Perguruan Tinggi Bentuk Wadah Riset Independen IBER

Jumat, 26 Januari 2018 19:14 WIB

Mantan Wakil Presiden RI Boediono menyampaikan paparannya dalam Indonesia Economic Outlook 2016 di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat, 12 November 2015. ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso

TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah fakultas ekonomi, lembaga riset, dan ekonom membentuk wadah penelitian independen untuk mendukung kebijakan publik di Indonesia. Wadah riset ini diberi nama Indonesia Bureau of Economic Research (IBER).

Ketua Dewan Pembina IBER Boediono menyatakan lembaga ini berdiri sebagai respons terhadap perkembangan dunia yang berdampak ke Indonesia dan butuh dikelola otoritas kebijakan.

"Saya harap IBER bisa menjadi wadah untuk meningkatkan kapasitas riset ekonomi berbasis pengujian konsep dan empiris serta memberi masukan kepada pengambil kebijakan ekonomi," kata Wakil Presiden RI pada 2009-2014 itu, dalam peluncuran IBER di Universitas Indonesia, Jakarta, Jumat, 26 Januari 2018.

Simak: Riset Perguruan Tinggi di Indonesia Tertinggal

Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Indonesia Ari Kuncoro mengatakan IBER juga dibentuk untuk membuka jaringan para ekonom, terutama ekonom muda. Dia menuturkan ekonom muda saat ini cenderung lebih tertarik menjadi birokrat di kampus ketimbang meneliti. "Insentif untuk meneliti jangka panjang tidak terlalu bagus," ujarnya.

Advertising
Advertising

Penelitian dari IBER juga diharapkan bisa menambah publikasi jurnal internasional dari Indonesia. Ari mengatakan Indonesia memiliki banyak peneliti, tapi penelitiannya masih minim.

IBER didukung oleh 13 perguruan tinggi. Mereka antara lain Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Indonesia, FEB Universitas Gadjah Mada, FEB Universitas Padjadjaran, FEB Universitas Diponegoro, FEB Universitas Brawijaya, FEB Universitas Hasanuddin, serta Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor.

IBER juga diikuti Sekolah Bisnis dan Manajemen (SBM) Institut Teknologi Bandung, Fakultas Ekonomi Universitas Andalas, SMERU Research Institute, Centre for Strategic and International Studies (CSIS), Pusat Penelitian Ekonomi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), dan Survey Meter.

Wadah riset ini memiliki anggota Dewan Pembina, yang terdiri atas Emil Salim, Armida Alisjahbana, dan Iwan Jaya Azis. Anggota lainnya adalah Mari Elka Pangestu, Chatib Basri, dan Sudarno Sumarto.

Berita terkait

Riset Temukan Banyak Orang Kesepian di Tengah Keramaian

34 hari lalu

Riset Temukan Banyak Orang Kesepian di Tengah Keramaian

Keramaian dan banyak teman di sekitar ak lantas membuat orang bebas dari rasa sepi dan 40 persen orang mengaku tetap kesepian.

Baca Selengkapnya

Ekosistem Laut di Laut Cina Selatan Memprihatinkan

34 hari lalu

Ekosistem Laut di Laut Cina Selatan Memprihatinkan

Cukup banyak kerusakan yang telah terjadi di Laut Cina Selatan, di antaranya 4 ribu terumbu karang rusak.

Baca Selengkapnya

Pembangunan di Laut Cina Selatan Merusak Ekosistem dan Terumbu Karang

34 hari lalu

Pembangunan di Laut Cina Selatan Merusak Ekosistem dan Terumbu Karang

Banyak pembahasan soal keamanan atau ancaman keamanan di Laut Cina Selatan, namun sedikit yang perhatian pada lingkungan laut

Baca Selengkapnya

Dua Bulan Lagi, Stanford University Bakal Groundbreaking Pusat Ekosistem Digital di IKN

31 Januari 2024

Dua Bulan Lagi, Stanford University Bakal Groundbreaking Pusat Ekosistem Digital di IKN

Stanford University, Amerika Serikat, merupakan salah satu universitas yang akan melakukan groundbreaking pusat ekosistem digital di IKN.

Baca Selengkapnya

Tinjau Pabrik Motherboard Laptop Merah Putih, Dirjen: Riset Perlu Terhubung Industri

29 Januari 2024

Tinjau Pabrik Motherboard Laptop Merah Putih, Dirjen: Riset Perlu Terhubung Industri

Dirjen Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi meninjau pabrik motherboard dan menegaskan perlunya riset terhubung dengan industri.

Baca Selengkapnya

Jatam: Tiga Pasangan Capres Terafiliasi Oligarki Tambang

22 Januari 2024

Jatam: Tiga Pasangan Capres Terafiliasi Oligarki Tambang

Riset Jatam menelusuri bisnis-bisnis di balik para pendukung kandidat yang berpotensi besar merusak lingkungan hidup.

Baca Selengkapnya

Terkini: KPA Sebut PSN Jokowi Sumbang Laju Konflik Agraria Sepanjang 2020-2023, Bandara Banyuwangi Segera Layani Penerbangan Umroh

15 Januari 2024

Terkini: KPA Sebut PSN Jokowi Sumbang Laju Konflik Agraria Sepanjang 2020-2023, Bandara Banyuwangi Segera Layani Penerbangan Umroh

Sekjen Konsorsium Pembaruan Agraria (KPA) Dewi Kartika menyebut Proyek Strategis Nasional (PSN) pemerintah era Jokowi mendorong laju konflik agraria.

Baca Selengkapnya

BRIN: Pangan Jadi Salah Satu Prioritas Riset 2023, Kejar Target Hilirisasi

28 Desember 2023

BRIN: Pangan Jadi Salah Satu Prioritas Riset 2023, Kejar Target Hilirisasi

Dominasi riset bidang pangan sejalan dengan prioritas yang diminta oleh Presiden Joko Widodo.

Baca Selengkapnya

Ratih Kumala Ceritakan Proses Kreatif Penulisan Gadis Kretek

18 Desember 2023

Ratih Kumala Ceritakan Proses Kreatif Penulisan Gadis Kretek

Penulis novel Gadis Kretek Ratih Kumala menceritakan proses kreatif. Mengapa ia akhirnya menjadi seorang kolektor bungkus kretek.

Baca Selengkapnya

BRIN Akan Tetapkan Regulasi Penggunaan AI di Industri Riset

11 Desember 2023

BRIN Akan Tetapkan Regulasi Penggunaan AI di Industri Riset

Hingga kini belum ada regulasi yang jelas mengatur terkait penggunaan AI tersebut.

Baca Selengkapnya