Tiga Nama Calon Dirjen Pajak Diajukan Sri Mulyani ke Jokowi

Kamis, 30 November 2017 11:32 WIB

Presiden Jokowi bersiap melepaskan anak panah saat mengikuti rangkaian acara peringatan Hari Sumpah Pemuda di Istana Bogor, Jawa Barat, Sabtu, 28 Oktober 2017. TEMPO/Dhemas Reviyanto

TEMPO.CO, Jakarta - Sedikitnya ada tiga nama yang diajukan oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati untuk kemudian dipilih oleh Presiden Joko Widodo guna menduduki pos Direktur Jenderal Pajak Kementerian Keuangan (Dirjen Pajak).

"Namanya belum, tapi masing-masing jabatan ada tiga nama. (Calon dirjen) Pajak ya tiga nama," kata Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Asman Abnur, Rabu, 29 November 2017, di Kompleks Istana Kepresidenan.

Baca: Soal Robert Pakpahan Jadi Dirjen Pajak, Ini Kata Jokowi

Asman menyatakan hal tersebut sebelum menghadiri sidang tim penilai akhir (TPA) yang dipimpin Presiden kemarin. Di lingkaran Kementerian Keuangan dan Istana, telah lama beredar kabar bahwa nama-nama yang masuk dalam nominasi dirjen pajak tersebut adalah Staf Ahli Menteri Keuangan Suryo Utomo, Direktur Jenderal Pembiayaan dan Pengelolaan Risiko Kementerian Keuangan Robert Pakpahan, dan Sekretaris Jenderal Kementerian Keuangan Hadiyanto.

Terkait nama-nama itu, Asman mengaku belum mengetahui dan menyebutkan semua keputusan ada di tangan Presiden. "Tergantung TPA nanti, ada yang diputuskan ada yang enggak."

Selain Dirjen Pajak, pos yang harus diisi antara lain Dirjen di Kementerian Pertahanan dan staf ahli kementerian keuangan. Adapun Ken Dwijugiasteadi yang menjabat Dirjen Pajak telah memasuki usia pensiun pada 8 November lalu. Untuk itu, Asman mengatakan nama yang terpilih bisa langsung melakukan serah terima jabatan dari Ken.

Advertising
Advertising

Direktur Eksekutif Center for Indonesia Taxation Analysis Yustinus Prastowo menyebutkan Dirjen Pajak yang baru akan dihadapkan tantangan mencapai target pajak yang berat. Untuk itu, Dirjen yang baru membutuhkan dukungan dan kepercayaan yang tinggi dari masyarakat agar tercipta kepatuhan. "Saat ini partisipasi belum maksimal. Daripada melakukan pendekatan yang lebih keras, lebih baik yang tetap law enforcement," katanya.

Dalam merangkul wajib pajak, Prastowo berharap Dirjen Pajak yang baru bisa melibatkan asosiasi, pihak kampus, dan pemerintah daerah. Tujuannya, dengan melibatkan semua kalangan, penyerapan pajak akan lebih besar. "Apalagi dua tahun ke depan menjadi tahun politik. Perlu orang yang elegan dan terukur dalam mengambil kebijakan agar tidak menimbulkan guncangan," tuturnya.

BISNIS | IMAM HAMDI

Berita terkait

Luhut: World Water Forum Bali Akan Hasilkan 120 Proyek Senilai Rp 150 Triliun

3 jam lalu

Luhut: World Water Forum Bali Akan Hasilkan 120 Proyek Senilai Rp 150 Triliun

Luhut mengungkap itu lewat pernyataannya bahwa World Water Forum di Bali harus menghasilkan, apa yang disebutnya, concrete deliverables.

Baca Selengkapnya

Khawatir Ada Titipan, Novel Baswedan Harap Unsur Masyarakat dalam Pansel KPK Diperbanyak

4 jam lalu

Khawatir Ada Titipan, Novel Baswedan Harap Unsur Masyarakat dalam Pansel KPK Diperbanyak

Novel Baswedan, mengomentari proses pemilihan panitia seleksi atau Pansel KPK.

Baca Selengkapnya

Dapat Penugasan dari Golkar, Musa Rajekshah Ambil Formulir Pendaftaran di PDIP untuk Pilgub Sumut

5 jam lalu

Dapat Penugasan dari Golkar, Musa Rajekshah Ambil Formulir Pendaftaran di PDIP untuk Pilgub Sumut

Partai Golkar Sumut optimistis PDIP akan mengusung Musa Rajekshah dalam Pilgub Sumut 2024.

Baca Selengkapnya

Respons KSP Ihwal Jokowi Tunjuk Grace Natalie dan Juri Ardiantoro sebagai Staf Khusus Presiden

6 jam lalu

Respons KSP Ihwal Jokowi Tunjuk Grace Natalie dan Juri Ardiantoro sebagai Staf Khusus Presiden

Tenaga Ahli Utama KSP Ali Mochtar Ngabalin belum mengetahui di bidang apa Grace Natalie dan Juri Ardiantoro akan ditugaskan.

Baca Selengkapnya

Rumah Dinas Menteri di IKN Bisa Ditambah Jika Prabowo Bentuk Kementerian Baru, Pengamat: Pemborosan Anggaran

7 jam lalu

Rumah Dinas Menteri di IKN Bisa Ditambah Jika Prabowo Bentuk Kementerian Baru, Pengamat: Pemborosan Anggaran

Satgas Pelaksana Pembangunan Infrastruktur IKN menyebut rumah dinas menteri di IKN bisa ditambah jika presiden terpilih Prabowo Subianto membentuk kementerian baru. Pengamat menilai hal ini sebagai bentuk pemborosan anggaran.

Baca Selengkapnya

Terkini: Penjelasan Wamendag Aturan Impor Tiga Kali Direvisi, Derita Warga Sekitar Smelter Nikel PT KFI

7 jam lalu

Terkini: Penjelasan Wamendag Aturan Impor Tiga Kali Direvisi, Derita Warga Sekitar Smelter Nikel PT KFI

Pemerintah telah merevisi kebijakan impor menjadi Peraturan Menteri Perdagangan atau Permendag Nomor 8 Tahun 2024. Wamendag sebut alasannya.

Baca Selengkapnya

Kritik PDIP Tak Undang Jokowi ke Rakernas, Noel Kutip Puisi Soekarno

8 jam lalu

Kritik PDIP Tak Undang Jokowi ke Rakernas, Noel Kutip Puisi Soekarno

Noel mengutip puisi karya Presiden Pertama RI Soekarno, untuk mengkritik PDIP yang tidak mengundang Jokowi di Rakernas

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Masalah Impor Tidak Hanya Tanggung Jawab Bea Cukai

11 jam lalu

Sri Mulyani: Masalah Impor Tidak Hanya Tanggung Jawab Bea Cukai

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan persoalan impor tidak hanya tanggung jawab Dirjen Bea Cukai.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani dan Airlangga Bebaskan Kontainer yang Tertahan Perizinan Impor

11 jam lalu

Sri Mulyani dan Airlangga Bebaskan Kontainer yang Tertahan Perizinan Impor

Menteri Sri Mulyani dan Airlangga Hartarto melepaskan belasan kontainer yang sempat tertahan persoalan perizinan impor.

Baca Selengkapnya

Terkini: Jokowi Sampai Pimpin Rapat Khusus Sebelum Revisi Permendag 36/2023 Terbit, Pabrik Smelter Nikel Meledak Lagi Kali Ini Milik PT KFI

12 jam lalu

Terkini: Jokowi Sampai Pimpin Rapat Khusus Sebelum Revisi Permendag 36/2023 Terbit, Pabrik Smelter Nikel Meledak Lagi Kali Ini Milik PT KFI

Presiden Jokowi sampai memimpin rapat khusus sebelum diterbitkannya revisi ketiga Peraturan Menteri Perdagangan atau Permendag 36/2023.

Baca Selengkapnya