OJK Sebut Lima Indikator Sektor Jasa Keuangan Ini Makin Solid

Jumat, 19 Januari 2018 06:35 WIB

Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Wimboh Santoso memberikan sambutan dalam acara launching Peraturan OJK tentang Obligasi Daerah, Green Bond, dan E-Registration di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta pada Jumat, 29 Desember 2017. TEMPO/Andita Rahma.

TEMPO.CO, Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan atau OJK mengklaim kondisi makroekonomi dan sektor jasa keuangan nasional saat ini berada dalam kondisi yang kondusif. Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso meyakini kondisi ini mampu mendukung pencapaian target pertumbuhan ekonomi tahun 2018 sebesar 5,4 persen

"Indikator sektor jasa keuangan semakin solid, baik dari sisi pemodalan, likuiditas, maupun tingkat risiko yang terkendali,” kata Wimboh dalam acara pertemuan tahunan Industri Jasa Keuangan 2018 di Jakarta, Kamis, 18 Januari 2018.

Baca: OJK Sebutkan 3 Daerah Ini Siap Terbitkan Obligasi

Di hadapan Presiden Joko Widodo atau Jokowi yang ikut hadir dalam acara, Wimboh menyampaikan sejumlah capaian dalam sektor jasa keuangan. Pertama, permodalan lembaga jasa keuangan terpantau cukup kuat sampai Desember 2017.

Capital Adequacy Ratio (CAR) atau Rasio Kecukupan Modal perbankan, misalnya, berada di level 23,36 persen. Sementara, Risk-Based Capital (RBC) industri asuransi umum dan asuransi jiwa juga berada di level tinggi, yaitu 310 persen dan 492 persen.

Advertising
Advertising

Indikator kedua, likuiditas perbankan juga dalam kondisi yang memadai. Pada Desember 2017, rasio Alat Likuid per Non-Core Deposit (AL/NCD) perbankan tercatat sebesar 90,48 persen, di atas ambang batas atau threshold sebesar 50 persen. "Sementara excess reserve atau kelebihan saldo perbankan tercatat di kisaran Rp626 triliun," kata Wimboh.

Sementara indikator ketiga, kondisi yang solid ini juga ditunjukkan oleh tingkat risiko kredit yang terkendali. Rasio Non Performing Loan (NPL) berada di angka 2,59 persen gross (1,11 persen net). "Trennya terus menurun." Selain itu, kata Wimboh, Rasio Non-Performing Financing (NPF) perusahaan pembiayaan pun turun menurun menjadi 2,96 persen.

Adapun indikator keempat, intermediasi lembaga jasa keuangan terus mengalami pertumbuhan sejalan dengan kinerja perekonomian domestik. Untuk kredit perbankan, sampai Desember 2017, pertumbuhan tercatat sebesar 8,35 persen (year-on-year/yoy) atau mencapai Rp 4.782 triliun.

Lalu, Dana Pihak Ketiga (DPK) perbankan tumbuh 9,35 persen (yoy) atau sebesar Rp5.289 triliun. Pertumbuhan intermediasi perbankan ini, kata Wimboh, juga diikuti dengan tren penurunan suku bunga. Sepanjang tahun 2017, suku bunga deposito turun sebesar 65 bps, dan 77 bps pada suku bunga kredit.

Kelima, piutang pembiayaan yang disalurkan perusahaan pembiayaan tumbuh hingga 7,05 persen (yoy) atau sekitar Rp 415 triliun. Terakhir, pendapatan premi industri asuransi jiwa dan perusahaan asuransi umum masing-masing tumbuh sekitar 35,10 persen dan 6,52 persen, atau sebesar Rp167 trilun dan Rp70 triliun.

OJK, kata Wimboh, yakin kondisi ini bisa mendorong sektor jasa keuangan untuk lebih gencar dalam menyediakan sumber pendanaan. Dengan demikian, menurut dia, percepatan pertumbuhan perekonomian nasional akan bisa tercapai di tahun ini.

Berita terkait

LPS Sudah Bayar Dana Nasabah BPRS Saka Dana Mulia yang Ditutup OJK Sebesar Rp 18 Miliar

2 hari lalu

LPS Sudah Bayar Dana Nasabah BPRS Saka Dana Mulia yang Ditutup OJK Sebesar Rp 18 Miliar

Kantor BPRS Saka Dana Mulia ditutup untuk umum dan PT BPRS Saka Dana Mulia menghentikan seluruh kegiatan usahanya.

Baca Selengkapnya

Lima Persen BPR dan BPRS Belum Penuhi Modal Inti Minimum

2 hari lalu

Lima Persen BPR dan BPRS Belum Penuhi Modal Inti Minimum

Sebanyak 1.213 BPR dan BPRS telah memenuhi ketentuan modal inti sebesar Rp 6 miliar. Masih ada lima persen yang belum.

Baca Selengkapnya

Kuartal I-2024, KSSK Sebut Stabilitas Sistem Keuangan RI Terjaga meski Ketidakpastian Meningkat

3 hari lalu

Kuartal I-2024, KSSK Sebut Stabilitas Sistem Keuangan RI Terjaga meski Ketidakpastian Meningkat

Menkeu Sri Mulyani mengatakan Stabilitas Sistem Keuangan Indonesia pada kuartal pertama tahun 2024 masih terjaga.

Baca Selengkapnya

Didemo Nasabah, BTN: Tak Ada Uang Nasabah yang Raib

4 hari lalu

Didemo Nasabah, BTN: Tak Ada Uang Nasabah yang Raib

PT Bank Tabungan Negara (Persero) atau BTN patuh dan taat hukum yang berlaku di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Pinjol Ilegal Makin Marak, Satgas Pasti Beberkan Tiga Pemicunya

5 hari lalu

Pinjol Ilegal Makin Marak, Satgas Pasti Beberkan Tiga Pemicunya

Satgas Pasti khawatir layanan pinjaman dana online atau pinjol baik yang resmi ataupun ilegal berkembang dan digemari masyarakat. Kenapa?

Baca Selengkapnya

Kembangkan Pendanaan UKM, OJK Dorong Pemanfaatan Securities Crowdfunding

6 hari lalu

Kembangkan Pendanaan UKM, OJK Dorong Pemanfaatan Securities Crowdfunding

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terus mendorong pengembangan Usaha Kecil Menengah (UKM) antara lain dengan memanfaatkan securities crowdfunding.

Baca Selengkapnya

Judi Online per April 2024, Polisi Sebut Ada 729 Kasus dan 1.158 Tersangka

6 hari lalu

Judi Online per April 2024, Polisi Sebut Ada 729 Kasus dan 1.158 Tersangka

Pada 2023 terdapat 1.196 kasus judi online dengan jumlah tersangka 1.967, sedangkan di 2024 per April terdapat 792 kasus dan 1.158 tersangka.

Baca Selengkapnya

Penyaluran Pendanaan AdaKami Rp 4,6 Triliun dalam 4 Bulan

7 hari lalu

Penyaluran Pendanaan AdaKami Rp 4,6 Triliun dalam 4 Bulan

Penyaluran pendanaan AdaKami pada Januari-April 2024 mencapai Rp 4,6 triliun.

Baca Selengkapnya

Hilirisasi Banyak Dimodali Asing, Bahlil Sentil Perbankan

7 hari lalu

Hilirisasi Banyak Dimodali Asing, Bahlil Sentil Perbankan

Menteri Investasi Bahlil Lahadalia buka suara soal dominasi penanaman modal asing (PMA) atau investasi asing ke sektor hilirisasi di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

7 hari lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya