Mata uang rupiah yang baru usai diluncurkan oleh Presiden Joko Widodo di Gedung Bank Indonesia, Jakarta, 19 Desember 2016. Untuk pecahan kertas, Rp 100.000 bergambarkan Ir Soekarno dan Moh. Hatta), Rp 50.000 (gambar utama Ir. H. Djuanda Kartawidjaya), Rp 20.000 (gambar utama G.S.S.J Ratulangi), Rp 10.000 (gambar utama Frans Kaisiepo), Rp 5.000 (gambar utama K.H Idham Chalid), Rp 2.000 (gambar utama Mohammad Hoesni Thamrin) dan Rp 1.000 (gambar utama Tjut Meutia). TEMPO/Subekti
TEMPO.CO, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat berakhir melemah pada perdagangan hari ini, Senin, 6 November 2017. Rupiah ditutup melemah 26 poin atau 0,19 persen ke level Rp 13.524 per dolar Amerika.
Sepanjang perdagangan hari ini, rupiah bergerak di kisaran Rp 13.517-13.546 per dolar Amerika. Pelemahan rupiah terjadi di saat indeks dolar Amerika terkoreksi, masih diperdagangkan di kisaran level tertingginya dalam tiga bulan, menyusul rilis data ekonomi terbaru Amerika.
Indeks dolar Amerika, yang mengukur kekuatan kurs dolar Amerika terhadap sejumlah mata uang utama, terpantau melemah 0,1 persen atau 0,009 poin ke level 94,932 pada pukul 4.55.
Sedangkan mata uang Asia lain, selain rupiah, terpantau bergerak bervariasi terhadap dolar Amerika dengan penguatan tertajam dialami renminbi Cina, yang terapresiasi 0,08 persen, sementara pelemahan terdalam dialami rupee India, yang melemah 0,21persen.
Wamenkeu Suahasil Nazara Soroti 3 Faktor Penting dalam Ekonomi RI, Suku Bunga hingga Kurs Rupiah
1 hari lalu
Wamenkeu Suahasil Nazara Soroti 3 Faktor Penting dalam Ekonomi RI, Suku Bunga hingga Kurs Rupiah
Wamenkeu Suahasil Nazara menyoroti tiga faktor yang menjadi perhatian dalam perekonomian Indonesia saat ini. Mulai dari suku bunga yang tinggi, harga komoditas, hingga nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.