Wakil Gubernur DKI Jakarta Terpilih, Sandiaga Uno, resmi membuka perdagangan saham hari ini dan meluncurkan program OK OCE (One Kecamatan One Center for Entrepreneurship) Stock Center yang telah diresmikan pada April 2017 lalu di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, 2 Juni 2017. Dalam pembukaan, Sandi berharap IHSG bisa terus naik sehingga bisa mencapai 6.100. Tempo/Tony Hartawan
TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI) Tito Sulistio menyebut tahun politik 2018 tidak akan mempengaruhi Indeks Saham Harga Gabungan atau IHSG di pasar bursa. Ia meminta masyarakat melihat tahun-tahun politik sebelumnya sebagai referensi tren kenaikan dan penurunan indeks saham.
"Tahun 2014, 2009, demo 212, dan saat Ahok ditangkap, tidak ada penurunan indeks saham. Saya bisa kasih datanya," ujar Tito saat menghadiri acara Economic & Capital Market Outlook 2018 di Financial Hall, Jakarta, Selasa, 31 Oktober 2017.
Tito bahkan mengatakan di tahun politik sebelumnya justru ada beberapa saham mengalami kenaikan. Sehingga, ia menyimpulkan, faktor politik tidak ikut mempengaruhi kondisi indeks saham di Indonesia.
"Ibarat ada teroris tembak-tembakan, tukang air minum dan sate tetap aja jualan. Sama kayak indeks saham," tuturnya.
Namun, menurut Tito, jika terjadi fenomena global financial (kondisi keuangan global), hal tersebut akan banyak mempengaruhi kondisi indeks saham.
Terkait dengan prediksi indeks saham menyentuh angka 7.000, Tito menolak berkomentar. Menurut dia, hal tersebut merupakan sesuatu yang sulit diprediksi. "Kalau saya tahu, mungkin saya jadi orang terkaya saat ini," ucapnya.
Sebelumnya, IHSG berhasil menembus angka 6.000. Angka ini merupakan rekor baru karena menjadi angka tertinggi sepanjang sejarah.
Tito mengklaim kenaikan tersebut disebabkan oleh kuatnya pasar domestik.