Menteri Darmin Klaim Penurunan Kemiskinan Dilakukan Berkelanjutan

Kamis, 4 Januari 2018 06:54 WIB

Menteri Keuangan: Perlu Upaya Ekstra Turunkan Kemiskinan

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution mengatakan penurunan angka kemiskinan dan tingkat kesenjangan dalam beberapa tahun terakhir terjadi secara bertahap dan berkelanjutan. "Memang tidak ada cerita angka kemiskinan dan ketimpangan itu perubahannya besar, yang penting itu berkelanjutan." katanya di Jakarta, Rabu, 3 Januari 2018.

Darmin mengatakan pemerintah telah berupaya mengurangi angka kemiskinan melalui berbagai program sosial, seperti Program Keluarga Harapan, pemberian subsidi, serta penyediaan layanan pendidikan dan kesehatan. Selain itu, pemerintah ikut memberikan bantuan sosial (bansos) nonpangan berupa uang tunai, yang disalurkan langsung kepada penduduk miskin tanpa perantara.

Baca: Bappenas: Kemiskinan 10,2 Persen Itu Terendah Sepanjang Sejarah

Pemerintah, kata Darmin, juga sudah mulai melaksanakan bansos nonpangan dengan memberikan uang ke keluarga miskin langsung. "Tidak melalui kelurahan atau kepala desa," ujarnya.

Pemerintah pun berupaya mengatasi masalah ketimpangan dengan meluncurkan program perhutanan sosial, yang mencakup peremajaan kebun karet dan kelapa sawit. Melalui program peremajaan itu, Darmin berharap produktivitas lahan bisa kembali meningkat sehingga ikut mempengaruhi tingkat kesejahteraan petani.

Dengan berbagai upaya tersebut, Darmin memastikan penurunan angka kemiskinan dan tingkat kesenjangan akan terjadi secara bertahap dalam beberapa tahun ke depan. "Itu sudah akan berjalan pada 2018 sehingga akan terjadi pemerataan, mengurangi kesenjangan, dan tingkat kemiskinan akan membaik lagi," ucapnya.

Sebelumnya, Badan Pusat Statistik mengumumkan jumlah penduduk miskin pada September 2017 mencapai 26,58 juta orang atau menurun 1,19 juta orang dari Maret 2017 sebesar 27,77 juta orang. Jumlah penduduk miskin secara persentase juga cenderung menurun, dari sekitar 10,64 persen pada Maret 2017 menjadi 10,12 persen pada September 2017.

Selain tingkat kemiskinan, tingkat ketimpangan pengeluaran penduduk Indonesia atau rasio gini menurun, dari 0,393 pada Maret 2017 menjadi 0,391 pada September 2017. Nilai rasio gini berada di antara nol dan satu. Karena itu, makin tinggi nilai rasio gini, berarti makin tinggi ketimpangan.

ANTARA

Berita terkait

PBB: Kehancuran Bangunan di Gaza Terburuk Sejak PD II, Butuh Biaya Rekonstruksi Hingga US$40 Miliar

23 jam lalu

PBB: Kehancuran Bangunan di Gaza Terburuk Sejak PD II, Butuh Biaya Rekonstruksi Hingga US$40 Miliar

PBB melaporkan kehancuran perumahan di Gaza akibat serangan brutal Israel sejak 7 Oktober merupakan yang terburuk sejak Perang Dunia II.

Baca Selengkapnya

17 Bandara Internasional Turun Status, BPS: Hanya Digunakan 169 Wisatawan Mancanegara

1 hari lalu

17 Bandara Internasional Turun Status, BPS: Hanya Digunakan 169 Wisatawan Mancanegara

BPS mencatat hanya 169 wisatawan mancanegara yang menggunakan 17 Bandara yang kini turun status menjadi Bandara domestik.

Baca Selengkapnya

BPS: Inflasi Indonesia Mencapai 3 Persen di Momen Lebaran, Faktor Mudik

2 hari lalu

BPS: Inflasi Indonesia Mencapai 3 Persen di Momen Lebaran, Faktor Mudik

Badan Pusat Statistik mencatat tingkat inflasi pada momen Lebaran atau April 2024 sebesar 3 persen secara tahunan.

Baca Selengkapnya

10 Negara Termiskin di Dunia Berdasarkan PDB per Kapita

7 hari lalu

10 Negara Termiskin di Dunia Berdasarkan PDB per Kapita

Berikut ini daftar negara termiskin di dunia pada 2024 berdasarkan PDB per kapita, semuanya berada di benua Afrika.

Baca Selengkapnya

Neraca Perdagangan Kita Surplus 47 Bulan Berturut-turut, Apa Penyebabnya?

11 hari lalu

Neraca Perdagangan Kita Surplus 47 Bulan Berturut-turut, Apa Penyebabnya?

Indonesia memperpanjang rekor surplus neraca perdagangan dalam 47 bulan terakhir pada Maret 2024

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Putusan MK Pengaruhi IHSG, Bandara Sam Ratulangi Mulai Dibuka

11 hari lalu

Terkini Bisnis: Putusan MK Pengaruhi IHSG, Bandara Sam Ratulangi Mulai Dibuka

Pembacaan putusan sengketa Pilpres di MK memengaruhi IHSG. Perdagangan ditutup melemah 7.073,82.

Baca Selengkapnya

Impor Maret 2024 Turun 2,6 Persen, Impor Bahan Baku Turun tapi Barang Konsumsi Naik

12 hari lalu

Impor Maret 2024 Turun 2,6 Persen, Impor Bahan Baku Turun tapi Barang Konsumsi Naik

BPS mencatat impor pada Maret 2024 turun 2,6 persen secara bulanan. Impor bahan baku dan bahan penolong turun, tapi barang konsumsi naik.

Baca Selengkapnya

BPS: Impor Beras pada Maret 2024 Melonjak 29 Persen

12 hari lalu

BPS: Impor Beras pada Maret 2024 Melonjak 29 Persen

Badan Pusat Statistik atau BPS mengungkapkan terjadi lonjakan impor serealia pada Maret 2024. BPS mencatat impor beras naik 2,29 persen. Sedangkan impor gandum naik 24,54 persen.

Baca Selengkapnya

BPS Sebut Iran dan Israel Bukan Mitra Utama Dagang RI: Dampak Konflik Tak Signifikan

12 hari lalu

BPS Sebut Iran dan Israel Bukan Mitra Utama Dagang RI: Dampak Konflik Tak Signifikan

BPS menilai dampak konflik geopolitik antara Iran dan Israel tak berdampak signifikan terhadap perdangan Indonesia. Begini penjelasan lengkapnya.

Baca Selengkapnya

Surplus Perdagangan Maret Tembus USD 4,47 Miliar, Ditopang Ekspor Logam Dasar dan Sawit

12 hari lalu

Surplus Perdagangan Maret Tembus USD 4,47 Miliar, Ditopang Ekspor Logam Dasar dan Sawit

Surplus perdagangan Indonesia pada Maret 2024 tembus US$ 4,47 miliar. Surplus 47 bulan berturut-turut.

Baca Selengkapnya