Komoditas Jeblok, Survei Schroder: Investor Beralih ke Properti

Kamis, 23 November 2017 17:44 WIB

Sejumlah stan pengembang dalam pameran Festival Properti di Kota Kasablanka, Jakarta, 14 November 2017. Pameran ini diikuti 54 pengembang. Tempo/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Direktur PT Schroder Investment Management Indonesia Michael Tjoajadi menjelaskan, 21 persen responden di Indonesia memilih berinvestasi di sektor properti. "Mengapa ingin berinvestasi (di properti), mungkin karena harga komoditas sedang turun," ucapnya di Jakarta, Kamis, 23 November 2017. Sedangkan 21 persen lain memilih berinvestasi di jenis lain, seperti saham, obligasi, dan komoditas.

Pernyataan Michael didasarkan pada hasil Survei Studi Investor Global Schroders 2017. Survei tersebut menyebutkan orang-orang kini lebih tertarik menyisihkan dana untuk berinvestasi daripada menabung. Meski demikian, rupanya investor masih mengharapkan pengembalian investasi yang tidak realistis.

Baca: Festival Properti Catat Kenaikan Transaksi Hingga 5 Kali Lipat

Proporsi 21 persen responden yang memilih berinvestasi di sektor properti ini lebih besar dari data survei yang didapat secara global dan Asia yang hanya 13 persen. Michael menduga hal tersebut disebabkan kecenderungan budaya Indonesia yang kuat untuk menginvestasikan disposable income di properti. “Harga properti yang relatif lemah belakangan ini membuat investor yakin bahwa penawaran properti saat ini cukup menarik,” ujarnya.

Di peringkat berikutnya, responden Indonesia rupanya menaruh perhatian investasi untuk hari tua atau masa pensiun. Hasil survei menunjukkan 14 persen investor memilih berinvestasi untuk pensiun. Michael menilai hal itu wajar karena sebagian besar perusahaan di Indonesia belum menyoroti tentang pentingnya dana pensiun atau tidak ada kewajiban (mandatory). "Di luar negeri, perusahaan menyiapkan dana pensiun," katanya.

Schroders melakukan survei terhadap lebih dari 22 ribu investor. Survei dilakukan sepanjang Januari-Juni 2017 di 30 negara, termasuk Indonesia.

Meski minat terhadap investasi tinggi, Michael menyoroti hal lain, yaitu mengenai harapan imbal hasil. Hasil survei menunjukkan responden di Indonesia mengharapkan imbal hasil yang tidak realistis dalam kurun waktu lima tahun. "Rata-rata harapan imbal hasilnya 17,1 persen," tuturnya.

Sedangkan respons di Eropa rata-rata imbal hasil yang diharapkan hanya 8,7 persen, Amerika Serikat 11,7 persen, Asia 11,7 persen. Selama 30 tahun terakhir, indeks Morgan Stanley Capital International sendiri memberi imbal hasil 7,2 persen.

Negara-negara Asia yang menempatkan investasi sebagai prioritas tertinggi di antaranya Cina sebesar 45 persen, Taiwan 45 persen, Hong Kong 39 persen, dan Jepang 38 persen. Korea Selatan melawan tren investasi dan lebih memilih menempatkan dalam deposito atau membeli properti dan hanya sebesar 12 persen yang memilih berinvestasi di pasar modal.

Berikut ini prioritas penggunaan dana (pendapatan) setelah dikurangi membayar kewajiban dan tagihan berdasarkan hasil Survei Studi Investor Global Schroders 2017di Indonesia.
- 21 persen investasi di saham, obligasi, komoditas
- 21 persen investasi atau membeli properti
- 19 persen investasi dalam bisnis sendiri
- 14 persen investasi untuk masa pensiun
- 12 persen simpan di rekening tabungan
- 4 persen membeli kemewahan (liburan, kendaraan, acara khusus)
- 4 persen beramal
- 3 persen melunasi utang
- 2 persen menyimpan uang tunai di rumah

SATRIA DEWI ANJASWARI | RR ARIYANI

Berita terkait

Jelang Singapore International Water Week, Kadin: Masih Banyak Populasi di RI yang Tak Punya Akses Air Bersih

11 jam lalu

Jelang Singapore International Water Week, Kadin: Masih Banyak Populasi di RI yang Tak Punya Akses Air Bersih

Kadin menggelar panel diskusi sebagai rangkaian dari SIWW 2024. Akses terhadap air bersih masih menjadi tantangan sejumlah wilayah di Indonesia.

Baca Selengkapnya

BRI Danareksa dan Succor AM Jalin Kerja Sama, Bidik Kenaikan AUM 50 Persen

12 jam lalu

BRI Danareksa dan Succor AM Jalin Kerja Sama, Bidik Kenaikan AUM 50 Persen

Sucor Aset Management menjalin kerja sama dengan BRI Danareksa Sekuritas untuk distribusi produk investasi reksa dana. Seperti apa targetnya tahun ini

Baca Selengkapnya

CIMB Niaga Gandeng Principal Indonesia, Luncurkan Reksa Dana Syariah Berdenominasi Dolar AS

12 jam lalu

CIMB Niaga Gandeng Principal Indonesia, Luncurkan Reksa Dana Syariah Berdenominasi Dolar AS

Bank CIMB Niaga bekerja sama dengan Principal Indonesia untuk meluncurkan Reksa Dana Syariah Principal Islamic ASEAN Equity Syariah.

Baca Selengkapnya

Eks Menteri Keamanan Panama Menang Pilpres dengan Dukungan Mantan Presiden

19 jam lalu

Eks Menteri Keamanan Panama Menang Pilpres dengan Dukungan Mantan Presiden

Eks menteri keamanan Panama memenangkan pilpres setelah menggantikan mantan presiden Ricardo Martinelli dalam surat suara.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Kemenperin akan Panggil Manajemen Sepatu Bata, Zulhas Sebut Pelaku Usaha Jastip Wajib Ikut Aturan

21 jam lalu

Terpopuler: Kemenperin akan Panggil Manajemen Sepatu Bata, Zulhas Sebut Pelaku Usaha Jastip Wajib Ikut Aturan

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) akan memanggil manajemen PT Sepatu Bata Tbk., imbas penutupan pabrik alas kaki itu di Purwakarta, Jawa Barat.

Baca Selengkapnya

Luhut Punya Kabar Baru Soal Rencana Investasi Tesla di Indonesia

1 hari lalu

Luhut Punya Kabar Baru Soal Rencana Investasi Tesla di Indonesia

Selain Indonesia, ada negara-negara lain yang membujuk Tesla untuk berinvestasi.

Baca Selengkapnya

Wakil Sri Mulyani Harap Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen Bisa Gaet Investor

1 hari lalu

Wakil Sri Mulyani Harap Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen Bisa Gaet Investor

Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara angka pertumbuhan ekonomi kuartal pertama 2024 bisa menjadi basis.

Baca Selengkapnya

Microsoft Investasi Rp35,6 triliun di Malaysia, Bagaimana dengan di Indonesia?

2 hari lalu

Microsoft Investasi Rp35,6 triliun di Malaysia, Bagaimana dengan di Indonesia?

Microsoft siap investasi Rp35,6 triliun di Malaysia, bagaimana dengan rencana investasinya di Indonesia?

Baca Selengkapnya

Kejati Bali Buka Peluang Kembangkan Kasus Pemerasan Bendesa Adat ke Investor Lain

2 hari lalu

Kejati Bali Buka Peluang Kembangkan Kasus Pemerasan Bendesa Adat ke Investor Lain

Kejaksaan Tinggi membuka peluang mengembangkan kasus dugaan pemerasan Bendesa Adat di Bali.

Baca Selengkapnya

LPEM UI: Proyeksi Ekonomi RI Tumbuh 5,15 Persen di Kuartal I 2024

3 hari lalu

LPEM UI: Proyeksi Ekonomi RI Tumbuh 5,15 Persen di Kuartal I 2024

Perayaan bulan suci Ramadan dan hari raya Idul Fitri juga dapat memacu pertumbuhan ekonomi domestik lebih lanjut.

Baca Selengkapnya