Startup Bak Cendawan di Musim Hujan
Kamis, 2 November 2017 12:49 WIB
INFO BISNIS- Dunia bisnis butuh ekosistem yang mendukung. Tak terkecuali bagi perusahaan rintisan (startup company). Karena dengan dukungan pemerintah dan sektor swasta, pada 2020 mendatang, perusahaan perintis akan meledak atau booming. Tiga tahun mendatang diperkirakan akan ada 13 ribu perusahaan perintis. Angka itu memang masih jauh dari Amerika Serikat, tapi sudah melebihi negara maju seperti Inggris atau Kanada sekalipun.
Data dari startupranking.com mencatat, Indonesia berada di peringkat tiga dunia dengan jumlah perusahaan perintis mencapai 1.569. Peringkat pertama ditempati Amerika Serikat dengan 37.488 perusahaan perintis dan India dengan 3.955 startup. Beberapa sektor yang akan berkembang adalah perusahaan perintis di bidang e-commerce dan teknologi keuangan (financial technology). Sektor lain yang juga akan berkembang seiring perkembangan bisnis tersebut adalah sektor logistik sehingga perusahaan perintis yang mau terjun ke bidang ini punya kesempatan besar untuk maju.
Dari sisi kepercayaan investor terhadap pelaku usaha rintisan tersebut Indonesia mengalami pertumbuhan positif. Riset dari Google dan AT Kearney, perusahaan konsultan dunia menyebut nilai investasi terhadap perusahaan rintisan Indonesia melonjak dari US$ 44 juta pada 2012, menjadi US$ 1,4 miliar pada akhir 2016 dan terus menanjak hingga US$ 3 miliar pada Agustus 2017. Ini tentu menjadi angin segar bagi pengusaha yang berkutat di bidang ekonomi kreatif berbasis digital. Sektor e-commerce dan transportasi tercatat memperoleh kemajuan pesat sehingga investor modal ventura percaya pada peluang yang ada di Indonesia saat ini.
Beberapa faktor yang menyebabkan potensi industri startup di Indonesia menjanjikan adalah pasar yang besar karena jumlah penduduk Indonesia lebih dari 250 juta jiwa. Selain itu kelas menengah yang terus tumbuh dan bertambah, serta generasi milenial dan generasi Z yang melek teknologi membuat produk dari perusahaan rintisan punya potensi besar digunakan oleh ceruk pasar ini.
Di sisi lain, potensi itu harus dibarengi dengan penyediaan sumber daya manusia bertalenta tinggi dan kreatif agar bisa memenuhi permintaan pasar. Investor modal ventura melihat pasar Indonesia lebih prospektif meskipun saat ini investasi modal ventura lebih besar ke Singapura. Pada 2016, angka investasi di Asia Tenggara mencapai US$ 6,8 miliar. Singapura menjadi negara tujuan penanaman modal terbesar dengan persentase 41 persen dan disusul Indonesia di angka 19 persen.
Peluang itu juga dilihat oleh Ideabox. Perusahaan bentukan Indosat Ooredoo, Kejora, dan Mountain Partners, setelah tiga tahun merilis program percepatan bisnis, kini Ideabox Venture fokus membiayai perusahaan rintisan teknologi.
Di tahap awal Ideabox menyediakan dana investasi hingga US$ 500 ribu untuk perusahaan perintis teknologi. Ideabox Ventures akan membantu perusahaan perintis layak secara bisnis. Ideabox Ventures juga menyediakan dukungan ke pasar dan membantu mereka memperbesar skala bisnis melalui penyediaan fasilitas, sesi mentoring, dan akses ke sejumlah investor.
Dengan ekosistem yang mendukung seperti itu, booming perusahaan perintis memang sudah di depan mata. (*)