Travel Online Marak, Okupansi Hotel Naik tapi Pemasukan Berkurang

Reporter

Tempo.co

Editor

Yudono Yanuar

Senin, 13 November 2017 18:07 WIB

Ilustrasi turis mancanegara. ANTARA/Pradita Utama

TEMPO.CO, Jakarta - Keberadaan agen travel online (online travel agent/OTA) telah menumbuhkan tingkat okupansi hotel di Indonesia. Namun di sisi lain, keuntungan yang didapat oleh pemilik hotel kian tergerus karena harus memberikan komisi ke agen-agen tersebut.

"Khususnya karena OTA-OTA asing," ujar Ketua Umum Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Hariyadi Sukmandani di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta, Senin, 13 November 2017.

Baca juga: Okupansi Hotel di Indonesia Menurun, Ini Penyebabnya

Hariyadi mengatakan, keuntungan dari pemilik hotel kian tergerus karena komisi yang diminta oleh OTA asing dinilainya terlalu tinggi. "Komisinya sendiri bisa sebesar 15-30 persen," ujar Hariyadi yang juga merupakan Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) tersebut.

Hariyadi menambahkan, keberadaan OTA asing yang tidak memiliki badan usaha tetap di Indonesia juga menjadikan pemerintah tidak bisa memungut Pajak Penghasilan Pasal 26 (PPh 26) yang menurutnya harus dibayarkan oleh pihak OTA asing. "Kalau Dirjen Pajak melimpahkan PPh 26 tersebut kepada kita, ya jelas kita enggak mau (bayar)," ujarnya.

Hariyadi mengatakan bahwa PPh 26 yang menurutnya harus dibayarkan oleh pihak OTA asing adalah sebesar 20 persen dari penghasilan usaha. Angka tersebut jauh lebih besar dari PPh 23 yang ditagihkan kepada OTA lokal sebesar 2 persen.

Untuk mengatasi masalah tersebut, Hariyadi mengatakan, bahwa PHRI telah berusaha menjalin komunikasi dengan OTA-OTA asing terkait. Namun hingga saat ini agen-agen tersebut masih belum memberikan respon apapun. "Kita sudah panggil Agoda, Booking.com, Expedia," katanya. "Namun yang datang selama ini cuma OTA lokal."

Advertising
Advertising

Untuk itu, Hariyadi meminta pemerintah untuk memanggil perusahaan-perusahaan OTA asing agar dapat memiliki badan usaha tetap di Indonesia. Hariyadi berujar, apabila pemerintah tidak bisa melakukan hal tersebut, makaiIa meminta pemerintah memblokir akses OTA asing di Indonesia. "Toh, OTA lokal masih ada," ujarnya.

Adapun Ketua Umum Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) Jamalul Izza, mengatakan bahwa pemblokiran akses OTA asing di Indonesia tidak perlu dilakukan. Ia menilai, keberadaan OTA asing sesungguhnya dapat memberikan manfaat bagi masyarakat.

Namun dirinya menyarankan agar pemerintah dapat memberi prioritas bagi OTA-OTA lokal untuk dapat berkembang. Caranya dengan memberikan insentif pajak bagi OTA-OTA lokal tersebut. "Agar nanti OTA lokal dapat memberikan harga yang lebih murah dibandingkan dengan OTA asing yang sampai saat ini tidak bayar pajak," ujarnya.

Untuk saat ini, Hariyadi mengatakan bahwa PHRI telah menjalin komunikasi dengan Direktorat Jenderal Pajak untuk dapat mengatasi masalah tersebut. Hariyadi juga mengatakan, komunikasi informal dengan Menteri Keuangan Sri Mulyani untuk penyelesaian masalah travel online asing juga telah dilakukan. Hariyadi berharap, pertemuan formal antara PHRI dan Kementerian Keuangan untuk membahas masalah tersebut dapat segera dilakukan.

ERLANGGA DEWANTO | YY

Berita terkait

Tahun Politik, PHRI Yogyakarta : Reservasi Hotel untuk Libur Nataru Sudah 60 Persen

30 November 2023

Tahun Politik, PHRI Yogyakarta : Reservasi Hotel untuk Libur Nataru Sudah 60 Persen

November ini, kunjungan wisata kelompok pelajar, keluarga, dan instansi swasta masih mendominasi liburan di Yogyakarta.

Baca Selengkapnya

DIATF 2023, Astindo: Kami Selenggarakan Event saat Harga Tiket Turun

19 Mei 2023

DIATF 2023, Astindo: Kami Selenggarakan Event saat Harga Tiket Turun

Asosiasi Travel Agent Indonesia (ASTINDO) menggelar Di Indonesia Aja Travel Fair (DIATF) 2023 di Mal Kota Kasablanka,Tebet, Jakarta Selatan.

Baca Selengkapnya

3 Poin Komentar PHRI Soal Rumah Makan Viral di Rest Area Tol Cipali yang Nuthuk Harga ke Politikus PSI

25 April 2023

3 Poin Komentar PHRI Soal Rumah Makan Viral di Rest Area Tol Cipali yang Nuthuk Harga ke Politikus PSI

Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia buka suara terkait viralnya rumah makan di Rest Area Tol Cipali yang nuthuk harga ke politikus PSI.

Baca Selengkapnya

Panen Cuan Lebaran

20 April 2023

Panen Cuan Lebaran

Lebaran menggairahkan banyak sektor. Mulai dari perhotelan hingga transportasi. Masa panen cuan, usai paceklik pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Kecewa Piala Dunia U-20 Batal Digelar di Indonesia, PHRI: Perhotelan Batal Panen

30 Maret 2023

Kecewa Piala Dunia U-20 Batal Digelar di Indonesia, PHRI: Perhotelan Batal Panen

Piala Dunia U-20 batal digelar di Indonesia. Sektor perhotelan dan restoran batal meraup untung.

Baca Selengkapnya

Ribuan Hotel Dijual, Belum Bisa Bangkit Pascapandemi Covid-19

15 Februari 2023

Ribuan Hotel Dijual, Belum Bisa Bangkit Pascapandemi Covid-19

Ribuan hotel dijual karena para pengusaha perhotelan belum bisa bangkit setelah terhempas krisis akibat pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

PHRI: Pesparawi Yogyakarta Memicu Perputaran Uang di Perhotelan Rp 20 Miliar

23 Juni 2022

PHRI: Pesparawi Yogyakarta Memicu Perputaran Uang di Perhotelan Rp 20 Miliar

Para peserta Pesparawi, official, keluarga, sampai para pendukung berdatangan dan menginap di hotel-hotel di Yogyakarta selama lebih dari sepekan.

Baca Selengkapnya

Pengusaha Akui Mahalnya Harga Tiket Pesawat Hambat Pemulihan Bisnis Perhotelan

19 Juni 2022

Pengusaha Akui Mahalnya Harga Tiket Pesawat Hambat Pemulihan Bisnis Perhotelan

Harga tiket pesawat penerbangan niaga berjadwal untuk kelas ekonomi melonjak sejak Lebaran 1443 Hijriah.

Baca Selengkapnya

PHRI: Pemulihan Okupansi Hotel di Batam dan Bintan Lebih Cepat Ketimbang Bali

19 Juni 2022

PHRI: Pemulihan Okupansi Hotel di Batam dan Bintan Lebih Cepat Ketimbang Bali

PHRI mencatat percepatan pemulihan okupansi hotel di Batam dan Bintan ditopang oleh tingginya kunjungan wisatawan mancanegara asal Singapura.

Baca Selengkapnya

Ketat - Longgar Protokol Kesehatan Pariwisata di Bali

18 Juni 2022

Ketat - Longgar Protokol Kesehatan Pariwisata di Bali

Gubernur Bali Wayan Koster menilai Pulau Dewata sudah berada pada posisi endemi, bukan lagi pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya