rp 16.025 per Dolar AS

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS menguat dalam penutupan perdagangan hari ini ke level Rp 16.025 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Wamenkeu Suahasil Nazara Soroti 3 Faktor Penting dalam Ekonomi RI, Suku Bunga hingga Kurs Rupiah

1 hari lalu

Wamenkeu Suahasil Nazara Soroti 3 Faktor Penting dalam Ekonomi RI, Suku Bunga hingga Kurs Rupiah

Wamenkeu Suahasil Nazara menyoroti tiga faktor yang menjadi perhatian dalam perekonomian Indonesia saat ini. Mulai dari suku bunga yang tinggi, harga komoditas, hingga nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.

Baca Selengkapnya

Rupiah Menguat di Akhir Pekan, Sentuh Level Rp 16.083 per Dolar AS

3 hari lalu

Rupiah Menguat di Akhir Pekan, Sentuh Level Rp 16.083 per Dolar AS

Nilai tukar rupiah ditutup menguat Rp 16.083 terhadap dolar AS pada perdagangan Jumat, 3 Mei.

Baca Selengkapnya

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

4 hari lalu

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo membeberkan lima aksi BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.

Baca Selengkapnya

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

4 hari lalu

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

Gubernur BI Perry Warjiyo yakin nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menguat sampai akhir tahun ke level Rp 15.800 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Meski Kurs Rupiah Melemah, Masih Lebih Baik dibanding Baht dan Ringgit

4 hari lalu

Sri Mulyani: Meski Kurs Rupiah Melemah, Masih Lebih Baik dibanding Baht dan Ringgit

Menkeu Sri Mulyani mengatakan, nilai tukar rupiah pada triwulan I 2024 mengalami depresiasi 2,89 persen ytd sampai 28 Maret 2024.

Baca Selengkapnya

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

4 hari lalu

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

BI menyebut inflasi IHK pada April 2024 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,51 persen, yakni 0,25 persen mtm.

Baca Selengkapnya

Rupiah Menguat di Angka Rp 16.088

4 hari lalu

Rupiah Menguat di Angka Rp 16.088

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menguat di angka Rp 16.088 pada perdagangan akhir pekan ini.

Baca Selengkapnya

Rupiah Ditutup Menguat ke Level Rp16.185, Analis: The Fed Membatalkan Kenaikan Suku Bunga

5 hari lalu

Rupiah Ditutup Menguat ke Level Rp16.185, Analis: The Fed Membatalkan Kenaikan Suku Bunga

Data inflasi bulan April dinilai bisa memberikan sentimen positif untuk rupiah bila hasilnya masih di kisaran 3,0 persen year on year.

Baca Selengkapnya