JATAM: Pisang dan Udang di Sulawesi Tengah Terkontaminasi Merkuri
Reporter
Imam Hamdi
Editor
Martha Warta
Selasa, 10 Oktober 2017 09:20 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Jaringan Advokasi Tambang Nasional mengungkapkan temuan kandungan merkuri pada pisang dan udang yang dihasilkan dari kawasan sekitar penambangan emas di Pobaya, Palu, Sulawesi Tengah.
Koordinator Jatam Nasional Merah Johansyah Islamil mengatakan berdasarkan riset dari 22 pangan yang terkontaminasi merkuri, kedua makanan tersebut yang paling mengandung merkuri.
Riset pangan dilakukan pada Juli 2016, melalui riset mercury contamination levels ini small-scale gold mining areas in Indonesia. "Pisang dan udang sangat tinggi kandungan merkurinya di Pobaya. Ini karena imbas penambangan emas yang menggunakan merkuri dalam mengolahnya," kata Merah Johansyah di Jakarta, Senin, 5 Oktober 2017.
Selain itu, sedikitnya 400 ribu jiwa masyarakat Kota Palu hidup dalam paparan limbah berbahaya dan beracun merkuri dan sianida atas aktivitas tambang emas di Blok Poboya. Paparan merkuri tertinggi mencapai 17,62 ng/mg dan mencapai radius 7 km dari lokasi penambangan. "Sudah melebihi indek polusi WHO (Badan Kesehatan Dunia)
Lebih jauh ia menuturkan sumber air minum warga Kota Palu juga tercemar merkuri dan sianida. Tujuh daerah aliran sungai seluas 90.355 hektar yang merupakan sumber air minum warga Palu dalam konsesi kontrak karya Cita Palu Mineral. Daerah aliras sungai tersebut merupakan resapan air yang mencakup 15 kelurahan.
"Ini sudah melanggar UU tentang sumber daya air (karena dikelola perusahaan swasta)," ucapnya.
Jatam mendesak pemerintah untuk segera memoratorium tambang emas di seluruh Indonesia. Menurutnya, tambang emas merupakan sumber dari malapetaka bagi lingkungan dan manusia.
"Bahkan, dampak merkuri dari tambang emas bisa merusak generasi penerus bangsa. Kalau 400 ribu warga palu idiot semua bahaya. Sebab, kandungan merkuri bisa melemahkan daya pikir."
IMAM HAMDI