OJK: Permintaan Informasi Keuangan ke SLIK Melonjak Drastis

Sabtu, 6 Januari 2018 10:35 WIB

19_ekbis_ojk

TEMPO.CO, Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengklaim Sistem Layanan Informasi Keuangan (SLIK), yang mulai beroperasi Selasa, 2 Januari 2018, memberikan layanan lebih baik daripada sistem sebelumnya, yaitu Bank Indonesia (BI) Checking. Deputi Komisioner Pengawas Perbankan I OJK Boedi Armanto menyatakan performa yang diberikan kepada pengguna jauh lebih cepat.

"Terbukti dengan meningkatnya permintaan informasi, dari 40 ribu pada hari pertama, 2 Januari 2018, menjadi 60 ribu keesokannya dan 90 ribu pada dua hari berikutnya," kata Boedi di Menara Radius Prawiro, Bank Indonesia, Jakarta, Jumat, 5 Januari 2018. "Dulu hanya rata-rata 915 permintaan."

Baca: Jika Ingin Kuasai Bank Danamon, MUFG Diminta Temui OJK

Menurut dia, peningkatan performa SILK ini tak terlepas dari infrastruktur yang digunakan cukup besar. "Teknologi IT (informasi dan teknologi) yang digunakan cukup canggih, sehingga tetap bisa memberikan layanan optimal," ujarnya.

SILK resmi mulai dioperasikan di semua kantor OJK di 37 kota pada Selasa lalu. SLIK merupakan sebuah sistem khusus untuk melayani permintaan informasi debitor perbankan dan layanan jasa keuangan lain.

Advertising
Advertising

OJK menyatakan peluncuran SLIK ini sudah dicanangkan melalui grand design sejak 2014. Setelah tahap pembangunan infrastruktur SLIK selesai pada akhir 2016, uji coba perdana pun dilakukan pada Januari-Februari 2017.

Boedi menuturkan salah satu keunggulan lain dari SLIK adalah adanya alternatif penggunaan jaringan komunikasi data, leased line, dan Internet. Dengan Internet, ujar dia, jangkauan komunikasi data menjadi lebih luas dan berbiaya murah. "Pengiriman data menggunakan Internet juga jauh lebih cepat."

Dalam SLIK, informasi debitor diberikan melalui aplikasi iDeb Viewer. Anggota Departemen Pengelolaan Sistem Informasi OJK, Budi Mulana, menyebutkan waktu pemrosesan informasi melalui iDeb juga jauh lebih cepat. Jika pada BI Checking mencapai tiga-sepuluh detik, kali ini hanya satu-tiga detik. "Rata-rata waktu tunggu juga menurun, dari semula 1,63 detik menjadi 1,14 detik," tuturnya.

Berita terkait

LPS Sudah Bayar Dana Nasabah BPRS Saka Dana Mulia yang Ditutup OJK Sebesar Rp 18 Miliar

3 hari lalu

LPS Sudah Bayar Dana Nasabah BPRS Saka Dana Mulia yang Ditutup OJK Sebesar Rp 18 Miliar

Kantor BPRS Saka Dana Mulia ditutup untuk umum dan PT BPRS Saka Dana Mulia menghentikan seluruh kegiatan usahanya.

Baca Selengkapnya

Lima Persen BPR dan BPRS Belum Penuhi Modal Inti Minimum

3 hari lalu

Lima Persen BPR dan BPRS Belum Penuhi Modal Inti Minimum

Sebanyak 1.213 BPR dan BPRS telah memenuhi ketentuan modal inti sebesar Rp 6 miliar. Masih ada lima persen yang belum.

Baca Selengkapnya

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

4 hari lalu

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo membeberkan lima aksi BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.

Baca Selengkapnya

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

4 hari lalu

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

Gubernur BI Perry Warjiyo yakin nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menguat sampai akhir tahun ke level Rp 15.800 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Kuartal I-2024, KSSK Sebut Stabilitas Sistem Keuangan RI Terjaga meski Ketidakpastian Meningkat

4 hari lalu

Kuartal I-2024, KSSK Sebut Stabilitas Sistem Keuangan RI Terjaga meski Ketidakpastian Meningkat

Menkeu Sri Mulyani mengatakan Stabilitas Sistem Keuangan Indonesia pada kuartal pertama tahun 2024 masih terjaga.

Baca Selengkapnya

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

4 hari lalu

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

BI menyebut inflasi IHK pada April 2024 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,51 persen, yakni 0,25 persen mtm.

Baca Selengkapnya

Didemo Nasabah, BTN: Tak Ada Uang Nasabah yang Raib

5 hari lalu

Didemo Nasabah, BTN: Tak Ada Uang Nasabah yang Raib

PT Bank Tabungan Negara (Persero) atau BTN patuh dan taat hukum yang berlaku di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Pinjol Ilegal Makin Marak, Satgas Pasti Beberkan Tiga Pemicunya

5 hari lalu

Pinjol Ilegal Makin Marak, Satgas Pasti Beberkan Tiga Pemicunya

Satgas Pasti khawatir layanan pinjaman dana online atau pinjol baik yang resmi ataupun ilegal berkembang dan digemari masyarakat. Kenapa?

Baca Selengkapnya

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

6 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Kembangkan Pendanaan UKM, OJK Dorong Pemanfaatan Securities Crowdfunding

7 hari lalu

Kembangkan Pendanaan UKM, OJK Dorong Pemanfaatan Securities Crowdfunding

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terus mendorong pengembangan Usaha Kecil Menengah (UKM) antara lain dengan memanfaatkan securities crowdfunding.

Baca Selengkapnya