Proses Perizinan Dipangkas, Ranking Kemudahan Berbisnis Naik

Jumat, 3 November 2017 13:20 WIB

Indonesia Buka Peluang Investasi Transportasi

TEMPO.CO, Jakarta - Kenaikan peringkat kemudahan berbisnis Indonesia tak lepas dari keberhasilan pemerintah daerah menyederhanakan prosedur perizinan. Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu DKI Jakarta Edy Junaedi menyebut penyederhanaan proses dan prosedur perizinan dilakukan dengan menghapus izin yang tidak lagi relevan.

Edy menyebut, pada 2015, terdapat 518 jenis izin/non-izin dan berkurang menjadi 476 jenis izin/non-izin. Angka ini kemudian berkurang hingga menjadi hanya 269 jenis izin/non-izin pada 2017. "Jenis izin/non-izin akan terus kami sederhanakan dengan target menjadi kurang dari 200 jenis izin/non-izin pada 2018," ujarnya, seperti dikutip dari rilis, Jumat, 3 November 2017.

Baca: Peringkat Kemudahan Berbisnis Naik, Menperin Atur Strategi

Pernyataan Edy menanggapi laporan Bank Dunia tentang kemudahan berusaha atau Ease of Doing Business (EODB) di Indonesia naik 19 peringkat menjadi posisi ke-72 dari 190 negara yang disurvei. Pada EODB 2017, posisi Indonesia berhasil naik 15 peringkat dari 106 menjadi peringkat 91. Dengan demikian, dalam dua tahun terakhir, posisi Indonesia telah naik 34 peringkat. Sebelum EODB 2017, posisi Indonesia berkisar antara peringkat 116-129.

Lebih jauh, Edy menjelaskan, sedikitnya ada dua hal utama yang banyak disumbang dari Dinas Penanaman Modal Jakarta untuk dua dari sepuluh indikator EODB. Dua indikator itu adalah Indikator Memulai Usaha dan Indikator Mengurus Izin Mendirikan Bangunan di Jakarta dan Surabaya.

Kedua kota bisnis terbesar di Indonesia ini, kata Edy, menjadi lokasi perhitungan yang dilakukan Bank Dunia dengan asumsi, kriteria, metodologi, dan definisi tertentu untuk mengetahui peringkat EODB pada 190 negara di dunia. Adapun bobot penilaian Kota Jakarta sebesar 78 persen dan Surabaya 22 persen.

Karena itu, kata Edy, Dinas Penanaman Modal Jakarta mengklaim telah berkontribusi atas naiknya peringkat kemudahan berbisnis Indonesia. "Kenaikan peringkat tersebut merupakan apresiasi bagi kerja nyata yang kami lakukan selama ini," tuturnya.

Berita terkait

Skandal Bank Dunia, Jubir Luhut Bantah EODB jadi Alasan Penyusunan Omnibus Law

18 September 2021

Skandal Bank Dunia, Jubir Luhut Bantah EODB jadi Alasan Penyusunan Omnibus Law

Juru Bicara Menko Kemaritiman dan Investasi, Jodi Mahardi, merespons ditemukannya skandal Ease of Doing Business (EODB) Bank Dunia.

Baca Selengkapnya

Ada Skandal EODB, Pemerintah Diminta Ubah Acuan Keberhasilan Iklim Investasi

18 September 2021

Ada Skandal EODB, Pemerintah Diminta Ubah Acuan Keberhasilan Iklim Investasi

Bhima Yudhistira meminta pemerintah mengubah indikator target keberhasilan investasi pasca-terkuaknya skandal EODB.

Baca Selengkapnya

Bank Dunia Setop Laporan Kemudahan Berusaha Akibat Skandal, Bahlil: Ya, Gitu Deh

17 September 2021

Bank Dunia Setop Laporan Kemudahan Berusaha Akibat Skandal, Bahlil: Ya, Gitu Deh

Menteri Investasi Bahlil Lahadalia menanggapi penghentian laporan kemudahan berusaha atau ease of doing business (EODB) oleh Bank Dunia.

Baca Selengkapnya

Eks Bos Bank Dunia Diduga Tekan Staf untuk Naikkan Peringkat Cina

17 September 2021

Eks Bos Bank Dunia Diduga Tekan Staf untuk Naikkan Peringkat Cina

Direktur Pelaksana IMF Kristalina Georgieva diduga saat menjabat di Bank Dunia menekan staf untuk mengubah peringkat laporan Kemudahan Berbisnis.

Baca Selengkapnya

Bahlil Yakin Kemudahan Berusaha di RI Naik ke Peringkat 60: Tergantung Lobi-lobi

30 Agustus 2021

Bahlil Yakin Kemudahan Berusaha di RI Naik ke Peringkat 60: Tergantung Lobi-lobi

Menteri Investasi Bahlil Lahadalia yakin target kemudahan berusaha atau Ease of Doing Business bisa naik ke peringkat 60 pada tahun ini.

Baca Selengkapnya

BPN Jawab Isu Penarikan Sertifikat untuk Diubah jadi Sertifikat Tanah Elektronik

4 Februari 2021

BPN Jawab Isu Penarikan Sertifikat untuk Diubah jadi Sertifikat Tanah Elektronik

BPN menjawab isu penarikan sertifikat tanah asli seiring penerbitan sertifikat tanah elektronik yang ramai dibicarakan belakangan ini.

Baca Selengkapnya

Ini Sebab Faisal Basri Sebut Omnibus Law Tak Atasi Akar Masalah Utama Investasi

24 Oktober 2020

Ini Sebab Faisal Basri Sebut Omnibus Law Tak Atasi Akar Masalah Utama Investasi

Faisal Basri mengkritik pemerintah yang berkukuh menggunakan Omnibus Law UU Cipta Karya sebagai alat untuk menarik investasi datang ke Tanah Air.

Baca Selengkapnya

Survei TMF: Indonesia Jadi Negara Paling Rumit untuk Urusan Bisnis

17 Oktober 2020

Survei TMF: Indonesia Jadi Negara Paling Rumit untuk Urusan Bisnis

Indonesia menduduki peringkat pertama negara yang paling rumit untuk urusan bisnis.

Baca Selengkapnya

Ekonom HSBC: Investor Global Pantau Perkembangan Omnibus Law RI

16 September 2020

Ekonom HSBC: Investor Global Pantau Perkembangan Omnibus Law RI

Chief Economist ASEAN di HSBC Joseph Incalcaterra menyoroti Rancangan Undang-Undang atau RUU Omnibus Law Cipta Kerja yang sedang dibahas di DPR.

Baca Selengkapnya

BKPM Pangkas Izin Usaha, Dongkrak Peringkat Kemudahan Berbisnis

5 Maret 2020

BKPM Pangkas Izin Usaha, Dongkrak Peringkat Kemudahan Berbisnis

BKPM memangkas perizinan usaha dari 11 menjadi 3 prosedur saja.

Baca Selengkapnya