Kenapa Investasi Reksadana Disebut Cocok Untuk Generasi Milenial?

Kamis, 11 Januari 2018 10:05 WIB

Ilustrasi zodiak beruntuk dalam keuangan atau kaya raya. shutterstock.com

TEMPO.CO, Jakarta - Bank Commonwealth, anak perusahaan dari Commonwealth Bank of Australia, menyatakan kebutuhan investasi nasabah milenial di era ekonomi digital akan semakin beragam. Head of Wealth Management and Retail Digital Business Bank Commonwealth, Ivan Jaya mengatakan salah satu pilihan investasi yang cocok bagi nasabah milenial adalah investasi reksadana.

"Karena nilai investasinya ya yang tidak terlalu besar, bisa mulai dari Rp 100 ribu," kata Ivan dalam acara media briefing di Jakarta, Rabu, 10 Januari 2018. "Salah satu yang menarik untuk tahun ini adalah investasi reksadana global syariah."

Baca: Mengapa Investor Bitcoin Didominasi Generasi Milenial

Menurut dia, jumlah nasabah reksadana di Indonesia juga masih sangat sedikit. Hanya sekitar 375 ribu orang atau 0,7 persen dari penduduk Indonesia. Dibanding negara lain, kata Ivan, Indonesia jauh tertinggal. Cina memiliki nasabah reksadana hingga 80 persen, Malaysia 50 persen, dan Thailand 30 persen. "Jadi ini potensi yang cukup besar."

Reksadana global syariah telah ada sejak tahun 1997 namun baru diatur resmi di Indonesia oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada pertengahan 2016 lalu. Kehadiran reksadana global syariah di Indonesia merupakan untuk menggenjot jumlah nasabah reksa dan di Indonesia. Reksadana syariah pun juga dinilai cocok dengan penduduk Indonesia yang mayoritas adalah muslim.

Advertising
Advertising

Country Head Securities Services Citibank Indonesia, Imelda Sebayang, juga pernah memprediski produk reksadana global syariah ke depan akan menjadi produk investasi yang menguntungkan dan menarik bagi para investor. "Kami yakin ke depannya produk ini (reksadana global syariah) akan menjadi alternatif investasi yang lucrative (menguntungkan)," ujar Imelda di Jakarta, Selasa, 14 Juni 2016 lalu.

Lebih lanjut, Ivan menuturkan 60 hingga 70 persen nasabah dari Bank Commonwealth di Indonesia adalah generasi milenial, masyarakat dengan rentang umur 21 hingga 40 tahun. Maka untuk menggarap pasar generasi milenial ini, ujarnya, Bank Commonwealth telah melengkapi produk-produk yang ditawarkan dengan sejumlah layanan digital.

Untuk menggaet lebih banyak pengguna reksadana, kata Ivan, Bank Commonwealth telah menyediakan perangkat e-reksa dana yang akan memudahkan nasabah untuk mengecek rutin investasi mereka. Bank Commonwealth juga menghadirkan perankat Thyme Digital. Melalui Thyme Digital, calon nasabah juga bisa membuka rekening hanya melalui kartu tanda penduduk elektronik atau e-KTP dalam waktu 10 menit.

Berita terkait

LPEM UI: Proyeksi Ekonomi RI Tumbuh 5,15 Persen di Kuartal I 2024

9 jam lalu

LPEM UI: Proyeksi Ekonomi RI Tumbuh 5,15 Persen di Kuartal I 2024

Perayaan bulan suci Ramadan dan hari raya Idul Fitri juga dapat memacu pertumbuhan ekonomi domestik lebih lanjut.

Baca Selengkapnya

Bendesa Adat Diduga Peras Pengusaha Rp 10 Miliar, Seperti Apa Perannya dalam Izin Investasi di Bali?

15 jam lalu

Bendesa Adat Diduga Peras Pengusaha Rp 10 Miliar, Seperti Apa Perannya dalam Izin Investasi di Bali?

Kejaksaan Tinggi Bali menangkap seorang Bendesa Adat karena diduga telah memeras seorang pengusaha untuk rekomendasi izin investasi.

Baca Selengkapnya

Basuki Hadimuljono Pastikan Groundbreaking Keenam di IKN Setelah World Water Forum 2024 Digelar

1 hari lalu

Basuki Hadimuljono Pastikan Groundbreaking Keenam di IKN Setelah World Water Forum 2024 Digelar

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan groundbreaking keenam di IKN dilakukan akhir Mei atau awal Juni 2024.

Baca Selengkapnya

Delegasi Uni Eropa Kunjungi IKN untuk Jajaki Peluang Investasi

1 hari lalu

Delegasi Uni Eropa Kunjungi IKN untuk Jajaki Peluang Investasi

Delegasi Uni Eropa mengunjungi Ibu Kota Nusantara (IKN) untuk penjajakan peluang investasi.

Baca Selengkapnya

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

2 hari lalu

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

Menteri Bahlil membantah investasi di Indonesia selama ini dikuasai oleh Cina, karena pemodal terbesar justru Singapura.

Baca Selengkapnya

Kejati Bali Lakukan OTT Anggota Bendesa Adat yang Diduga Lakukan Pemerasan Investasi

2 hari lalu

Kejati Bali Lakukan OTT Anggota Bendesa Adat yang Diduga Lakukan Pemerasan Investasi

Kejati Bali melakukan operasi tangkap tangan (OTT) terhadap oknum Bendesa Adat di Bali. Bendesa itu diduga melakukan pemerasan investasi.

Baca Selengkapnya

Apple dan Microsoft Bilang ke Jokowi Mau Investasi di Indonesia, Ahli ICT Beri Catatan Ini

2 hari lalu

Apple dan Microsoft Bilang ke Jokowi Mau Investasi di Indonesia, Ahli ICT Beri Catatan Ini

Ahli ini menyatakan tak anti investasi asing, termasuk yang dijanjikan datang dari Apple dan Microsoft.

Baca Selengkapnya

Rencana Investasi Microsoft Senilai Rp 27,6 Triliun, Pengamat: Harus Jelas Pembuktiannya

2 hari lalu

Rencana Investasi Microsoft Senilai Rp 27,6 Triliun, Pengamat: Harus Jelas Pembuktiannya

Rencana investasi Microsoft itu diumumkan melalui agenda Microsoft Build: AI Day yang digelar di Jakarta.

Baca Selengkapnya

Jokowi Resmikan Jalan 5 Inpres di NTB Senilai Rp 211 Miliar: Anggaran yang Tidak Kecil

2 hari lalu

Jokowi Resmikan Jalan 5 Inpres di NTB Senilai Rp 211 Miliar: Anggaran yang Tidak Kecil

Jokowi meresmikan pelaksanaan Instruksi Presiden (Inpres) Jalan Daerah di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) pada Kamis pagi, 2 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

3 hari lalu

Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. mencatatkan pertumbuhan pendapatan di kuartal I 2024 ini meningkat hingga 18,07 persen dibandingkan kuartal I 2023.

Baca Selengkapnya