Beroperasi 24 Jam, Lapindo Berupaya Menormalkan Produksi Sidoarjo

Rabu, 8 November 2017 05:42 WIB

Warga melakukan tabur bunga dalam rangka memperingati 10 tahun tragedi semburan lumpur Lapindo di titik 71 Desa Ketapang, Porong, Sidoarjo, Jawa Timur, 30 Mei 2016. TEMPO/Aris Novia Hidayat

TEMPO.CO, Sidoarjo - Dua tahun beroperasi 24 jam sehari, PT Lapindo Brantas. berusaha menormalkan produksi gas seperti sebelum terjadi semburan lumpur di wilayah kerjanya di Sidoarjo, Jawa Timur, Mei 2006. “Target kami mengembalikan kejayaan Lapindo,” kata Vice President Lapindo, Christianto Budi Santoso di kantor Lapindo di Wunut, Sidoarjo, Selasa, 7 November 2017.

Target itu diusahakan tercapai secara bertahap setelah mendapat izin berkegiatan di malam hari. Dari semula produksi 2 mmscfd (Million Standard Cubic Feet per Day) per hari, kini Lapindo telah memproduksi gas sebanyak 10 mmscfd dari sumur Wunut dan Tanggulangin. Pada Desember 2017, Lapindo mentargetkan memproduksi gas sebanyak 20 mmscfd per hari dengan memaksimalkan sumur-sumur yang ada.

Baca: 10 Tahun Lumpur Lapindo, Bupati Sidoarjo

Pada Oktober 2018, produksi gas ditargetkan menjadi 40 mmscfd per hari dari sumur di Tanggulangin dan pengeboran dua sumur baru di Sidoarjo. Sedangkan pada Desember 2019, target produksi meningkat lebih dari 100 persen, yakni 85 mmscfd. Target produksi ini akan dicapai selain mengoptimalkan sumur lama juga dengan mengebor sumur baru di Kedaton, Sidoarjo yang diperkirakan akan memproduksi gas dengan kapasitas 60 mmscfd per hari.

Target produksi gas disesuaikan dengan permintaan pasar. Produksi akan ditambah jika permintaan bertambah. “Kalau tidak ada permintaan, produksi tidak akan ditambah, sesuai perintah SKK Migas (Satuan Kerja Khusus Minyak dan Gas Bumi Migas).”

Baca juga: 11 Tahun Lumpur Lapindo, 84 Korban Belum ...

Menurut Christianto, tak mudah meyakinkan pembeli setelah lumpur menyembur di wilayah kerjanya. Awalnya mereka tidak yakin bahwa Lapindo sudah bisa memproduksi lagi. “Perlu waktu untuk meyakinkan pembeli bahwa kami telah berproduksi.”

Advertising
Advertising

Setelah lumpur menyembur di wilayah pengeboran Lapindo, perusahaan ini berfokus pada penanganan masalah sosial. “Mulai 2016 kami mulai berlatih berjalan kembali setelah tidur panjang dan bangun perlahan-lahan,” ujar Christianto.

Ia mengakui masih adanya penolakan dari masyarakat di sekitar sumur-sumur produksi. “Resistensinya tinggi,” kata Christianto.

Berita terkait

DPR Desak Pemerintah Kejar Utang Lapindo, Kemenkeu Serahkan ke Kejaksaan Agung

14 Oktober 2022

DPR Desak Pemerintah Kejar Utang Lapindo, Kemenkeu Serahkan ke Kejaksaan Agung

DPR meminta pemerintah segera menuntaskan penagihan piutang negara atas dana talangan kasus lumpur Lapindo.

Baca Selengkapnya

Kabar Terbaru Penagihan Triliunan Utang Lapindo dari Kemenkeu

28 Januari 2022

Kabar Terbaru Penagihan Triliunan Utang Lapindo dari Kemenkeu

Sampai awal 2022 ini, masih belum ada kepastian soal pelunasan utang jatuh tempo Lapindo Brantas Inc. dan PT Minarak Lapindo Jaya kepada negara.

Baca Selengkapnya

Minarak Group Kaji Temuan Logam Tanah Jarang Lumpur Lapindo

23 Januari 2022

Minarak Group Kaji Temuan Logam Tanah Jarang Lumpur Lapindo

Minarak Group ikut merespons temuan Kementerian ESDM terkait potensi logam tanah jarang atau Rare Earth Element di lokasi lumpur Lapindo, Sidoarjo, Jawa Timur.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Lapindo Berkomitmen Lunasi Utang kepada Pemerintah

15 Juli 2019

Sri Mulyani: Lapindo Berkomitmen Lunasi Utang kepada Pemerintah

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan bakal terus berkomunikasi dengan duo Lapindo terkait dengan utang mereka.

Baca Selengkapnya

Utang Lapindo Jadi Rp 1,76 T, Pemerintah Tutup Pintu Negosiasi

14 Juli 2019

Utang Lapindo Jadi Rp 1,76 T, Pemerintah Tutup Pintu Negosiasi

Secara aturan, pemerintah tidak mungkin melakukan negoisasi dengan Lapindo terkait utang-utangnya itu.

Baca Selengkapnya

Sampai Jatuh Tempo, Lapindo Baru Bayar Utang Rp 5 M ke Pemerintah

12 Juli 2019

Sampai Jatuh Tempo, Lapindo Baru Bayar Utang Rp 5 M ke Pemerintah

Utang keseluruhan Lapindo Brantas dan Minarak Lapindo Jaya ke pemerintah mencapai Rp773,38 miliar.

Baca Selengkapnya

Kemenkeu: Utang Lapindo Rp 773,38 M Belum Termasuk Bunga

26 Juni 2019

Kemenkeu: Utang Lapindo Rp 773,38 M Belum Termasuk Bunga

Kemenkeu bakal mengundang Lapindo untuk membahas mengenai adanya klaim piutang mereka senilai tembus US$ 138 juta atau Rp 1,9 triliun ke pemerintah.

Baca Selengkapnya

Lapindo Brantas Tagih Balik Piutang 1,9 T, Ini Respons Kemenkeu

25 Juni 2019

Lapindo Brantas Tagih Balik Piutang 1,9 T, Ini Respons Kemenkeu

Kemenkeu bakal mengecek kabar bahwa Lapindo Brantas, Inc. dan PT. Minarak Lapindo Jaya yang mengklaim memiliki piutang pada pemerintah Rp 1,9 triliun.

Baca Selengkapnya

Lapindo Brantas Tagih Balik Piutang Pemerintah Rp 1,9 Triliun

25 Juni 2019

Lapindo Brantas Tagih Balik Piutang Pemerintah Rp 1,9 Triliun

Lapindo Brantas Inc dan PT Minarak Lapindo Jaya menyatakan bakal melunasi utangnya kepada pemerintah yang sebesar sekitar Rp 773 miliar dengan syarat.

Baca Selengkapnya

Beri Izin Lagi, ESDM: Lapindo Brantas Berikan Tawaran Terbaik

3 Agustus 2018

Beri Izin Lagi, ESDM: Lapindo Brantas Berikan Tawaran Terbaik

ESDM memiliki sejumlah alasan hingga akhirnya merestui perpanjangan izin eksplorasi dan ekspolitasi bagi Lapindo Brantas, Blok Brantas, Sidoarjo

Baca Selengkapnya