Tender Operator Pelabuhan Patimban Dibuka Maret 2018
Reporter
Anwar Siswadi (Kontributor)
Editor
Ali Akhmad Noor Hidayat
Kamis, 16 November 2017 05:12 WIB
TEMPO.CO, BANDUNG - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan pemerintah akan membuka tender operator Pelabuhan Patimban, Subang, Jawa Barat, pada Maret 2018. Budi menyebut operator itu nantinya kolaborasi perusahaan swasta asal dua negara.
"Kepemilikan perusahaan Indonesia mayoritas, Jepang minoritas, Beauty contest nanti Maret," katanya usai kuliah umum di Aula Barat Institut Teknologi Bandung, Rabu, 15 November 2017.
Simak: Astratel Ingin Jadi Operator Pelabuhan Patimban
Sebelumnya disebutkan beberapa perusahaan asal Jepang seperti Toyota dan Mitsubishi serta PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) II berminat menjadi operator.Budi juga mengatakan, konstruksi pelabuhan itu akan dimulai Januari 2018 dan disiapkan untuk mulai beroperasi pada Maret 2019. "Dimulai dengan car terminal," ujarnya.
Pelabuhan itu disiapkan untuk memecah logistik agar tidak berpusat di Jakarta. Infratrusktur Pelabuhan di Patimban dirancang sebagai solusi untuk memperlancar logistik. Budi juga mengatakan, Menteri Keuangan Sri Mulyani dan Japan International Cooperation Agency (JICA) hari ini menandatangani naskah perjanjian hutang. Nilainya untuk pembangunan pelabuhan tahap pertama sebesar Rp14,3 triliun. "Yang penting ada suatu closing, kita sedang melakukan tender," kata dia.
Diberitakan sebelumnya, Kementerian Keuangan dan Japan International Cooperation Agency (JICA) hari ini menandatangani dua naskah perjanjiian pinjaman (loan agreements) senilai 127,215 miliar Yen, setara dengan 1,12 miliar dolar AS atau Rp15,2 triliun. Utang tersebut untuk pengembangan kampus UGM dan Pelabuhan Patimban.
Penandatanganan dilakukan oleh Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan Robert Pakpahan dan Chief Representative JICA Indonesia Office Naoki Ando yang disaksikan oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dan Senior Vice President JICA Shinya Ejima di Gedung Kemenkeu, Jakarta, Rabu, 15 November 2017.
Kedua naskah perjanjian pinjaman tersebut, yaitu senilai 8,309 miliar Yen atau setara dengan Rp900 miliar untuk pengembangan World Class University with Enterpreneurial Spirit di Universitas Gadjah Mada (UGM) dan 118,906 miliar Yen atau setara dengan Rp14,3 triliun untuk pembangunan Pelabuhan Patimban Fase I.
ANWAR SISWADI