PDB Indonesia Sentuh USD 1 Triliun Pada 2017

Jumat, 19 Januari 2018 18:26 WIB

Ilustrasi zodiak beruntuk dalam keuangan atau kaya raya. shutterstock.com

TEMPO.CO, Jakarta -Kepala Ekonom CIMB Niaga, Adrian Panggabean memaparkan bahwa Indonesia memasuki tahun 2018 dengan status baru, yakni sebagai negara dengan Produk Domestik Bruto (PDB) nominal sebesar US$ 1 triliun. Dalam kajiannya, Adrian menyebutkan hanya ada 16 dari 180 negara di dunia yang memiliki output di atas US$ 1 triliun. Produk domestik bruto adalah nilai keseluruhan barang dan jasa yang diproduksi di wilayah Indonesia dalam jangka waktu tertentu (biasanya per tahun). "Bila dijumlahkan, total PDB ke-16 negara tersebut mencapai hampir US$ 60 triliun, atau sekitar 75 persen dari total output dunia," ujarnya dalam keterangan tertulis yang diterima Tempo, Jumat, 19 Januari 2018.

Dengan luas teritori di peringkat ke-15 dunia dan jumlah penduduk terbesar ke-4 di dunia, kondisi itu kian mendukung Indonesia memperkuat geoekonomi dan geopolitiknya. Berdasarkan kajian timnya, Adrian melanjutkan, produk domestik bruto 2017 telah tumbuh di angka 5,1 persen yang digerakkan oleh konsumsi masyarakat dan investasi.

Laju pertumbuhan konsumsi masyarakat tahun lalu tetap berada di kisaran 5 persen, tak berbeda dengan laju pertumbuhan konsumsi masyarakat 2015 dan 2016. Laju investasi tumbuh 5,8 persen atau jauh lebih cepat dibandingkan 2016.

Ekspor neto tumbuh cukup kuat namun tak terlalu berdampak terhadap pertumbuhan PDB. "Namun bergeraknya volume ekspor dan impor memberi indikasi semakin melebarnya proses pemulihan ekonomi Indonesia. Menguatnya harga-harga komoditas di paruh pertamalah yang menyumbang tingginya surplus neraca perdagangan Indonesia US$ 11,8 miliar di 2017," kata Adrian.

Adrian memperkirakan tahun ini, PDB Indonesia akan tumbuh 5,2 persen. Menurut dia, tidak banyak katalis pertumbuhan yang diharapkan bisa muncul di tahun ini. Dari segi postur APBN, dengan perkiraan defisit fiskal sebesar 2,3 persen terhadap PDB, anggaran tahun ini lebih terlihat konsolidatif dan populis ketimbang ekspansif dan populis.

Advertising
Advertising

Sedangkan realokasi anggaran ke arah pengeluaran rutin berpotensi memberikan daya dorong lewat naiknya belanja rutin pemerintah. Di sisi lain, beberapa asumsi APBN, misalnya harga minyak (US$ 48/barrel) yang jauh lebih rendah dibanding realita pasar (US$ 60/barrel) berpotensi menginjeksi risiko kuasi-fiskal kedalam perekonomian, dengan asumsi tax ratio di 2018 akan tetap berada di kisaran 10,6–11,0 persen.

Berita terkait

Rasio Utang RI Capai 37,95 Persen dari PDB, Masih Aman?

15 November 2023

Rasio Utang RI Capai 37,95 Persen dari PDB, Masih Aman?

Ekonom Indef Rizal Taufikurahman buka suara soal rasio utang Indonesia yang mencapai hampir 38 persen dari produk domestik bruto (PDB)

Baca Selengkapnya

Rupiah Menguat ke Posisi Rp 15.571, Pasar Tunggu Rilis Data PDB Amerika

22 Desember 2022

Rupiah Menguat ke Posisi Rp 15.571, Pasar Tunggu Rilis Data PDB Amerika

Rupiah perkasa ke level Rp 15.571 atau menguat 17 poin dari posisi sebelumnya di level Rp 15.588 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

BPS: Pertumbuhan Ekonomi 5,44 Persen di Triwulan II 2022

5 Agustus 2022

BPS: Pertumbuhan Ekonomi 5,44 Persen di Triwulan II 2022

Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan bahwa perekonomian Indonesia tumbuh 5,44 persen secara tahunan pada triwulan II 2022.

Baca Selengkapnya

Bos Lippo: ASEAN Akan Jadi Kekuatan Ekonomi dan Teknologi Dunia

29 Mei 2022

Bos Lippo: ASEAN Akan Jadi Kekuatan Ekonomi dan Teknologi Dunia

Direktur Eksekutif Lippo Group John Riady John mengatakan ASEAN memegang kendali pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) ketiga di dunia setelah Cina.

Baca Selengkapnya

Surplus Neraca Perdagangan Cetak Rekor, Kemenkeu: Jadi Bantalan Ekonomi

18 Mei 2022

Surplus Neraca Perdagangan Cetak Rekor, Kemenkeu: Jadi Bantalan Ekonomi

Surplus neraca perdagangan yang tinggi akan berdampak terhadap PDB Indonesia pada kuartal II 2022. PDB diperkirakan semakin positif.

Baca Selengkapnya

Ekonomi RI Tumbuh 5,01 Persen Sepanjang Kuartal I, BPS: Low Base Effect

9 Mei 2022

Ekonomi RI Tumbuh 5,01 Persen Sepanjang Kuartal I, BPS: Low Base Effect

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I 2022 5,01 persen secara year on year.

Baca Selengkapnya

Airlangga: Kontribusi UMKM terhadap Produk Domestik Bruto Capai 61 Persen

11 Maret 2022

Airlangga: Kontribusi UMKM terhadap Produk Domestik Bruto Capai 61 Persen

Menko Airlangga Hartarto mengatakan UMKM turut mendorong peningkatan investasi dan ekspor Indonesia.

Baca Selengkapnya

ADB Pangkas Prediksi Pertumbuhan Ekonomi untuk Negara Berkembang di Asia

14 Desember 2021

ADB Pangkas Prediksi Pertumbuhan Ekonomi untuk Negara Berkembang di Asia

Asian Development Bank atau ADB memangkas perkiraan pertumbuhan ekonomi untuk negara-negara berkembang Asia tahun ini.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Tarik Utang Rp 973,6 T Tahun Depan, Mayoritas Domestik

13 Desember 2021

Pemerintah Tarik Utang Rp 973,6 T Tahun Depan, Mayoritas Domestik

Pemerintah bakal menarik utang Rp 973,6 triliun tahun depan guna menutupi defisit APBN pada 2022 sebesar 4,9 persen terhadap PDB.

Baca Selengkapnya

Anies Baswedan: DKI Jakarta Unsur Penting Pemulihan Ekonomi Indonesia

30 Agustus 2021

Anies Baswedan: DKI Jakarta Unsur Penting Pemulihan Ekonomi Indonesia

Salah satu strategi yang digencarkan, kata Anies Baswedan, adalah vaksinasi karena dinilai menjadi salah satu solusi pemulihan.

Baca Selengkapnya