Polemik Bitcoin, BI: Makin Ditanya, Makin Nge-top Mereka

Reporter

Fajar Pebrianto

Editor

Martha Warta

Rabu, 6 Desember 2017 15:45 WIB

Ilustrasi bitcoin. KAREN BLEIER/AFP/Getty Images

TEMPO.CO, Jakarta - Bank Indonesia (BI) tidak berubah sikap terhadap larangan penggunaan Bitcoin atau mata uang digital lainnya sebagai alat pembayaran di Indonesia. Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia, Mirza Adityaswara bahkan mengaku heran karena terus ditanya soal legalitas Bitcoin.

"Jangan ditanya-tanya, makin ditanya, makin ngetop mereka (Bitcoin)," kata Mirza saat ditemui usai menghadiri diskusi di Hotel Westin, Jakarta Selatan, Rabu, 6 Desember 2017.

Mirza mengakui mata uang digital seperti Bitcoin dan yang lainnya memang tengah berkembang saat ini di dunia. Nilainya pun terus mengalami fluktuasi, naik dan turun. Namun aspek terpenting, menurut dia, adalah pengakuan dan legalisasi dari otoritas moneter, yaitu Bank Indonesia. "Ya sekarang, di luar rupiah, ya tidak diakui sebagai alat pembayaran," ujarnya.

Polemik terkait keberadaan Bitcoin memang masih terus bergulir. BI secara tegas melarang penggunaan mata uang digital sebagai alat pembayaran. Namun penggunaannya di masyarakat ternyata masih terus berlanjut.

Baca: Tertarik Coba Bitcoin, Simak Dulu Pengalaman Investor Lokal Ini

Advertising
Advertising

Salah satu portal yang menyediakan salah satu mata uang digital, Bitcoin, adalah bitcoin.co.id. Dikutip dari laman resminya, sebanyak 673.378 tercatat sudah menjadi anggota hingga hari ini. Nilai tukar untuk satu Bitcoin hari ini pun mencapai sekitar Rp 185 juta, meningkat sekitar Rp 23 juta dari dua hari yang lalu, Senin, 4 Desember 2017, yang masih di kisaran Rp 162 juta.

Mirza berharap setiap pelaku bisnis di Indonesia tidak menerima Bitcoin atau mata uang digital lainnya sebagai alat pembayaran. "Alat pembayaran ya rupiah," ujarnya.

Dalam kesempatan terpisah, Gubernur BI Agus Martowardoyo menyampaikan hak senada. Ia mengingatkan agar masyarakat berhati-hati dengan transaksi dan investasi di Bitcoin. "Itu (bitcoin) bukan alat pembayaran resmi," kata Agus di Gedung Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Jakarta Pusat.

Berita terkait

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

1 hari lalu

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo membeberkan lima aksi BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.

Baca Selengkapnya

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

1 hari lalu

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

Gubernur BI Perry Warjiyo yakin nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menguat sampai akhir tahun ke level Rp 15.800 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

1 hari lalu

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

BI menyebut inflasi IHK pada April 2024 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,51 persen, yakni 0,25 persen mtm.

Baca Selengkapnya

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

3 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

4 hari lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

4 hari lalu

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

Bank Rakyat Indonesia atau BRI mengklaim telah mendapatkan izin untuk memproses transaksi pengguna Alipay.

Baca Selengkapnya

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

5 hari lalu

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

5 hari lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

5 hari lalu

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

BI mempersiapkan perluasan cakupan sektor prioritas Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).

Baca Selengkapnya

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

6 hari lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya