TEMPO Interaktif, Jakarta:Pemerintah menyiapkan insentif untuk investor kilang untuk meningkatkan ketahanan pasokan bahan bakar minyak (BBM) dalam negeri. Direktur Jenderal Minyak dan Gas Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral, Luluk Sumiarso mengatakan permohonan insentif telah diajukan ke ke Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM). "Itu sudah kami bicarakan dengan BKPM," kata Luluk di Jakarta, Senin. Bentuk insentif itu, menurut dia, adalah pembebasan pajak dalam masa pembangunan kilang. "BKPM sangat mendukung," ujarnya. Pemberian insentif ini berlaku untuk semua investor. Alasannya, tidak cuma PT Pertamina (Persero), tapi kini banyak pengembang tertarik membangun kilang. Kilang-kilang yang sudah ada saat ini, dimiliki dan dikelola oleh Pertamina. Saat ini Pertamina memiliki tujuh unit kilang dengan kapasitas 1.051 juta barel per hari, antara lain, kilang Cilacap yang berkapasitas 348 ribu barel per hari, dan kilang Balikpapan 260 ribu barel per hari. Saat ini, ada sembilan proyek kilang yang masih menunggu kebijakan pemerintah untuk memulai pembangunannya. Satu di antaranya adalah proyek kilang Selayar di Sulawesi Selatan. Proyek ini digarap oleh investor Kuwait bekerja sama dengan Pertamina. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, saat berkunjung ke Sulawesi Selatan, mendesak pembangunan segera dilaksanakan. Kilang ini diharapkan bisa menjaga ketahanan dan memperlancar distribusi BBM di Indonesia Timur. Tapi, sampai saat ini, proyek belum terealisasi. Bahkan, dikabarkan investor Kuwait berniat mundur dari proyek ini. Alasannya, biaya pembangunan terlalu mahal dengan melonjaknya harga minyak dunia. Namun, informasi ini dibantah Direktur Hilir Departemen Energi Erie Sudarmo. "Kami belum menerima pernyataan resmi dari investor Kuwait," kata Erie kepada Tempo. Selama belum ada pernyataan berupa surat resmi, pemerintah menganggap proyek ini jalan terus. Investor Kuwait, kata dia, saat itu berjanji akan memberikan harga crude yang murah. Saat dikonfirmasi, Direktur Pengolahan Pertamina, Suroso Atmomartoyo mengatakan, negosiasi dengan investor Kuwait masih terus dilakukan. "Kami sudah siap, tinggal menunggu mereka. Mereka meminta insentif," katanya. NIEKE INDRIETTA