TEMPO.CO, Mataram -Air Navigasi melalui Notice to Airman (NOTAM) memerintahkan bandara Internasional Lombok untuk menutup operasi penerbangannya. Sebab, semua penerbangan yang menuju Lombok berdekatan dengan Gunung Agung yang erupsi sejak Sabtu, 25 November 2017. Debunya ditenggarai masih menyebar kemana-mana sehingga membahayakan penerbangan.

Kepala Stasiun Meteorologi Bandara Internasional Lombok Oral Sem Willar menjelaskan penutupan operasional LIA tersebut kepada Tempo, Minggu, 26 November 2017 petang. Penutupan terhitung mulai pukul 17.55 Waktu Indonesia Tengah (WITA) hingga esok pagi Senin 27 November 2017 pukul 6 WITA. ''Perintah penutupan ini demi keselamatan penerbangan,'' katanya selesai melakukan rapat di Crisis Center LIA, kepada Tempo.

Menurutnya, masih ada 10 pergerakan penerbangan tersisa pada Minggu 26 November 2017 malam ini. Sebelumnya, pesawat Batik Air dari Jakarta yang menjelang mendarat di LIA terpaksa dialihkan ke Ngurah Rai karena tidak berani melanggar NOTAM.

Katanya, saat ini masih terdapat kekurangan kepemilikan peralatan untuk menditeksi penyebaran debu. Dikawatirkan pilot lalai jika terbang di sekitar udara Gunung Agung. LIA ditutup tetapi Bandara Ngurah Rai yang memang jauh dari gunung Agung tidak ditutup. ''Besok jam 5 pagi akan dilakukan rapat lagi di Crisis Center,'' ucapnya.

Baca: Erupsi Gunung Agung, Begini Antisipasi Citilink

Sebelumnya, General Manager LIA I Gusti Ngurah Ardita mengatakan baru maskapai Garuda yang menghentikan penerbangannya ke Lombok. Juga maskapai penerbangan Silk Air dari Singapura dan Air Asia dari Kuala Lumpur, Sedangkan maskapai lainnya Lion Air, Citilink, dan Wings Air masih beroperasi. Waktu itu, siang hari, Ngurah Ardita mengatakan diserahkan keputusan pembatalan penerbangan kepada maskapai masing-masing.

Sehari di LIA menurut Gusti Ngurah Ardita ada 104 pergerakan penerbangan datang dan pergi dari bandara Internasional Lombok.