Kemenkeu Sebut Alasan Generasi Milenial Sulit Punya Rumah Pribadi

Selasa, 19 Desember 2017 23:02 WIB

Pengunjung melihat maket perumahan dalam pameran Real Estate Indonesia di Jakarta, 5 Mei 2015. Penjualan properti tahun ini diprediksi menurun 50 persen dibanding tahun sebelumnya. TEMPO/Wisnu Agung Prasetyo

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Jenderal Kekayaan Negara Kementerian Keuangan Isa Rachmatawarta mengatakan masalah generasi milenial sulit untuk memiliki rumah pribadi karena adanya karakter yang lebih menekankan gaya hidup. "Ada kemungkinan, meski sudah menekankan prioritas memiliki hunian, hal itu tak menjadi pilihan bagi generasi milenial," kata Isa di Hotel JS Luwansa, Jakarta, Selasa, 19 Desember 2017.

Adanya perubahan gaya hidup, kata Isa, menyebabkan keinginan generasi milenial untuk memiliki hunian juga berkurang. "Fokus untuk edukasi generasi milenial boleh saja, tapi pertimbangkan aktivitas yang membuat mereka memprioritaskan untuk memiliki hunian," ujarnya.

Baca: Bidik Milenial, Rumah 123 Sediakan Cicilan Rp 1,5 Juta Per Bulan

Isa mencontohkan, ketika generasi milenial menekankan gaya hidup dan pengalaman yang baru, keinginan untuk traveling pun meningkat. "Bisa saja mereka ingin pengalaman tinggal di tengah kota lain, namun ingin mendapatkan harga yang terjangkau, karena itu tidak harus memaksakan mereka untuk membeli."

Lebih lanjut, Isa berujar, pada jaman ini generasi milenial tak terbatas pada referensi untuk tinggal pada satu tempat untuk waktu yang cukup lama. "Ada yang berpikir belum mau menetap dalam waktu yang lama, sehingga memiliki rumah bukan selalu menjadi selera mereka."

Advertising
Advertising

Isa menekankan bahwa isu pada generasi milenial bukan sekedar membuat harga rumah itu menjadi terjangkau, tapi juga harus menghadirkan hunian yang memiliki pengalaman tersendiri. Karena itu, Isa mengatakan sarana pendukung perlu diperhatikan, seperti transportasi, dan pengembangan wilayah untuk kemudian bisa memenuhi kebutuhan hunian. "Bukan sekedar rumah."

Selain itu, kata Isa, pemerintah juga tak terus-menerus menekankan pada kebutuhan untuk membeli rumah. "Kalau kami terus membuat orang untuk membeli rumah, berarti demand untuk rumah yang dimiliki akan tinggi terus."

Lebih dari itu, menurut Isa, yang lebih penting adalah bagaimana pemerintah mengedukasi generasi milenial agar tertib membayar sewa. "Kemudian memberikan lebih banyak experience tentang lokasi tersrbut, dengan begitu, harga yang terus melambung bisa terkendali."

Country General Manager Rumah123.com, Ignatius Untung berpendapat hal yang berbeda. Menurut dia, peralihan gaya hidup pada generasi milenial harusnya bisa ditekan agar mereka bisa memiliki rumah pribadi. "Kenaikan harga pesawat untuk jalan-jalan tak sebanding dengan kenaikan harga akibat menunda untuk membeli hunian," katanya.

JENNY WIRAHADI | RR ARIYANI

Berita terkait

Sektor Manufaktur Masih Ekspansif dan Inflasi Terkendali

3 hari lalu

Sektor Manufaktur Masih Ekspansif dan Inflasi Terkendali

Sektor manufaktur tunjukan tren kinerja ekspansif seiring Ramadhan dan Idul Fitri 2024. Sementara itu, inflasi masih terkendali.

Baca Selengkapnya

PBB: Butuh Waktu 80 Tahun untuk Bangun Kembali Rumah-rumah di Gaza yang Dibom

3 hari lalu

PBB: Butuh Waktu 80 Tahun untuk Bangun Kembali Rumah-rumah di Gaza yang Dibom

Laporan terbaru UNDP menemukan bahwa waktu yang dibutuhkan untuk membangun kembali rumah-rumah Gaza yang hancur dibom adalah 80 tahun.

Baca Selengkapnya

Disebut Tukang Palak Berseragam, Berapa Pendapatan Pegawai Bea Cukai?

5 hari lalu

Disebut Tukang Palak Berseragam, Berapa Pendapatan Pegawai Bea Cukai?

Direktorat Jenderal Bea dan Cukai sedang menjadi sorotan publik karena sejumlah kasus dan disebut tukang palak. Berapa pendapatan pegawai Bea Cukai?

Baca Selengkapnya

BRIN: Rumah di Puspitek Punya Negara Tak Bisa Dimiliki

6 hari lalu

BRIN: Rumah di Puspitek Punya Negara Tak Bisa Dimiliki

Kepala Biro Manajemen Barang Milik Negara dan Pengadaan pada BRIN Arywarti Marganingsih mengatakan perumahan Puspitek, Serpong, tak bisa jadi hak milik.

Baca Selengkapnya

Terpopuler Bisnis: 40 Pabrik Baja Ilegal hingga 'Karpet Merah' Jokowi untuk Program Makan Siang Gratis

9 hari lalu

Terpopuler Bisnis: 40 Pabrik Baja Ilegal hingga 'Karpet Merah' Jokowi untuk Program Makan Siang Gratis

Zulhas mengatakan ada 40 pabrik yang memproduksi baja ilegal atau tidak memenuhi ketentuan Standar Nasional Indonesia (SNI).

Baca Selengkapnya

Harga Minyak Dunia Naik, Sri Mulyani Bisa Tambah Anggaran Subsidi

10 hari lalu

Harga Minyak Dunia Naik, Sri Mulyani Bisa Tambah Anggaran Subsidi

Menteri Keuangan Sri Mulyani bisa melakukan penyesuaian anggaran subsidi mengikuti perkembangan lonjakan harga minyak dunia.

Baca Selengkapnya

Terkini: Usulan BTN Program 3 Juta Rumah Prabowo-Gibran, Pro Kontra Rencana Buka Lahan 1 Juta Ha untuk Padi Cina

10 hari lalu

Terkini: Usulan BTN Program 3 Juta Rumah Prabowo-Gibran, Pro Kontra Rencana Buka Lahan 1 Juta Ha untuk Padi Cina

BTN mengusulkan skema dana abadi untuk membiayai program 3 juta rumah yang dicanangkan oleh pasangan Capres-cawapres terpilih Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya

Program 3 Juta Rumah Prabowo-Gibran, BTN Usulkan Skema Dana Abadi

10 hari lalu

Program 3 Juta Rumah Prabowo-Gibran, BTN Usulkan Skema Dana Abadi

PT Bank Tabungan Negara (BTN) usulkan skema dana abadi untuk program 3 juta rumah yang digagas Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Raup Rp 5,925 Triliun dari Lelang SBSN Tambahan

11 hari lalu

Pemerintah Raup Rp 5,925 Triliun dari Lelang SBSN Tambahan

Pemerintah meraup Rp 5,925 triliun dari pelelangan tujuh seri SBSN tambahan.

Baca Selengkapnya

Begini Sosok TikToker Asal Bekasi Galih Loss yang Ditangkap Kasus Penistaan Agama

11 hari lalu

Begini Sosok TikToker Asal Bekasi Galih Loss yang Ditangkap Kasus Penistaan Agama

Di mata tetangga, Galih Loss disebut jarang bercengkerama dengan warga sekitar.

Baca Selengkapnya