Pembayaran Non Tunai Berlaku, Solo Ngawi Tetap Rekrut 150 Pegawai
Reporter
Dinda Leo Listy (Kontributor)
Editor
Dewi Rina Cahyani
Selasa, 31 Oktober 2017 15:03 WIB
TEMPO.CO, Jakarta -PT Solo Ngawi Jaya berjanji tak akan memecat pegawai yang terdampak transaksi pembayaran non tunai di gerbang tol Solo-Ngawi-Kertosono. Sebaliknya perusahaan akan merekrut 150 orang pegawai baru bila jalan tol ini beroperasi. PT Solo Ngawi Jaya adalah pemegang konsesi jalan tol sepanjang 90,25 kilometer itu.
Menurut Direktur Utama PT Solo Ngawi Jaya (SNJ), David Wijayatno, pemberlakuan gerbang tol otomatis (GTO) di seluruh pintu tol Solo-Ngawi tidak menghapus peranan manusia sebagai tenaga kerja. “Meski gerbang tolnya otomatis (transaksi menggunakan kartu uang elektronik, e-Money), nanti tetap ada petugas yang disiagakan untuk membantu pengguna jalan jika ada kendala atau masih kesulitan dengan sistem baru ini,” kata David di kantornya di wilayah Kelurahan Tipes, Kecamatan Serengan, Kota Surakarta, pada Selasa, 31 Oktober 2017.
David mengatakan, keberadaan gerbang tol otomatis hanya menggeser petugas yang semula melayani transaksi tunai di pintu tol ke bagian lain yang masih membutuhkan tambahan tenaga kerja. Jika tol Solo-Ngawi sudah beroperasi, dia memperkirakan kebutuhan tenaga kerjanya mencapai sekitar 150 orang. “Mulai dari petugas pelayanan transaksi, petugas patroli, satpam, dan lain-lain,” kata David.
Ihwal perekrutan tenaga kerja untuk tol Solo-Ngawi akan ditangani oleh PT Jasa Layanan Operasi (JLO). PT JLO merupakan kelompok usaha PT Jasa Marga dengan kegiatan usaha yang berkaitan dengan pengoperasian jalan tol.
Pekerjaan konstruksi jalan tol Solo - Ngawi ditargetkan selesai pada Desember 2017 dan segera dioperasikan pada 2018. Pada tahap awal operasi, tol yang menghubungkan Jawa Tengah dan Jawa Timur tersebut memiliki lima gerbang, yaitu gerbang Ngasem (Kartasura, Kabupaten Sukoharjo), Klodran (Kota Surakarta), Kebakkramat (Kabupaten Karanganyar), Sragen, dan Ngawi.
Tiap gerbang memiliki empat sampai lima pintu masuk dan keluar. Hanya gerbang Klodran yang memiliki tiga pintu masuk dan tiga pintu keluar. “Sistemnya tertutup. Jadi di pintu masuk nge-tap (menempelkan kartu e-Money) untuk merekam kendaraan dari golongan berapa dan masuk dari gerbang mana. Mau keluar nge-tap lagi, baru terpotong saldonya untuk membayar,” kata David.
David menambahkan, potongan saldo kartu e-Money tersebut tergantung dari jarak tempuh si pemilik. “Kalau dekat murah, jauh ya mahal. Tarifnya berapa per kilometer, nanti dihitung pemerintah. Biasanya (pengumuman tarif) baru disampaikan menjelang tol dioperasikan,” kata David.
Sembari menunggu pekerjaan konstruksi tol Solo-Ngawi selesai, sepanjang November dan Desember, PT SNJ akan gencar mensosialisasikan penerapan sistem pembayaran non tunai kepada masyarakat. Pada tahap awal operasi tol Solo - Ngawi, PT SNJ juga meminta perbankan penerbit uang elektronik melakukan penjualan di gerbang-gerbang tol.
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Surakarta, Bandoe Widiarto, mengatakan meski tol Solo - Ngawi belum dioperasikan, pihak perbankan di Solo dan sekitarnya sudah siap melayani masyarakat yang membutuhkan kartu e-Money. “Bisa ke bank atau retailer. Sementara ada enam bank yang sudah siap,” kata Bandoe. Enam bank itu di antaranya Bank Jateng, BRI, BNI, Mandiri, BTN, dan BCA.